{visibility: hidden; }

1/22/2009 07:09:00 PM Edit This 0 Comments »

STRATEGI SUKSES

1/18/2009 03:03:00 AM Edit This 0 Comments »

Faktor apakah yang membuat seseorang bisa sukses

dalam karier dan atau bisnis? Mengapakah ada orang yang

telah bekerja berbelas bahkan berpuluh tahun tanpa mendapatkan

peningkatan karier dan penghasilan yang berarti, sedangkan ada

orang yang hanya dalam beberapa tahun saja telah mendapatkan

posisi karier dan penghasilan yang tinggi?

Itulah pertanyaan yang jawabannya sudah saya coba carikan ja-

wabannya selama bertahun-tahun dan yang hasilnya serta contoh-

nya akan saya jabarkan dalam buku ini.

"Success follows attitude",

adalah kesimpulan yang bisa saya

tarik setelah berinteraksi interrelasi dengan sedemikian banyak

orang selama saya menjadi konsultan dan pelatih manajemen bisnis.

Kesimpulan itu saya ambil setelah saya bertemu dan bertukar

pikiran dengan banyak orang dari segala level dan strata, mulai

dari kaum orang miskin sampai orang kaya, dari buruh sampai

manajemen puncak, dari pengusaha kecil dan koperasi sampai

pengusaha besar.

Jika seseorang ingin sukses dengan kemampuan dan fasilitasnya

sendiri

(self-made person),

maka faktor paling dominan yang diper-

lukannya untuk mendorong mepengaruhi sukses adalah perilaku

atau karakternya.

Faktor kedua ialah pergaulan yang luas dan kondusif, sehingga

hal itu bisa menciptakan peluang bisnis yang memudahkan dirinya

mencapai sukses.

Seperti yang saya temukan, dalam banyak kisah sukses, keber-

hasilan seseorang tidak terjadi di ruang vakum. Hampir semuanya


STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

X

melibatkan pihak ketiga, yaitu kenalan, teman atau bahkan

'malaikat penolong' atau 'Kui Jin' menurut istilah orang Hokian.

Bahkan kalau kita amati lebih dekat, para pengusaha besar atau

eksekutif perusahaan besar mendapatkan proyek atau peluang bisnis

bukanlah dari strategi pemasaran atau proposal bisnis formal, me-

lainkan dari

lobbying

sambil bermain golf atau aktivitas non-bisnis

(head-hunter

atau

executive-search

paham betul apa yang saya maksud,

bahwa jika ada eksekutif puncak yang digaji miliaran rupiah

setahun, bukanlah semata-mata karena gelar akademis atau kom-

petensi teknisnya, melainkan karena mereka mempunyai akses

atau

networking

ke banyak VIP di negara ini untuk memudahkannya

mendapat proyek kakapj.

Bahkan di suatu kompleks perumahan mewah di area Jakarta

Utara, para warga yang mayoritas adalah pengusaha atau eksekutif

puncak perusahaan, mendapatkan order bisnis dari sesama me-

reka. Sambil berkaraoke atau

barbeque

bersama, mereka telah meng-

ikat komitmen untuk saling membantu bisnis masing-masing

dengan membeli dari sesama anggota kelompok selama memung-

kinkan.

Itulah dua faktor vital yang berguna untuk kesuksesan dalam

karier maupun bisnis: Karakter Positif dan Pergaulan yang Kon-

dusif.

Namun sayang, bagi orang yang hanya bermodalkan karakter

namun dan tidak mempunyai modal uang atau fasilitas, memang

mempunyai kendala untuk bergaul dengan kalangan yang kondusif

terhadap sukses, yaitu kepada orang-orang yang telah sukses atau

setidaknya yang bisa membantunya menuju sukses, mengapa?

Karena orang-orang dengan kriteria seperti itu tentunya berada di

lingkungan tertentu yang eksklusif, seperti di lapangan golf, di

klub kebugaran mewah, di Merchantile Club, di Rotary Club, di

Lion's Club, dan tempat-tempat bergengsi lainnya, yang untuk

memasukinya bukan hanya memerlukan karakter positif, melainkan

juga reputasi dan uang!

Seperti kata pepatah,

"Success breeds success",

saya juga bisa

mengatakan bahwa

"Money breeds money!",

bahwa kalau kita s,udah


PROLOG

xi

sukses, maka untuk menjadi lebih sukses adalah pekerjaan mudah

serta alamiah. Demikian juga, jika kita telah mempunyai banyak

uang, maka untuk mendapatkan lebih banyak uang lagi adalah

pekerjaan mudah karena lebih banyak alternatif investasi menjadi

lebih banyak. Sebaliknya, jika kita masih miskin atau masih menjadi

'nobody',

maka segala hal tampaknya tertutup dan sukar. Orang

kaya hanya mau bergaul dengan orang kaya. Orang besar hanya

mau bergaul dengan orang besar. Sehingga konsekuensi logisnya

ialah orang kaya akan menjadi semakin kaya. Sedangkan orang

miskin atau orang kecil—karena hanya berani dan bisa bergaul

dengan orang kecil dan atau orang miskin juga yang mungkin

saja saling menyusahkan (minta pertolongan)—akan tetap miskin

atau kecil, bahkan bisa saja menjadi bertambah miskin.

Memang ironis dan nampak tidak adil, namun demikianlah

hu-kum hidup. Seperti satu ayat yang pernah saya baca dalam

Matius 25:29, yang berbunyi,

"Karena setiap orang yang mempunyai,

kepadanya akan diberi, sebingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang

tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari

padanya."

HUH!

Tentu saja dalam segala hal bisa terjadi pengecualian. Bisa saja

seseorang yang tidak mempunyai pergaulan sukses, serta tidak

mempunyai karakter sukses, namun entah bagaimana caranya ia

bisa juga mencapai sukses.

Atau bisa saja seseorang telah mempunyai karakter sukses serta

pergaulan yang kondusif, namun entah bagaimana tetap saja ia

tidak bisa mendapat peluang dan atau tidak bisa mengelola ke-

sempatan yang ada menjadi sukses.

Atau bisa saja seseorang yang telah mencapai sukses seperti

yang diidamkan mendadak menjadi gagal total karena satu sebab

tertentu.

Semua hal itu adalah kekecualian, yang mungkin menyangkut

satu faktor yang dinamakan nasib.

Namun inti pelajaran kita kali ini ialah bahwa bagaimana kita

bisa mencapai sukses karier dan atau bisnis dengan modal dasar


xii STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

karakter atau perilaku positif kita, serta menciptakan peluang agar

kita bisa mencapai sukses seperti yang kita inginkan.

Saya teringat, pada suatu hari, ketika sedang pergi menuju

perusahaan

client

di Surabaya, saya berbincang-bincang dengan

pengemudi yang menjemput saya dari bandara. la menceritakan

bahwa ia dan direktur utama perusahaan

client

saya itu awalnya

adalah setingkat. la melamar dan bekerja sebagai pengemudi, dan

rekannya itu melamar dan bekerja sebagai teknisi. Mereka sama-

sama mempunyai pendidikan yang setara, hanya saja ia dari sekolah

menengah atas (SMA), sedangkan rekannya itu berasal dari sekolah

teknik menengah atas (STMA). Sampai hari ini, mereka telah

bekerja di perusahaan

client

saya tersebut selama lebih dari 15

tahun. Bedanya, ia sampai sekarang masih menjadi pengemudi

senior, sedangkan rekannya itu telah menjadi direktur utama.

Saya sangat tertarik mendengarkan ceritanya, dan menggalinya

lebih dalam dengan bertanya,

"Mengapa bisa demikian? Apakah

yang membuat perbedaan hasil sedemikian mencolok, padahal kalian

memulai dengan modal yang hampir samaP"

la menjawab,

"Ya, itu masalah nasib, Pak. Darah kami berbeda.

Beliau berdarah orang besar sehingga bernasib baik, sedangkan saya

berdarah orang kecil",

saya menyahut setengah bergurau,

"Ah, mana

ada hal seperti itu? Darah kita kan sama-sama merah. Tuhan men-

ciptakan kita dengan potensi yang sama, masa ada darah orang besar

dan darah orang kecil?"

la tampak serius,

"Sungguh, Pak, itulah

ajaran orang tua saya, bahwa kami ini memang berdarah orang kecil.

Dari kakek saya, ayah dan saudara-saudara saya memang hanya

menjadi orang kecil sejak dahulu kala. Sehingga kami diajar agar tidak

berkeinginan macam-macam supaya tidak stress, melainkan harus bersyukur

jika telah mempunyai penghasilan yang lumayan!"

Sebagai penulis dan

public motivator,

saya sangat tidak puas dan

prihatin dengan jawaban pengemudi itu. Sehingga saya terketuk

untuk memberi nasihat guna meluruskan pengajaran atau filosofi

hidup yang saya anggap salah itu. Namun sayangnya, sampai

kami tiba di tempat tujuan, ia tetap bersikukuh terhadap

pendiriannya dengan mengatakan,

"Saya puas dengan keadaan saya


PROLOG

xiu

sekarang, Sekalipun hanya sebagai sopir, kami mempunyai kehidupan

yang tenteram, cukup makan cukup pakaian. Setiap hari bisa santai

ngobrol atau main catur bersama tetangga."

Sebenarnya saya ingin membantah pendapatnya, namun saya

sadar bahwa itu bukanlah wewenang atau hak saya. Namun de-

mikian, selama saya berada di perusahaan

client,

saya mencari tahu

tentang latar belakang karier direktur utama perusahaan itu, apakah

benar seperti yang diceritakan pengemudi yang menjemput saya.

Apakah benar bahwa ia memulai karier dari level bawah sampai

'bernasib baik' bisa menjadi pimpinan tertinggi perusahaan besar

menggantikan anggota keluarga yang sebelumnya menjabat?

Tahukah saudaraku, apa yang saya temukan tentang pribadi

atau karakter orang itu?

Ternyata memang benar bahwa ia memulai karier dari posisi

teknisi. Namun karena ia sangat kompeten, teliti, rajin, mau

belajar hal-hal baru, ringan tangan membantu teman-temannya

dari bidang pekerjaan yang lain, serta mempunyai inisiatif dan

ide-ide untuk memperbaiki peralatan atau cara kerja agar menjadi

lebih berguna, maka kariernya cepat menanjak. Sampai suatu

hari, ketika pimpinan perusahaan yang lama harus menangani

perusahaan lain yang lebih besar dan butuh memerlukan

penggantinya, ia yang dipilih, dengan alasan bahwa ialah orang

yang paling tahu dan paling menguasai operasional perusahaan

ini secara detail. la tidak hanya kompeten dan

all-round performer,

karakternya juga bagus, sehingga disukai dan didukung oleh

banyak orang.

Nah, pertanyaan saya: Apakah jabatan direktur utama itu di-

peroleh karena faktor nasib baik, faktor darah orang besar, ataukah

karena faktor perilaku yang kondusif terhadap sukses?

Saya mengerti bahwa agak sulit bagi anda untuk memutuskan

apakah contoh sukses di atas berkenaan dengan faktor perilaku,

atau nasib baik, atau kombinasi keduanya, karena dalam realitas

memang jarang kita temui ekstrem hitam-putih nasib-perilaku,

melainkan sering kali kombinasi dari keduanya atau bahkan ada

faktor tambahan lain.


xiv STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

Sekalipun misalnya nasib baik itu memang ada, dan turut

menentukan kesuksesan hidup seseorang, tetap saja nasib baik

memerlukan media atau orang yang tepat untuk mewujudkan

dirinya. Hal ini yang juga akan kita bahas dalam sub-topik

"BAGAIMANA CARA MENGUNDANG 'NASIB BAIK' UNTUK SUKSES".

Oleh karena itu, hanya jika anda setuju dengan premis saya

bahwa,

"Success follows attitude",

maka buku ini memang

untuk anda, sebagai seorang kandidat sukses. Namun jika anda

tidak sepakat, maka sebaiknya anda berhenti membaca buku ini

karena apa yang akan saya jabarkan serta apa yang akan disaksikan

oleh para narasumber buku ini tentang sukses, tidak ada gunanya

lagi.

Motivasi saya dan kesebelas kontributor untuk isi di dalam

menulis buku "STRATEGI SUKSES" ini adalah murni berlandaskan

goodwill

untuk turut berpartisipasi di dalam proses pembangunan

masyarakat, dan bangsa, dan masyarakat kita, sekalipun dalam

lingkup yang sempit, yaitu melalui buku.

Saat penulisan buku ini, saya pribadi sangat prihatin terhadap

keadaan pebisnis dan karyawan di negara kita, karena banyak

sekali perusahaan yang sedang dilelang oleh BPPN (Badan

Penyehatan Perbankan Nasional) dan mengajukan permohonan

pailit ke Depnakertrans (Departemen Tenaga Kerja dan

Transmigrasi).

Akibatnya jelas: akan terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja)

massal, yang sesungguhnya merugikan, dan tidak diinginkan oleh

semua pihak. Namun, semua itu telah dan harus terjadi!

Saya mendengar keluhan dan rintihan putus asa banyak karyawan

yang harus keluar dari mess yang telah ditempatinya selama pu-

luhan tahun, karena pabriknya bangkrut, dengan hanya mendapat-

kan uang pesangon yang tidak seberapa. Padahal mereka masih

mempunyai banyak hal yang harus ditanggung hidupnya, misalnya

anak-anak yang masih bersekolah. Jika uang pesangon di-

pergunakan untuk mengontrak rumah, akankah sisa uang yang

tersisa dapat bertahan sampai mendapatkan pekerjaan baru?

Dapatkah mereka bersaing dengan lebih dari 50 juta penganggur

yang juga berebut mencari kerja?


PROLOG

xv

Saya juga mendengar penderitaan pengusaha bersifat baik, yang

telah berusaha mempertahankan eksistensi bisnisnya dengan me-

nambah modal kerja terus-menerus untuk mernbayar biaya opera-

sional, khususnya gaji karyawan, bahkan dengan mencari pinjaman

dan atau menjual harta pribadi; namun pada akhirnya bisnis mereka

tetap saja terpaksa ditutup.

Itu adalah kisah yang biasa terjadi. Masih ada kisah lain yang

lebih buruk seperti misalnya karyawan yang diperlakukan se-

wenang-wenang, yakni dipecat tanpa mendapatkan imbal balas

yang patut, bahkan ada yang tidak mendapatkan pesangon sedikit

pun, karena pimpinan perusahaannya minggat entah ke mana

meninggalkan perusahaan dan pabrik yang telah diagunkan ke

bank.

Juga ada pengusaha baik yang sebelum menutup pabriknya

tetap memberikan uang imbal balas yang patut kepada semua

karyawannya, namun yang didapatkan bukannya ucapan terima

kasih, melainkan caci-maki dan tindakan anarki karyawan yang

tidak kenal budi yang membakar beberapa aset miliknya.

Pertanyaan saya, jika semua keburukan, kerugian, dan pende-

ritaan itu adalah akibat, lantas apakah penyebabnya? Apakah yang

menyebabkan perusahaan rugi atau bangkrut, atau diambil alih

kepemilikan sahamnya oleh investor baru? Apakah yang menye-

babkan karyawan—dari level pelaksana sampai manajemen—dipecat

dari pekerjaaannya, akibat kebangkrutan usaha, dan atau proses

down-sizing

(pengurangan karyawan untuk efisiensi)?

Ada orang yang menjawab,

"Krisis ekonomi".

Ada pula yang

menjawab,

"Persaingan yang semakin ketat,"

serta ada yang menjawab,

"Mismanagement".

Itu adalah jawaban pintar. Secara makro dan umum, saya setuju

dengan jawaban itu. Namun jika saya meminta anda menguraikan

lebih rinci sampai ke akarnya tentang,

"Apakah yang menyebabkan

terjadinya krisis ekonomi, ketidakmampuan bersaing, dan atau mis-

management".

Apakah jawaban anda?

Jika anda menjawab,

"Masalah perilaku individu dan kolektif

yang keliru atau tidak kondusif terhadap sukses karier dan bisnis!",


xvi STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

maka anda bukan sekeadar pintar, melainkan juga cerdas, dan bi-

jaksana.

Saudaraku, ingat premis yang saya nyatakan di atas, bahwa

"Success follows attitude?".

Bukankah jika sukses mengikuti perilaku,

bisa diartikan pula bahwa

"Failure follows attitude, too?",

bahwa

kegagalan itu mengikuti perilaku juga!

Jika anda setuju, berarti dapat kita tarik kesimpulan logis, bah-

wa krisis ekonomi, atau ketidakmampuan bersaing, dan atau mis-

manajemen, semuanya disebabkan karena perilaku yang keliru dari

para pelaku bisnis (karyawan dan pengusaha) atau negara.

Namun agar tidak menyimpang dari konteks, kita tidak mem-

bahas masalah negara atau ekonomi makro agar pembedahan

masalah dapat kita fokuskan kepada bisnis dan profesi.

Mengapa bisnis rugi atau bangkut? Karena tidak mendapatkan

penjualan dan profit yang memadai! Mengapa demikian? Karena

produk/jasa tidak mampu bersaing! Mengapa demikian? Karena

manfaat produk/jasa lebih kecil daripada nilai uang pembeli dan

juga dari manfaat yang diberikan oleh pesaing/kompetitor! Mengapa

demikian? Karena tidak adanya strategi dan program yang me-

madai! Mengapa demikian? Karena tidak mempunyai sumber daya

manusia yang memadai! Mengapa demikian? Karena

mis-mana-

gement!

Mengapa demikian? Karena perilaku pemain bisnis (kar-

yawan dan pengusaha) yang keliru, atau tidak kondusif terhadap

sukses!

Perilaku, sekali lagi, perilaku. Perilaku kitalah yang menentukan

sukses atau gagal. Bukan faktor makro atau nasib, melainkan

perilaku internal, individu maupun organisasi bisnis, yang membuat

bisnis untung atau rugi, dan membuat anda naik karier atau

bahkan dipecat.

Lihatlah di sekitar anda, selama krisis multi dimensional yang

melanda Indonesia, sekalipun banyak perusahaan besar yang gulung

tikar, masuk BPPN, diambil alih kepemilikannya oleh kreditor

dalam dan luar negeri, namun juga banyak pengusaha kecil yang

naik peringkat menjadi skala menengah, dan pengusaha menengah

menjadi pengusaha besar, karena mereka panen raya dapat menjual


PROLOG

xvn

produk/jasa mereka secara menguntungkan dan menghebohkan,

untuk keperluan domestik maupun ekspor.

Tidak ada diskriminasi nasib baik/buruk dalam hal ini,

karena kita semua mengalami jenis krisis yang sama. Yang ber-

beda ialah masalah perilaku pemain bisnisnya. Yang gagal ialah

bisnis yang mengandalkan pasar domestik, proyek pemerintah,

utang dolar pendapatan rupiah, dan bisnis yang boros dan

tambun ('lemak' inefisiensi dan non-meritokrasi), sehingga ketika

nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terdepresiasi hebat,

utang dolarnya telah menguburnya hidup-hidup, dan tidak ada

harapan mendapatkan penghasilan dari dalam negeri, karena

daya beli masyarakat maupun proyek pemerintah merosot drastis.

Sedangkan yang sukses adalah mereka yang berpikir strategis

dan yang mengandalkan kompetensi serta sumber dayanya sendiri

dalam berbisnis, sehingga mereka memilih produk yang berorientasi

ekspor dan atau yang mampu bersaing di pasar domestik, mendanai

pertumbuhan bisnis dari laba ditahan dan bukan dari utang, serta

berperilaku hemat agar bisnisnya beroperasi dengan biaya rendah.

Mereka berperilaku,

"Low profile, high profit!"

Apa pun yang menjadi harapan atau kebutuhan anda dalam

membaca buku ini, apakah untuk sukses karier maupun bisnis,

kami telah menyediakan jawabannya serta beberapa contohnya,

sehingga anda bisa mengikuti proses pencapaian hasilnya. Minimal,

bisa menjadi inspirasi bagi anda.

Buku ini adalah buku panduan untuk mencapai sukses karier

dan bisnis, mengandalkan perilaku sukses, yang ditulis oleh orang

Indonesia, dengan contoh-contoh atau kesaksian hidup orang-orang

Indonesia yang telah dan sedang mencapai sukses karier dan

bisnisnya.

Mengapa saya memilih narasumber orang Indonesia? Dan menga-

pa mereka kombinasi dari kalangan profesional dan pengusaha

dari berbagai jenis industri? Dan mengapa bukan semuanya dengan

posisi

Top Management?

Jawabannya adalah saya ialah agar pembaca buku ini, yang

adalah orang Indonesia, yang mempunyai latar belakang serta


xviii

STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

harapan yang bervariasi, bisa belajar dari saudaranya sendiri, dan

bisa yakin bahwa, kalau saudaranya sebangsa dan setanah air bisa

menerapkan STRATEGI SUKSES untuk karier dan bisnisnya,

berarti anda pun bisa!

Buku ini terbagi menjadi tiga bagian besar:

Bab satu adalah tulisan saya hasil pembelajaran, pengalaman

pribadi, dan pengalaman banyak orang tentang STRATEGI SUK-

SES yang bersifat universal.

Bab dua saya peruntukkan bagi kisah-kisah para narasumber

dalam menyaksikan perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses

karier dan atau bisnisnya.

Bab tiga adalah "Bedah Bisnis" yang ditulis oleh Bapak Dar-

mawan Tas'an, yang menjabarkan cara mentransformasi bisnis yang

semula tanpa visi dan nyaris bangkrut menjadi perusahaan solid

bervisi global. Ini adalah karya yang cerdas, pragmatis, dan jujur.

Jarang sekali ada penulis yang memiliki ketiga karakteristik itu.

Biasanya, jika penulis cerdas, ia tidak pragmatis, sehingga ter-

kesan teoritis dan utopis. Dan jika ia penulis cerdas yang prag-

matis, ia bisa tidak jujur dalam mengemukakan fakta atau sejarah,

dengan cara menyembunyikan kesalahan atau kegagalan atau

kelemahannya, sehingga ibaratnya ia menunjukkan satu sisi sebuah

koin dan tidak menunjukkan sisi lainnya, sehingga kita tidak bisa

belajar dengan sempurna. Berbeda dengan karya Pak Darmawan

yang membeberkan realita dirinya dan karyanya secara utuh, se-

hingga kita bisa belajar dari segala sisi. Kisahnya patut disimak

bukan saja oleh mereka yang berkecimpung dalam pemain BUMN,

melainkan juga siapa saja yang ingin melakukan transformasi

bisnis!

Bagi anda yang mempelajari dan mengikuti STRATEGI SUK-

SES yang kami jabarkan dalam buku ini, maka cepat atau lambat,

anda pasti sukses dan bertambah sukses. Tidak ada hal apa pun

yang bisa menghalangi langkah anda untuk sukses. Kalau belum,

"It's just a matter of time!",

percayalah!

Dan kapan saja anda mempunyai kendala, atau pertanyaan, atau


PROLOG

xix

kritikan, atau hendak berbagi pengalarnan, kirim e-mail ke alamat

say a:

johaneslim@profitboosterindonesia.

com.

Pasti saya balas.

Salam sukses,

Jakarta, Agustus 2002

Penulis

Johanes Lim, Ph.D, CPC



BAG iAN I

PERSPEKTIF DAN KIAT

SUKSES YANG BENAR



1

KEGAGALAN,

PENDERITAAN,

DAN SUKSES

K

alau kita membaca buku-buku tentang sukses, mengikuti

seminar, atau mendengar riwayat hidup orang sukses, biasanya

mereka hanya mengajarkan cara-cara dan manfaat menjadi sukses,

yang secara sederhana berbunyi:

"Dulii say a

miskin,

dan sekarang

kaya. Dulu saya orang yang gaga/, sekarang sukses. Dnlu saya

nobody

sekarang

somebody."

Jika kita kejar agar mereka memberitahu cara mereka mencapai

sukses, maka mereka akan mengungkapkan

baste principle

yang

umum,

"Untuk sukses, kita harm puny a visi, berani kerja keras, per-

caya kepada Tuhan, dan persisten.

", bahkan ada guru manajemen bis-

nis yang mengatakan bahwa,

"Kita bisa sukses bisnis sekalipun tanpa

modal uang! "

Terdengar sangat indah dan puitis, bukan? Sangat utopis dan

heroik. Dan kita kagum kepada orang yang telah sukses itu, ka-

rena telah memberitahu kiat suksesnya dan termotivasi untuk

mengikuti jejaknya... dan berakhir frustrasi!

Berapa banyak buku serta seminar motivasi tentang berpikir

dan berperilaku positif, kiat hidup sukses dan berbahagia, kuasa

kepercayaan untuk menciptakan sukses, dan Iain-lain, dan seba-

gainya, yang mengutip kisah sukses dan strategi beberapa orang

besar di beberapa zaman; namun ketika kita mencoba untuk me-

nerapkan apa yang diajarkan, hasilnya NOL BESAR, bahkan mem-

buat kita skeptis dan marah terhadap pengajaran sejenis, karena

merasa dibohongi.

Mengapa kita tidak bisa mendapatkan hasil dari pengajaran

j ipara guru itu? Benarkah mereka membohongi publik?

S\ 03


4

STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

Sebenarnya tidak. Mereka berkata jujur dan berniat baik untuk

menolong kita, namun dengan cara yang keliru. Pertama, mereka

menganggap bahwa karena ada beberapa orang yang sukses meng-

gunakan metode tertentu, maka mereka menganggapnya sebagai

resep mujarab dan kebenaran universal yang aplikatif bagi semua

orang untuk juga bisa sukses. Padahal, di dunia ini ada lebih dari

6 miliar manusia, yang terdiri atas berbagai macam latar belakang

yang kompleks. Bagaimana mungkin, dan apakah patut atau me-

madai jika mengambil sampel atau responden atas kesaksian hidup

beberapa orang (satu, dua, atau belasan, atau paling hebat puluhan

orang) yang sukses dengan metode tertentu, untuk diajarkan dan

minta diterapkan oleh umat manusia secara umum agar bisa sukses.

Ibaratnya seperti memberikan resep kepada orang yang ingin

sukses membuat kue bolu, dengan mengatakan,

"Telur ay am 10

butir, kocok, tambahkan tepung terigu dan gula secukupnya, kemudian

panggang, selesai!"

Jika anda mengikuti resep itu, apakah yang akan terjadi dengan

kue bolu anda? Mengembangkah? Maniskah? Enakkah? Layak

makankah? Atau bahkan, apakah jadi kue bolu, kue batu, atau

kue hangus?

Saya bisa memastikan, jika anda memang belum pernah mem-

buat kue bolu, maka jika mengikuti resep itu, maka hasil olahan

anda akan menjadi bukan kue bolu, alias

gatot

(gagal total), kecuali

jika anda bernasib sangat baik, sehingga kebetulan mengolahnya

secara tepat!

Seharusnya anda perlu mencari tahu atau diberitahu dengan

jelas dan detail, yang dimaksud dengan sepuluh butir telur ayam

itu, pertama, ayam kampung atau ayam negeri, ukuran besar atau

kecil, kuningnya saja atau berikut putih telurnya? Kedua, yang

dimaksud dengan mengocok itu menggunakan apa,

blender

atau

kocokan biasa, berapa lama dan sampai menjadi seperti apa ben-

tuknya? Ketiga, yang dimaksud dengan menambahkan tepung

dan gula secukupnya itu adalah berapa banyak, dan terigu merek

apa atau terigu dengan kadar air berapa? Keempat, yang dimaksud

dengan dipanggang itu menggunakan oven listrik atau gas, berapa


5

PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR

lama dan sampai menjadi bentuk apa atau beraroma wangi seperti

apa?

Itu adalah pertanyaan teknis yang memerlukan jawaban serta

eksperimen untuk bisa membuat kue bolu secara layak. Belum

lagi mencari jawaban atau solusi jika mendapatkan kue bolunya

tidak mengembang atau bantat.

Hanya membuat kue bolu saja kita akan menghadapi banyak

kesulitan teknis, kegagalan, dan rasa frustrasi—jika tidak mendapat

masukan dan bimbingan yang jujur serta memadai—apalagi jika

ingin mencapai sukses karier atau bisnis, bagaimana mungkin kita

tidak frustrasi jika mengandalkan resep umum?

Saya bukan sedang ingin memojokkan para pakar dan pengajar

kiat sukses, karena saya merupakan salah satu di antaranya, me-

lainkan memberikan pencerahan dan kebijakan kepada anda untuk

memahami duduk persoalan dengan benar, sehingga mempunyai

perspektif yang benar, tentang sukses dan tentang pengajaran

sukses.

Sangat jarang ada orang yang mengajar dan atau membeberkan

rahasia hidupnya dalam upaya meraih sukses secara rinci dan jujur,

tentang bagaimana seluk-beluk dan suka-duka mereka ketika me-

rajut kesuksesan setahap demi setahap.

Kita perlu diberitahu, bagaimana cara memulai dan membesar-

kan bisnis jika tanpa modal sepeser pun? Dengan apa ia mem-

biayai operasional bisnis, apakah dengan berutang atau diberi

hibah oleh seseorang, atau bahkan menipu uang teman? Jika ber-

utang, kepada siapa, dengan bunga atau tidak, serta dengan agun-

an atau tidak, mengapa demikian? Jika mendapat hibah, dari

siapa, berapa banyak, dan mengapa? Jika menipu uang teman un-

tuk mendapat modal, bagaimana cara menipunya, dan mengapa

teman itu tertipu, apa reaksinya setelah tertipu, dan bagaimana

cara ia mengatasi akibat penipuan itu, dan apakah ia berani meng-

ungkapkan kebenaran itu dalam. kisah suksesnya? Bagaimana cara

ia menjalankan bisnisnya berkenaan dengan perkenalan dan pen-

jualan produknya? Bagaimana dan berapa lama ia mendapat order

penjualan yang pertama, dan bagaimana cara ia memenuhi pesanan


6

STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

itu? Bagaimana cara ia mendapatkan pesanan kedua dan selanjutnya?

Apakah ia memulai dengan bekerja sendiri, dibantu istri atau

anak atau teman? Apakah ia menggaji dirinya sendiri dan orang

yang membantunya, berapa dan mengapa? Kapankah dan bagai-

manakah cara ia mengembangkan bisnisnya? Apa sajakah kesulitan

dan hambatan yang terjadi, dan bagaimanakah cara ia meng-

atasinya? Bagaimanakah cara ia mengelola kehidupan pribadinya,

keluarganya dan bisnisnya sehari-hari, serta apa saja kendala dan

solusinya? Pernahkah ia mengalami kegagalan dan kekecewaan ke-

tika menjalankan bisnisnya, dalam bentuk apa, seberapa sering, se-

berapa parah, dan apa yang dilakukannya pada saat seperti itu?

Kapan dan apakah yang dilakukannya untuk membesarkan bisnis-

nya, dengan modal sendiri,

partnership

(kemitraan), atau meminjam

uang bank? Jika dengan modal sendiri, berapa banyak dan apa

alasannya? Jika

partnership,

dengan siapa, bagaimana cara ia mene-

mukan patner tersebut, bagaimana pembagian saham dan penu-

gasannya, serta mengapa demikian? Jika meminjam uang di bank,

berapa banyak, dengan kolateral apa, dan dari mana ia dapatkan

agunan tersebut, dengan persyaratan apa dan bagaimana cara ia

memenuhinya, dengan tingkat suku bunga berapa dan berapa

lama, serta apakah berkolusi dengan pejabat bank atau tidak untuk

menggelembungkan nilai usahanya agar mendapat pinjaman besar?

Apa yang terjadi kemudian setelah bisnisnya menjadi besar,

bagaimana cara ia menangani kewajiban finansial terhadap pemasok,

kreditor, dan karyawan, apakah lancar saja ataukah ada gejolak,

apa dan mengapa serta bagaimana cara ia mengatasinya? Ketika

bisnisnya menjadi besar, hal apa sajakah yang berubah dari dirinya,

kehidupan pribadinya, keluarganya dan jaring sosialnya? Apakah

ia menjadi pribadi yang lebih baik, dengan kondisi kesehatan

lebih prima, atau sebaliknya? Apakah keluarganya semakin harmo-

nis, atau menjadi berantakan? Dan seterusnya.

Jika anda diberitahu dengan jujur dan mendetail tentang kisah

hidup seseorang dalam meraih sukses dengan kekuatan sendiri,

anda baru tahu bahwa kesusahan dan penderitaan yang sekarang

anda alami adalah persoalan kecil dan belum ada apa-apanya di-


7

PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR

bandingkan dengan kesusahan dan penderitaan orang itu. Ke-

ringat, air mata, atau bahkan darah anda belum tercurah sebanyak

orang itu, sehingga jika anda harus mengeluarkan keringat, air

mata, atau bahkan darah yang lebih banyak dari sekarang, adalah

wajar dan perlu.

Bahkan bisa saja ada sisi gelap riwayat hidup orang sukses yang

tersembunyi dan atau disembunyikan dari publik, seperti misalnya

cara-cara tidak etis atau haram yang mungkin dilakukannya se-

lama berbisnis. Namun, dalam masyarakat yang materialistis dan

hedonis seperti sekarang ini, yang memberikan penghormatan dan

kekaguman tinggi kepada orang kaya dan sukses, maka cara se-

seorang mencapai kesuksesan dan kekayaan akan dilupakan atau

diabaikan orang. Bahkan orang yang dulu mencaci atau meng-

hinanya, akan berbalik memuji dan menjadi temannya jika ia

sudah sukses.

Sekalipun saya berharap kita sekalian bisa meraih sukses karier

dan bisnis secara etis dan halal, namun jangan dilupakan bahwa

ada orang yang tidak mengindahkan norma itu, sehingga anda

perlu memilih dan menentukan strategi yang sesuai dengan had

nurani anda sendiri, ingat, hukum

"You reap what you sow"

tetap

valid.

Agar realistis, saya perlu memberitahu bahwa perjalanan men-

capai sukses karier atau bisnis dengan hanya bermodalkan semangat

dan ide, sukarnya minta ampun, melelahkan tubuh-jiwa-roh, meng-

giriskan hati, dan sering membuat frustrasi bahkan rasa putus asa.

Kita sering hampir berhenti dan keluar dari arena permainan;

apalagi jika mengalami kegagalan dan jalan buntu yang sedemikian

menekan, bagaimanapun kuatnya dan siapnya kita, tetap akan

membuat optimisme kita berubah menjadi pesimisme, karena kita

tidak lagi bisa melihat adanya jalan keluar atau secercah harapan.

Jika tidak percaya, cobalah alami atau rasakan sensasinya jika

anda harus menjalankan bisnis tanpa modal memadai, tanpa du-

kungan siapa pun, dan tanpa sumber daya apa pun, kecuali diri

anda, mimpi anda, produk/jasa yang prospektif, serta strategi bisnis

yang inovatif. Apa yang terjadi ketika aktivitas penjualan anda


8 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

belum juga mendapatkan pesanan padahal kewajiban untuk mem-

bayar biaya kehidupan dan bisnis anda terus berjalan? Apa yang

anda lakukan jika optimisme dan ketekunan anda tidak juga

membuahkan hasil yang memadai setelah mencoba selama bertahun-

tahun? Bagaimana setelah anda merasa lelah, kecewa, dan khawatir

terhadap masa depan bisnis anda, ditambah dengan problema

rumah tangga yang terus memburuk keadaannya karena pasangan

hidup dan anak-anak anda merasa tidak puas atas perlakuan anda

kepada mereka, yaitu tidak memberikan materi dan kualitas hu-

bungan yang memadai akibat sumber daya dan energi anda habis

dicurahkan untuk membangun bisnis yang tidak kunjung sukses?

Apakah yang akan terus anda lakukan jika anda hanya mempunyai

harapan, semangat, dan kerja keras bahwa suatu hari anda akan

sukses, padahal di satu sisi, istri dan anak-anak anda tidak mem-

percayai mimpi dan upaya anda, karena telah bosan menunggu

dan dijanjikan pepesan kosong yang tidak pernah terwujud? Ba-

gaimana jika diperparah dengan istri anda merongrong minta

cerai, dan bank akan segera menyita rumah atau mobil anda

karena tidak mampu lagi membayar angsuran kredit?

Apakah anda tetap mempunyai kemampuan dan kemauan untuk

bertahan dan terus berjuang, ataukah anda akan berhenti? Apakah

anda akan stess dan mencari pelarian diri semu melalui narkoba

atau kesenangan sesaat lainnya, atau anda tetap tegar menghadapi

semua kesulitan dan berupaya mati-matian untuk mengatasinya?

Saya tidak tahu apa yang akan anda jawab atau lakukan jika

kejadian itu menimpa diri anda, namun satu hal yang ingin saya

tekankan: Itulah kira-kira hal atau kejadian yang berkemungkinan

besar menimpa kehidupan anda jika hendak meraih sukses besar

dalam karier—apalagi bisnis, dengan modal yang minim, dan

tanpa dukungan siapa pun.

Saya memberitahu hal pahit namun faktual yang biasa terjadi

dalam kehidupan pejuang sukses, yang ceritanya mungkin tidak

diungkapkannya kepada anda, entah karena malu, entah karena

mereka tidak mau membuat anda takut. Persis seperti ibu yang

memberitahu anaknya yang sedang hamil dan takut terhadap proses


9

PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR

melahirkan,

"Ah, enggak usah takut, melahirkan itu cuma seperti orang

mau kentut, perut sedikit mules, dan prul tiba-tiba anak kita lahir!"

Anda boleh percaya boleh tidak terhadap cerita ibu itu, namun

saya perlu sampaikan hal-hal umum dan buruk yang sering terjadi,

bahwa hidup itu tidak seindah puisi. Sama seperti proses persalinan,

perjalanan meraih sukses karier dan bisnis kira-kira seperti itu,

namun yang dimaksud dengan

'perut sedikit mules dan prul tiba-tiba

anak kita lahir'

itu bisa memakan waktu yang terasa sangat lama,

membuat keringat dan gigi anda gemeretak menahan sakit, dan

jika tidak tahan anda bisa pingsan atau koma, bahkan yang lebih

buruk, anda bisa mati, dan bayi anda bisa mati, dan bahkan kalian

bisa mati!

Nah, pertanyaan saya: Apakah anda tetap mau melanjutkan

membaca buku ini? Apakah anda sanggup membayar harga ke-

suksesan anda itu?

Jika jawaban anda ialah

"Ya",

bagus.

Saya memberitahukan hal yang buruk agar anda siap secara

mental, dan menyadari bahwa

"Kota Roma tidak dibangun dalam

sehari".

Dan jika saya juga memberitahukan hal yang baik, serta

cara lebih mudah untuk anda mencapai sukses, hal itu tidak

membuat anda lengah atau takabur.

Faktor kedua yang sering dikatakan orang sebagai kunci sukses

ialah iman dan pertolongan Tuhan dalam mencapai sukses. Dika-

takannya bahwa Tuhan telah memberkati hidupnya sehingga segala

sesuatu berjalan lancar dan segala keinginannya tercapai dengan

mudah dan nyaris seperti mukjizat.

Juga diajarkan bahwa jika mengalami kesulitan atau penderitaan

atau jalan buntu, janganlah putus asa, melainkan serahkanlah diri

anda kepada Tuhan, maka la akan bertindak dan membuka jalan.

Pengalaman hidup dan realita yang terjadi secara umum se-

sungguhnya tidaklah seperti yang dikhotbahkan orang, yang di-

saksikan bahwa Tuhan secara aktif dan nyata membantu seseorang

untuk sukses dan mengatasi persoalan. Bukannya saya tidak per-

caya bahwa hal itu tidak pernah terjadi, atau bahwa Tuhan tidak

bisa membantu kita atau hal sejenisnya. Saya percaya bahwa hal


10 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

itu bisa saja terjadi. Namun itu bukanlah suatu kejadian umum

dan wajar atau yang bisa kita ikuti jalannya agar juga terjadi

dalam kehidupan kita, itu adalah kekecualian.

Menurut saya, Tuhan dan keberadaan atau aktivitas-Nya bersifat

rohani, yaitu berkenaan dengan pengembangan pribadi dan urusan

spiritual serta akhirat, bersifat subjektif dan immaterial, sehingga

tidak bisa dibuktikan karena tidak terstruktur. Jadi jika seseorang

mengatakan bahwa Tuhan telah menolongnya dalam mengatasi

kesulitan hidup dan memberikannya kesuksesan karier atau bisnis,

hal itu artinya bukan Tuhan secara spesifik dan nyata benar-

benar memberikan pertolongan kepada orang itu, namun ke-

percayaan orang itu kepada Tuhan telah membuatnya merasa

lebih yakin dan lebih kuat dalam mengatasi kesulitan hidup

serta mencapai sukses. Atau dengan kata lain, Tuhan telah mem-

berikan ide tentang jalan keluar dan telah memberikan ide akan

kekuatan dan pertolonganNya dalam kehidupan orang yang per-

caya, sehingga sebagai akibatnya apa yang dipercayai orang itu

menjadi kenyataan.

Bagi orang beriman, penjelasan saya itu diartikan sebagai per-

tolongan Tuhan, sedangkan bagi orang yang memahami potensi

kemanusiaan, hal itu adalah

'self fulfilling prophecy'

yang diakibatkan

oleh kekuatan pikiran bawah sadar seseorang terhadap potensi

suksesnya.

Saya mengatakan ini berdasarkan pengalaman dan pengamatan

serta akal sehat, bahwa urusan karier dan bisnis harus ditangani

secara

business-like

dan kompetensi, sedangkan urusan Tuhan adalah

berkenaan dengan kerohanian, moral, dan akhirat. Karenanya, jika

kita salah kaprah dalam menangani persoalan, atau mencampur-

adukkan hal agama, ketuhanan dengan bisnis, maka hasilnya akan

kusut.

Dengan menyampaikan hal ini saya tidak bermaksud untuk

meragukan kebenaran pengajaran beberapa orang yang telah sukses

karena faktor agama atau Tuhan, melainkan mengingatkan anda

bahwa hal itu memerlukan interpretasi khusus, dan belum tentu

anda pun bisa mendapat hasil yang sama.


PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 11

Menurut saya, profit bisnis tidak akan naik dengan hanya

didoakan dan bahkan dipuasakan, melainkan perlu di manajemeni

secara meritokratis, agar bisnis anda beroperasi dengan biaya rendah,

dan mampu memberikan produk/jasa yang manfaatnya lebih besar

daripada nilai uang pembeli dan dari kompetisi secara meyakinkan.

Saya perlu membahas hal ini karena telah banyak saya lihat

rekan pengusaha dan profesional yang bisnis dan kariernya bantut

bahkan ambruk karena terlalu banyak menghabiskan waktu untuk

aktivitas kerohanian, dibandingkan dengan berpikir dan bekerja.

Mereka berkepercayaan bahwa jika mereka

take-care

terhadap urusan

ketuhanan, maka Tuhan akan

take-care

terhadap urusan bisnis dan

karier mereka. Namun, begitu hasil akhirnya tidak seperti yang

mereka harapkan—bahkan ada yang menjadi sangat buruk—mereka

berbalik kecewa dan membenci Tuhan, karena dituduh ingkar

janji atau tidak ingat budi.

Saya geli mendengarnya karena menurut saya yang salah bukan

Tuhan atau agama, melainkan manusia yang mengajarkan dan

menerapkan metode yang tidak logis.

Jika semua persoalan bisa selesai hanya dengan doa dan puasa

atau iman, maka bumi ini telah menjadi Firdaus. Tidak ada lagi

penyakit, kemalangan, penderitaan, kemiskinan, kecelakaan, ke-

jahatan, atau kebangkrutan bisnis, bukankah demikian?

Menurut saya, relevansi peranan agama dan Tuhan terhadap

sukses karier dan bisnis adalah karena

'applied faith',

yaitu orang

yang bukan hanya mengaku percaya kepada Tuhan, melainkan

sungguh hidup dan berperilaku sebagaimana ajaran agamanya.

Karena

'applied faith'

akan membentuk moral dan karakter orang

yang positif, yang baik, yang jujur, yang tabah dan yang penuh

pengharapan akan hasil positif. Karakter dan perilaku positif itulah

yang akan memudahkannya mencapai kesuksesan dalam karier

maupun bisnis.

Dengan kata lain, jika ada orang yang sanggup memiliki perilaku

dan karakter yang seperti itu, sekalipun tanpa agama, mereka juga

bisa sukses; sebaliknya, sekalipun orang mengaku beragama dan

bertuhan, namun jika perilakunya tidak kondusif terhadap sukses,


12 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

maka pengakuannya itu tidak berarti dan tidak akan menghasilkan

kesuksesan. Itulah salah satu jawaban mengapa banyak

'Free Thinker

(orang yang tidak mau terikat kepada ajaran agama), Komunis

atau bahkan Atheis, yang tetap bisa sukses dan hidup berbahagia,

mengapa? Karena

"Success follows attitude!"

Camkanlah bahwa segala sesuatu di atas muka bumi ini ada

aturan main dan hukumnya masing-masing. Alam mempunyai

hukumnya sendiri, seperti misalnya hukum gravitasi; ia tidak

peduli apakah anda percaya kepada hukum itu atau tidak, jika

anda melompat dari gedung berlantai tiga, maka anda akan jatuh

ke bawah karena daya tarik bumi dengan akibat tulang anda

patah, atau bahkan kepala anda pecah!

Agama dan ketuhanan mempunyai hukum rohani, yang berhu-

bungan dengan interrelasi sesama manusia dengan Tuhan, kehi-

dupan sekarang dan akhirat, yang jika dilanggar, akan mendapat

hukuman moril, seperti hati nurani yang merasa bersalah. Demikian

juga bisnis mempunyai hukumnya sendiri seperti pepatah,

"Busi-

ness is business",

sehingga jika produk/jasa anda tidak kompetitif,

mahal dan buruk dibandingkan kompetitor, maka tidak peduli

seberapa saleh anda menjalankan hukum agama, bisnis anda tidak

akan tertolong, karena telah melanggar hukum bisnis.

Maaf saja, saya pribadi agak malas bahkan sedikit curiga jika

berurusan dengan profesional atau pengusaha yang terlalu rohani,

sehingga di hampir setiap beberapa kata diselingi dengan ucapan

seperti,

"Ya, jika Tuhan menghendaki",

atau

"Semua karena kebaikan

Tuhan, bukan karena kemampuan saya",

atau

"Saya tidak berani

memastikan, agar tidak mendahului kehendak Tuhan",

atau,

"Semua

keberhasilan saya karena doa",

atau

"Saya tidak mau mengandalkan

pikiran dan kemampuan saya sendiri",

atau

"Saya tidak bisa menjawab

sekarang, karena perlu saya doakan dulu dan menunggu jawaban Tuhan",

dan sejenisnya.

Saya malas berhubungan dengan orang seperti itu karena tidak

bisa mendapatkan kepastian dan jawaban yang logis pragmatis

serta manusiawi. Mereka lihai. Dengan melemparkan semua urusan

kepada Tuhan, maka jika terjadi suatu kesalahan atau kegagalan,


PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 13

mereka pun bisa melemparkan tanggung jawab ke langit! Dan

saya sedikit curiga kepada mereka karena jangan-jangan mereka

benar bahwa apa yang mereka peroleh selama ini bukanlah hasil

pikiran dan kerja keras mereka sendiri, melainkan karena faktor

X, sehingga tidak bisa disebut sebagai bukti kompetensi dan

track-record,

karena siapa tahu, jika mereka tidak mendapat ilham

lagi, maka kinerjanya akan payah.

Lebih parah lagi jika kata-kata manis mereka hanyalah suatu

manipulasi citra untuk menyelubungi sesuatu yang entah apa, se-

perti kata pepatah,

"When it sounds too good to be true, possibly it is!"

Saudaraku, hendaknya jangan salah paham terhadap saya. Bu-

kanlah maksud saya hendak melecehkan perilaku orang ataupun

agama, melainkan sedang menjabarkan fakta yang selama ini dise-

lubungi misteri kemunafikan dan kenaifan. Saya ingin kita sekalian

berpikiran dan berhati nurani jernih, agar kita bisa melihat dan

mendengar suara kebenaran dengan benar.

Saya ingin menekankan bahwa kita sangat memerlukan agama

dan Tuhan, bukan hanya untuk urusan karier atau bisnis, melainkan

juga untuk semua aspek kehidupan; namun yang saya maksud

bukanlah agama atau kepercayaan KTP (kartu tanda penduduk)

yang besar di mulut kecil di teladan, yang menjadikan agama se-

bagai sumber konflik dan keonaran, atau 'kendaraan politik' untuk

mencapai tujuan materialistik dan hedonistik; melainkan aclalah

'applied faith'.

Seperti ada tertulis, bahwa

"Iman tanpa perbuatan adalah mati!",

maka yang saya kritik adalah orang yang mengaku beriman, namun

yang perbuatannya tidak sesuai dengan substansi kepercayaannya.

Logikanya, bagi orang yang percaya kepada Tuhan, harusnya

akan bisa lebih sukses dibandingkan dengan orang yang tidak

percaya, mengapa? Jika seseorang dapat sukses dengan mengan-

dalkan kekuatannya sendiri yang relatif kecil dan terbatas, apalagi

bagi kita yang mengandalkan Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha

Besar? Bukankah seyogianya kita harus bisa melakukan perkara-

perkara yang luar biasa besar dan meraih sukses spektakuler?

Bukankah kita percaya bahwa Allah Yang Maha Hadir dan Maha


14 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

Pengasih akan menyertai kita senantiasa? Bukankah Bagi Allah,

dan bagi orang yang percaya kepadaNYA,

"Tidak ada barang sesuatu

yang mustahil!?"

Berarti saudaraku, hendaknya anda mengerti bahwa saya percaya

dan mengajarkan anda untuk percaya, bahwa

'applied faith'

adalah

mutlak perlu dan berguna. Saya tidak layak dan tidak mau menjadi

manusia yang arogan, apalagi menadirkan kuasa Tuhan, karena

saya paham betul bahwa kita memerlukan Tuhan; namun yang

saya sedang ajarkan ialah agar kita tidak salah kaprah, menganggap

beragama identik dengan bertuhan, dan memanajemeni bisnis sama

seperti kita memanajemeni organisasi agama.


2

PIKIRAN, KARAKTER,

DAN SUKSES

alam setiap interrelasi saya dengan banyak orang selama

menjadi penulis dan pelatih program pengembangan sukses

pribadi maupun bisnis, saya menemukan bahwa faktor vital dan

dominan yang menentukan kualitas hidup seseorang maupun bisnis

adalah masalah sikap mental dan karakter manusia.

Dalam skala mikro, itu menunjuk kepada karakter perseorangan,

yang jika dalam bisnis berarti adalah para pemain bisnisnya (kar-

yawan dan pengusaha), dan dalam skala makro adalah karakter

masyarakat atau bangsa.

Sekalipun dipercayai oleh banyak orang bahwa karakter individu

ataupun suatu bangsa ditentukan oleh 'langit' atau nasib, sehingga

kita tidak bisa memilih dan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap

kondisi yang

predetermined (given)

seperti itu, namun kalau kita

berani introspeksi dan menelaah esensi, maka akan kita temukan

bahwa bukan itu masalahnya. Nasib hanyalah 'kambing hitam'

atau bahkan 'berhala' yang diciptakan oleh orang untuk mentolerir

ketidakmampuan dan ketidakmauannya untuk mengubah kualitas

kehidupannya dengan perjuangan dan pengorbanan. Dengan me-

lontarkan alasan 'nasib' maka ia/mereka bisa merasa tenang dan

tanpa perasaan bersalah menjalani kehidupan yang ala kadarnya,

jauh dari berkualitas, apalagi berguna.

Banyak orang hidup seperti layaknya tumbuh-tumbuhan atau

(maaf) hewan. Mereka lahir, dibesarkan, bersekolah, bekerja, me-

nikah, beranak, bercucu, tua, dan mati.

Semua itu berjalan secara otomatis dan naluriah, tanpa banyak

menggunakan pemikiran, apalagi strategi. Jika mampu bersekolah,

bagus, karena anak lain pun bersekolah. Jika tidak mampu berse-


16 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

kolah, ya sudah, karena anak lain pun tidak bersekolah. Mereka

tidak tahu untuk apa bersekolah, sehingga tidak belajar dan diajar

secara serius agar menjadi pelajar berprestasi di sekolahnya. Bagi

mereka, yang penting bersekolah. Jika diperlukan tawuran pada

waktu bersekolah, ya ikut meramaikan. Jika

di-drop-out

karena

kenakalannya atau kebodohannya, ya sudah.

Jika mampu bekerja, bagus, karena orang lain pun bekerja. Jika

tidak mendapat pekerjaan, ya sudah, orang lain pun banyak yang

menganggur. Jika bisa menikah bagus, karena orang lain pun

menikah, demikian seterusnya, sampai ajal menjemput.

Dan karena alasan itu dipercayai dan diterapkan oleh banyak

orang, maka hal itu telah menjadi mitos dan budaya, yang dalam

skala makro dinamakan budaya bangsa.

Akibat dari budaya dan mitos itu, maka generasi masyarakat

selanjutnya tanpa disadari dan tanpa pemikiran kritis telah me-

nerima didikan dan kepercayaan yang serupa, dan menganggapnya

sebagai kebenaran, sehingga tidaklah mengherankan jika di mana

pun kita berada atau pergi, selama masih di lingkungan makro

yang sama, kita akan menemukan

belief systems

dan karakter yang

seragam atau nyaris sama dari masyarakatnya.

"As a man thinketh in his heart, so is he"

bukanlah sekadar kata

mutiara, melainkan sungguh mempengaruhi seluruh kehidupan

manusia, karena kita memang hanya akan menjadi sebagaimana

yang bisa kita pikirkan. Karena pikiran akan mempengaruhi dan

membentuk karakter. Dan karakter akan mempengaruhi dan

membentuk kehidupan kita.

Ibarat sebuah pohon yang tumbuh karena adanya benih, demi-

kian juga setiap perbuatan manusia timbul akibat 'benih tersem-

bunyi' yang adalah pikiran, dan tidak mungkin ada perilaku tanpa

berasal dari pikiran, apakah itu adalah perbuatan yang mengaki-

batkan kegembiraan atau penderitaan, kesuksesan atau kegagalan,

semua itu adalah buah yang harus dituai orang karena bentuk

pikirannya.

Jadi kehidupan seseorang dibentuk oleh dirinya sendiri, yaitu

oleh bentuk dan kualitas pikirannya. Jika pikirannya benar dan


PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 17

mulia, maka manusia akan mempunyai kualitas hidup yang ilahi.

Sebaliknya jika pikirannya salah dan rendah, maka manusia akan

turun derajatnya sampai ke tabiat hewani.

Di antara kedua ekstrem itulah biasanya karakter seseorang

berada, dan kita adalah pembuat sekaligus majikan atas pikiran,

pembentuk karakter, lingkungan, dan nasib kita sendiri.

Jadi, sekalipun dalam keadaan yang lemah dan buruk, kita

adalah tetap sebagai tuan atas kehidupan kita sendiri, namun

sebagai tuan yang bodoh, yang tidak bisa mengatur 'rumah tangga'

kehidupan sendiri.

Hanya dengan menyadari hukum pikiran, menganalisis diri

sendiri secara saksama, dan mau memperjuangkan nasibnya sendiri

secara aktif, dengan sabar dan tekun, maka seseorang bisa menjadi

pribacli yang berkarakter sukses.

Pikiran manusia ibaratnya seperti sebuah taman, yang bisa dikelola

secara cerdas dengan menaburkan benih tanaman yang berguna dan

sesuai harapan, atau dibiarkan liar tidak terurus. Apa pun pilihan

kita, apakah mengurus atau menelantarkan, semuanya akan

membuahkan hasil, apakah tanaman berguna, ataukah huma ilalang.

Jika anda ingin mengelolanya dengan baik, maka anda harus

melakukan dua hal penting yaitu pertama, menanam benih yang

baik serta menjaganya agar tumbuh subur dan terhindar dari

serangan hama penyakit; hal kedua, anda harus terus-menerus

memantau dan menghalau ilalang atau huma yang tumbuh di area

taman anda, agar mereka tidak menghabiskan unsur hara yang

diperlukan oleh tanaman yang anda inginkan.

Jadi, karena pikiran dan karakter itu satu hal yang mempenga-

ruhi hasil, maka kita boleh dan logis jika menilai kualitas pikiran

seseorang dari karakter dan kualitas hidupnya. Seseorang yang

sukses, seyogianya mempunyai karakter dan pikiran yang juga

sukses, sedangkan orang yang gagal, seyogjanya mempunyai ka-

rakter dan pikiran yang gagal dikelola. Ini adalah persoalan penge-

tahuan dan pengalaman serta perbuatan manusia itu sendiri, dan

bukan urusan nasib, langit, Tuhan, setan, lingkungan atau manu-

sia lain.


18 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

Dengan premis ini, kita bisa berlanjut bahwa manusia tidak

menarik sesuatu hal yang mereka inginkan, melainkan apa yang

serupa dengan mereka, maksudnya, kita tidak akan bisa menarik

kesuksesan dan kekayaan hanya karena kita menginginkan hal itu,

apabila kita bukanlah orang yang tepat untuk kesuksesan dan

kekayaan, sama seperti bunga mawar tidak akan tumbuh pada

batang ilalang liar.

Demikian pula sebaliknya, adalah logis jika kita merasa yakin

bahwa tanaman mawar kita akan menghasilkan bunga mawar pada

waktunya, dan bukan ilalang atau onak duri.

Itulah alasan mengapa banyak ajaran

Positive Thinking

dan

Suc-

cess Strategy

atau doa puasa kepada Allah sepertinya bantut dan

tidak membuahkan hasil jika dilakukan oleh orang yang tidak

kondusif terhadap sukses.

Mudahnya: bukan doanya, dan bukan kepada siapa berdoanya,

melainkan siapa yang berdoa, dan apa yang didoakan, itulah yang

akan menentukan hasilnya.

Sebagai contoh, jika anda adalah karyawan yang ingin mem-

punyai taraf kehidupan yang lebih baik, seperti mempunyai rumah,

mobil, dan gengsi yang baik, yang anda ketahui hanya bisa terjadi

jika anda mempunyai posisi karier dan gaji yang lebih tinggi dari

sekarang; anda sangat menginginkan promosi karier dan pening-

katan gaji itu agar impian anda terwujud, namun anda tidak

bersedia memberikan manfaat dan produktivitas yang lebih besar

kepada majikan atau perusahaan anda—apakah karena anda tidak

kompeten, ataukah karena anda tidak bersedia memberi terlebih

dahulu sebelum menerima—maka seberapa besar pun keinginan

anda, hal itu secara logis seperti yang kita bahas tentang hukum

pikiran, hanyalah

'wishful thinking.

Atau contoh lainnya, jika anda adalah pengusaha atau pimpinan

perusahaan yang menginginkan agar semua karyawan anda mem-

berikan kontribusi dan partisipasi manfaat yang lebih besar dan

lebih baik kepada perusahaan, agar kinerja bisnis anda meningkat,

lebih mampulaba dan mamputumbuh; namun anda tidak bersedia

memberikan pelatihan kepada karyawan agar kemampuan dan


PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR

19

motivasinya meningkat. Juga anda tidak bersedia merancang sistem

kompensasi meritokratis yang memberikan penghargaan lebih ke-

pada karyawan yang berprestasi, malahan anda melakukan upaya-

upaya pemotongan penghasilan karyawan melalui pembuatan per-

aturan yang tidak adil, sehingga menimbulkan suasana kerja yang

demotivatif. Apakah anda akan berhasil?

No way\

Saya memberikan ilustrasi di atas untuk meyakinkan anda bahwa

kita adalah penyebab dari peristiwa atau kondisi lingkungan (se-

kalipun banyak di antaranya yang terjadi tanpa disadari terlebih

dahulu), agar kita mempunyai persamaan

mindset,

dan memudahkan

saya dalam membantu anda meraih kesuksesan karier atau bisnis

seperti yang anda inginkan, secara benar, memuaskan, dan ber-

manfaat bagi banyak orang.

Pikiran dan perbuatan yang baik tidak pernah akan menghasilkan

hal buruk. Kerajinan, inisiatif, kejujuran, kompetensi, produktivitas,

akan menghasilkan prestasi dan promosi karier atau kesuksesan

bisnis; dan pikiran serta perbuatan yang buruk tidak pernah akan

menghasilkan hal baik. Kemalasan, egois, kepicikan, kecurangan,

kebodohan, iktikad jahat, hanya akan membuahkan kegagalan

karier atau bisnis. Sehingga bagi orang munafik atau degil, yang

berupaya menuai bunga mawar dari ilalang, ibaratnya seperti

mendandani pusara dan memugarnya sedemikian rupa agar tampak

indah, dan melupakan esensi bahwa kuburan ialah kuburan, tidak

peduli bagaimanapun tampak luarnya, isinya tetap sama, mayat

atau tulang belulang orang mati!

Apakah Anda Berpotensi Sukses?

Di dalam diri anda tersedia

power

untuk mencapai apa saja yang

anda inginkan, tapi hal itu tidak akan terjadi jika anda tidak mem-

punyai hasrat yang kuat terhadap suatu tujuan. Janganlah bodohi

diri anda sendiri dengan berkompromi untuk mencapai sesuatu ku-

rang dari 100% pencapaian hasil, yakni kesediaan untuk memulai

tapi tidak berani untuk mengakhirinya sampai tuntas, percuma!

Semua orang memerlukan umpan balik atas setiap kinerjanya.

Lagi pula, apa enaknya dan apa bangganya, jika anda mencapai


20 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS

sesuatu yang tidak ada seorang pun peduli, sehingga adalah perlu

untuk menetapkan dan mencapai tujuan yang cukup berharga

sehingga memberi kesempatan kepada orang lain untuk memuji

keberhasilan anda dan turut senang menikmati hasilnya bersama

anda, dan nikmatilah sensasi kemenangan itu.

Tetapkanlah tujuan yang cukup besar namun tetap dapat anda

capai. Pilahlah tujuan itu menjadi beberapa bagian yang dapat

anda kerjakan dan capai hasilnya setiap hari, setiap bulan dan

setiap tahun. Tetapkan tujuan untuk sukses, yakni sukses-sukses

kecil dan juga sukses yang lebih besar. Dan nikmatilah sensasi

kepuasannya dalam setiap peristiwa, untuk membuat anda tetap

bersemangat dan percaya diri.

Yang terpenting ialah agar anda bisa menetapkan target yang

bisa segera anda mulai sejak sekarang, dan pikirkanlah diri anda

meraih sukses-sukses itu dalam setiap perjalanan hidup anda, yang

pasti akan terwujud selama anda konsisten melaksanakan pen-

capaiannya tanpa kompromi dan tanpa pasang-surut semangat.

Jadi, bisakah anda melihat bagaimana akan jadinya diri dan

kehidupan anda setahun dari sekarang? Dapatkah anda membuat

keputusan dan komitmen untuk menjadi pribadi yang sukses

seperti yang anda idam-idamkan?

Jika ya, berarti anda memang sungguh mempunyai potensi dan

kuasa untuk mencapai apa saja yang anda inginkan.

Kekuatan Citra Diri

Memvisualisasikan diri anda sedang dalam keadaan sukses mencapai

tujuan hidup anda adalah semacam tambahan energi untuk

mencapai keinginan anda. Sebab jika anda telah bisa membayangkan

diri anda sudah dalam keadaan sukses, anda dapat menjadikannya

kenyataan, karena hal itu akan memberi kemampuan dan dorongan

semangat ketika menghadapi berbagai rintangan.

Maafkanlah diri anda sendiri, sebagaimana yang anda ingin

orang lain juga memaafkannya atas berbagai kesalahan yang anda

lakukan selama memperjuangkan sukses. Yakinkan diri anda bahwa


PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 21

kesalahan adalah suatu proses belajar untuk menjadi lebih baik,

dan bahwa kegagalan hanyalah sukses yang tertunda. Biarkanlah

segala perasaan cemas dan ketakutan pergi dari pikiran anda. Dan

jangan terpaku kepada hari kemarin. Angkatlah wajah anda dan

tataplah ke arah depan.

Sekalipun saran saya ini lebih

mudah

cliucapkan daripada

dilakukan, namun anda memang harus mampu menyiasati ke-

adaan negatif dan mengubahnya menjadi hal positif, jika anda

tidak mau benar-benar merasa gagal dan berhenti berjuang.

Apakah anda takut kepada kemiskinan, atau kegagalan mencapai

tujuan, atau tidak mampu membeli mobil atau rumah idaman

anda, atau menjadi bangkrut jika berhenti bekerja? Maka ubahlah

ketakutan itu menjadi tujuan positif untuk mendapatkan keamanan

finansial.

Apakah orang-orang membuat anda cemas, dan membuat anda

merasa rendah diri, karena tidak sebagus orang lain? Maka ubahlah

kecemasan itu menjadi tujuan positif. Jangan khawatir, setiap

orang pasti mempunyai kelemahan dan perasaan inferior pada

intensitas tertentu. Jika anda merasa diri anda tidak menank,

janganlah terpana oleh persepsi itu, karena jika clibiarkan, maka

pikiran anda akan mewujudkannya menjadi realita. Ubahlah cara

berpikir anda, maka hal itu akan mengubah perilaku anda. Dalam

banyak kasus, pikiran negatiflah yang menjadi kendala utama

terhadap pencapaian sukses karena memaku seseorang pada kehi-

dupan yang buruk dan gagal.

Teruslah bergerak maju. Beranilah mengambil risiko. Jika untuk

sukses diperlukan kepindahan ke kota lain atau ke bidang pekerjaan

lain, lakukanlah. Jadilah pribadi yang pro-aktif dan partisipatif,

maka segera anda bertumbuh menjadi orang yang mempunyai

citra sukses.