STRATEGI SUKSES
1/18/2009 03:03:00 AM Edit This 0 Comments »| Faktor apakah yang membuat seseorang bisa sukses |
| dalam karier dan atau bisnis? Mengapakah ada orang yang |
| telah bekerja berbelas bahkan berpuluh tahun tanpa mendapatkan |
| peningkatan karier dan penghasilan yang berarti, sedangkan ada |
| orang yang hanya dalam beberapa tahun saja telah mendapatkan |
| posisi karier dan penghasilan yang tinggi? |
| Itulah pertanyaan yang jawabannya sudah saya coba carikan ja- |
| wabannya selama bertahun-tahun dan yang hasilnya serta contoh- |
| nya akan saya jabarkan dalam buku ini. |
| "Success follows attitude", |
| adalah kesimpulan yang bisa saya |
| tarik setelah berinteraksi interrelasi dengan sedemikian banyak |
| orang selama saya menjadi konsultan dan pelatih manajemen bisnis. |
| Kesimpulan itu saya ambil setelah saya bertemu dan bertukar |
| pikiran dengan banyak orang dari segala level dan strata, mulai |
| dari kaum orang miskin sampai orang kaya, dari buruh sampai |
| manajemen puncak, dari pengusaha kecil dan koperasi sampai |
| pengusaha besar. |
| Jika seseorang ingin sukses dengan kemampuan dan fasilitasnya |
| sendiri |
| (self-made person), |
| maka faktor paling dominan yang diper- |
| lukannya untuk mendorong mepengaruhi sukses adalah perilaku |
| atau karakternya. |
| Faktor kedua ialah pergaulan yang luas dan kondusif, sehingga |
| hal itu bisa menciptakan peluang bisnis yang memudahkan dirinya |
| mencapai sukses. |
| Seperti yang saya temukan, dalam banyak kisah sukses, keber- |
| hasilan seseorang tidak terjadi di ruang vakum. Hampir semuanya |
| STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| X |
| melibatkan pihak ketiga, yaitu kenalan, teman atau bahkan |
| 'malaikat penolong' atau 'Kui Jin' menurut istilah orang Hokian. |
| Bahkan kalau kita amati lebih dekat, para pengusaha besar atau |
| eksekutif perusahaan besar mendapatkan proyek atau peluang bisnis |
| bukanlah dari strategi pemasaran atau proposal bisnis formal, me- |
| lainkan dari |
| lobbying |
| sambil bermain golf atau aktivitas non-bisnis |
| (head-hunter |
| atau |
| executive-search |
| paham betul apa yang saya maksud, |
| bahwa jika ada eksekutif puncak yang digaji miliaran rupiah |
| setahun, bukanlah semata-mata karena gelar akademis atau kom- |
| petensi teknisnya, melainkan karena mereka mempunyai akses |
| atau |
| networking |
| ke banyak VIP di negara ini untuk memudahkannya |
| mendapat proyek kakapj. |
| Bahkan di suatu kompleks perumahan mewah di area Jakarta |
| Utara, para warga yang mayoritas adalah pengusaha atau eksekutif |
| puncak perusahaan, mendapatkan order bisnis dari sesama me- |
| reka. Sambil berkaraoke atau |
| barbeque |
| bersama, mereka telah meng- |
| ikat komitmen untuk saling membantu bisnis masing-masing |
| dengan membeli dari sesama anggota kelompok selama memung- |
| kinkan. |
| Itulah dua faktor vital yang berguna untuk kesuksesan dalam |
| karier maupun bisnis: Karakter Positif dan Pergaulan yang Kon- |
| dusif. |
| Namun sayang, bagi orang yang hanya bermodalkan karakter |
| namun dan tidak mempunyai modal uang atau fasilitas, memang |
| mempunyai kendala untuk bergaul dengan kalangan yang kondusif |
| terhadap sukses, yaitu kepada orang-orang yang telah sukses atau |
| setidaknya yang bisa membantunya menuju sukses, mengapa? |
| Karena orang-orang dengan kriteria seperti itu tentunya berada di |
| lingkungan tertentu yang eksklusif, seperti di lapangan golf, di |
| klub kebugaran mewah, di Merchantile Club, di Rotary Club, di |
| Lion's Club, dan tempat-tempat bergengsi lainnya, yang untuk |
| memasukinya bukan hanya memerlukan karakter positif, melainkan |
| juga reputasi dan uang! |
| Seperti kata pepatah, |
| "Success breeds success", |
| saya juga bisa |
| mengatakan bahwa |
| "Money breeds money!", |
| bahwa kalau kita s,udah |
| PROLOG |
| xi |
| sukses, maka untuk menjadi lebih sukses adalah pekerjaan mudah |
| serta alamiah. Demikian juga, jika kita telah mempunyai banyak |
| uang, maka untuk mendapatkan lebih banyak uang lagi adalah |
| pekerjaan mudah karena lebih banyak alternatif investasi menjadi |
| lebih banyak. Sebaliknya, jika kita masih miskin atau masih menjadi |
| 'nobody', |
| maka segala hal tampaknya tertutup dan sukar. Orang |
| kaya hanya mau bergaul dengan orang kaya. Orang besar hanya |
| mau bergaul dengan orang besar. Sehingga konsekuensi logisnya |
| ialah orang kaya akan menjadi semakin kaya. Sedangkan orang |
| miskin atau orang kecil—karena hanya berani dan bisa bergaul |
| dengan orang kecil dan atau orang miskin juga yang mungkin |
| saja saling menyusahkan (minta pertolongan)—akan tetap miskin |
| atau kecil, bahkan bisa saja menjadi bertambah miskin. |
| Memang ironis dan nampak tidak adil, namun demikianlah |
| hu-kum hidup. Seperti satu ayat yang pernah saya baca dalam |
| Matius 25:29, yang berbunyi, |
| "Karena setiap orang yang mempunyai, |
| kepadanya akan diberi, sebingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang |
| tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari |
| padanya." |
| HUH! |
| Tentu saja dalam segala hal bisa terjadi pengecualian. Bisa saja |
| seseorang yang tidak mempunyai pergaulan sukses, serta tidak |
| mempunyai karakter sukses, namun entah bagaimana caranya ia |
| bisa juga mencapai sukses. |
| Atau bisa saja seseorang telah mempunyai karakter sukses serta |
| pergaulan yang kondusif, namun entah bagaimana tetap saja ia |
| tidak bisa mendapat peluang dan atau tidak bisa mengelola ke- |
| sempatan yang ada menjadi sukses. |
| Atau bisa saja seseorang yang telah mencapai sukses seperti |
| yang diidamkan mendadak menjadi gagal total karena satu sebab |
| tertentu. |
| Semua hal itu adalah kekecualian, yang mungkin menyangkut |
| satu faktor yang dinamakan nasib. |
| Namun inti pelajaran kita kali ini ialah bahwa bagaimana kita |
| bisa mencapai sukses karier dan atau bisnis dengan modal dasar |
| xii STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| karakter atau perilaku positif kita, serta menciptakan peluang agar |
| kita bisa mencapai sukses seperti yang kita inginkan. |
| Saya teringat, pada suatu hari, ketika sedang pergi menuju |
| perusahaan |
| client |
| di Surabaya, saya berbincang-bincang dengan |
| pengemudi yang menjemput saya dari bandara. la menceritakan |
| bahwa ia dan direktur utama perusahaan |
| client |
| saya itu awalnya |
| adalah setingkat. la melamar dan bekerja sebagai pengemudi, dan |
| rekannya itu melamar dan bekerja sebagai teknisi. Mereka sama- |
| sama mempunyai pendidikan yang setara, hanya saja ia dari sekolah |
| menengah atas (SMA), sedangkan rekannya itu berasal dari sekolah |
| teknik menengah atas (STMA). Sampai hari ini, mereka telah |
| bekerja di perusahaan |
| client |
| saya tersebut selama lebih dari 15 |
| tahun. Bedanya, ia sampai sekarang masih menjadi pengemudi |
| senior, sedangkan rekannya itu telah menjadi direktur utama. |
| Saya sangat tertarik mendengarkan ceritanya, dan menggalinya |
| lebih dalam dengan bertanya, |
| "Mengapa bisa demikian? Apakah |
| yang membuat perbedaan hasil sedemikian mencolok, padahal kalian |
| memulai dengan modal yang hampir samaP" |
| la menjawab, |
| "Ya, itu masalah nasib, Pak. Darah kami berbeda. |
| Beliau berdarah orang besar sehingga bernasib baik, sedangkan saya |
| berdarah orang kecil", |
| saya menyahut setengah bergurau, |
| "Ah, mana |
| ada hal seperti itu? Darah kita kan sama-sama merah. Tuhan men- |
| ciptakan kita dengan potensi yang sama, masa ada darah orang besar |
| dan darah orang kecil?" |
| la tampak serius, |
| "Sungguh, Pak, itulah |
| ajaran orang tua saya, bahwa kami ini memang berdarah orang kecil. |
| Dari kakek saya, ayah dan saudara-saudara saya memang hanya |
| menjadi orang kecil sejak dahulu kala. Sehingga kami diajar agar tidak |
| berkeinginan macam-macam supaya tidak stress, melainkan harus bersyukur |
| jika telah mempunyai penghasilan yang lumayan!" |
| Sebagai penulis dan |
| public motivator, |
| saya sangat tidak puas dan |
| prihatin dengan jawaban pengemudi itu. Sehingga saya terketuk |
| untuk memberi nasihat guna meluruskan pengajaran atau filosofi |
| hidup yang saya anggap salah itu. Namun sayangnya, sampai |
| kami tiba di tempat tujuan, ia tetap bersikukuh terhadap |
| pendiriannya dengan mengatakan, |
| "Saya puas dengan keadaan saya |
| PROLOG |
| xiu |
| sekarang, Sekalipun hanya sebagai sopir, kami mempunyai kehidupan |
| yang tenteram, cukup makan cukup pakaian. Setiap hari bisa santai |
| ngobrol atau main catur bersama tetangga." |
| Sebenarnya saya ingin membantah pendapatnya, namun saya |
| sadar bahwa itu bukanlah wewenang atau hak saya. Namun de- |
| mikian, selama saya berada di perusahaan |
| client, |
| saya mencari tahu |
| tentang latar belakang karier direktur utama perusahaan itu, apakah |
| benar seperti yang diceritakan pengemudi yang menjemput saya. |
| Apakah benar bahwa ia memulai karier dari level bawah sampai |
| 'bernasib baik' bisa menjadi pimpinan tertinggi perusahaan besar |
| menggantikan anggota keluarga yang sebelumnya menjabat? |
| Tahukah saudaraku, apa yang saya temukan tentang pribadi |
| atau karakter orang itu? |
| Ternyata memang benar bahwa ia memulai karier dari posisi |
| teknisi. Namun karena ia sangat kompeten, teliti, rajin, mau |
| belajar hal-hal baru, ringan tangan membantu teman-temannya |
| dari bidang pekerjaan yang lain, serta mempunyai inisiatif dan |
| ide-ide untuk memperbaiki peralatan atau cara kerja agar menjadi |
| lebih berguna, maka kariernya cepat menanjak. Sampai suatu |
| hari, ketika pimpinan perusahaan yang lama harus menangani |
| perusahaan lain yang lebih besar dan butuh memerlukan |
| penggantinya, ia yang dipilih, dengan alasan bahwa ialah orang |
| yang paling tahu dan paling menguasai operasional perusahaan |
| ini secara detail. la tidak hanya kompeten dan |
| all-round performer, |
| karakternya juga bagus, sehingga disukai dan didukung oleh |
| banyak orang. |
| Nah, pertanyaan saya: Apakah jabatan direktur utama itu di- |
| peroleh karena faktor nasib baik, faktor darah orang besar, ataukah |
| karena faktor perilaku yang kondusif terhadap sukses? |
| Saya mengerti bahwa agak sulit bagi anda untuk memutuskan |
| apakah contoh sukses di atas berkenaan dengan faktor perilaku, |
| atau nasib baik, atau kombinasi keduanya, karena dalam realitas |
| memang jarang kita temui ekstrem hitam-putih nasib-perilaku, |
| melainkan sering kali kombinasi dari keduanya atau bahkan ada |
| faktor tambahan lain. |
| xiv STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| Sekalipun misalnya nasib baik itu memang ada, dan turut |
| menentukan kesuksesan hidup seseorang, tetap saja nasib baik |
| memerlukan media atau orang yang tepat untuk mewujudkan |
| dirinya. Hal ini yang juga akan kita bahas dalam sub-topik |
| "BAGAIMANA CARA MENGUNDANG 'NASIB BAIK' UNTUK SUKSES". |
| Oleh karena itu, hanya jika anda setuju dengan premis saya |
| bahwa, |
| "Success follows attitude", |
| maka buku ini memang |
| untuk anda, sebagai seorang kandidat sukses. Namun jika anda |
| tidak sepakat, maka sebaiknya anda berhenti membaca buku ini |
| karena apa yang akan saya jabarkan serta apa yang akan disaksikan |
| oleh para narasumber buku ini tentang sukses, tidak ada gunanya |
| lagi. |
| Motivasi saya dan kesebelas kontributor untuk isi di dalam |
| menulis buku "STRATEGI SUKSES" ini adalah murni berlandaskan |
| goodwill |
| untuk turut berpartisipasi di dalam proses pembangunan |
| masyarakat, dan bangsa, dan masyarakat kita, sekalipun dalam |
| lingkup yang sempit, yaitu melalui buku. |
| Saat penulisan buku ini, saya pribadi sangat prihatin terhadap |
| keadaan pebisnis dan karyawan di negara kita, karena banyak |
| sekali perusahaan yang sedang dilelang oleh BPPN (Badan |
| Penyehatan Perbankan Nasional) dan mengajukan permohonan |
| pailit ke Depnakertrans (Departemen Tenaga Kerja dan |
| Transmigrasi). |
| Akibatnya jelas: akan terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja) |
| massal, yang sesungguhnya merugikan, dan tidak diinginkan oleh |
| semua pihak. Namun, semua itu telah dan harus terjadi! |
| Saya mendengar keluhan dan rintihan putus asa banyak karyawan |
| yang harus keluar dari mess yang telah ditempatinya selama pu- |
| luhan tahun, karena pabriknya bangkrut, dengan hanya mendapat- |
| kan uang pesangon yang tidak seberapa. Padahal mereka masih |
| mempunyai banyak hal yang harus ditanggung hidupnya, misalnya |
| anak-anak yang masih bersekolah. Jika uang pesangon di- |
| pergunakan untuk mengontrak rumah, akankah sisa uang yang |
| tersisa dapat bertahan sampai mendapatkan pekerjaan baru? |
| Dapatkah mereka bersaing dengan lebih dari 50 juta penganggur |
| yang juga berebut mencari kerja? |
| PROLOG |
| xv |
| Saya juga mendengar penderitaan pengusaha bersifat baik, yang |
| telah berusaha mempertahankan eksistensi bisnisnya dengan me- |
| nambah modal kerja terus-menerus untuk mernbayar biaya opera- |
| sional, khususnya gaji karyawan, bahkan dengan mencari pinjaman |
| dan atau menjual harta pribadi; namun pada akhirnya bisnis mereka |
| tetap saja terpaksa ditutup. |
| Itu adalah kisah yang biasa terjadi. Masih ada kisah lain yang |
| lebih buruk seperti misalnya karyawan yang diperlakukan se- |
| wenang-wenang, yakni dipecat tanpa mendapatkan imbal balas |
| yang patut, bahkan ada yang tidak mendapatkan pesangon sedikit |
| pun, karena pimpinan perusahaannya minggat entah ke mana |
| meninggalkan perusahaan dan pabrik yang telah diagunkan ke |
| bank. |
| Juga ada pengusaha baik yang sebelum menutup pabriknya |
| tetap memberikan uang imbal balas yang patut kepada semua |
| karyawannya, namun yang didapatkan bukannya ucapan terima |
| kasih, melainkan caci-maki dan tindakan anarki karyawan yang |
| tidak kenal budi yang membakar beberapa aset miliknya. |
| Pertanyaan saya, jika semua keburukan, kerugian, dan pende- |
| ritaan itu adalah akibat, lantas apakah penyebabnya? Apakah yang |
| menyebabkan perusahaan rugi atau bangkrut, atau diambil alih |
| kepemilikan sahamnya oleh investor baru? Apakah yang menye- |
| babkan karyawan—dari level pelaksana sampai manajemen—dipecat |
| dari pekerjaaannya, akibat kebangkrutan usaha, dan atau proses |
| down-sizing |
| (pengurangan karyawan untuk efisiensi)? |
| Ada orang yang menjawab, |
| "Krisis ekonomi". |
| Ada pula yang |
| menjawab, |
| "Persaingan yang semakin ketat," |
| serta ada yang menjawab, |
| "Mismanagement". |
| Itu adalah jawaban pintar. Secara makro dan umum, saya setuju |
| dengan jawaban itu. Namun jika saya meminta anda menguraikan |
| lebih rinci sampai ke akarnya tentang, |
| "Apakah yang menyebabkan |
| terjadinya krisis ekonomi, ketidakmampuan bersaing, dan atau mis- |
| management". |
| Apakah jawaban anda? |
| Jika anda menjawab, |
| "Masalah perilaku individu dan kolektif |
| yang keliru atau tidak kondusif terhadap sukses karier dan bisnis!", |
| xvi STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| maka anda bukan sekeadar pintar, melainkan juga cerdas, dan bi- |
| jaksana. |
| Saudaraku, ingat premis yang saya nyatakan di atas, bahwa |
| "Success follows attitude?". |
| Bukankah jika sukses mengikuti perilaku, |
| bisa diartikan pula bahwa |
| "Failure follows attitude, too?", |
| bahwa |
| kegagalan itu mengikuti perilaku juga! |
| Jika anda setuju, berarti dapat kita tarik kesimpulan logis, bah- |
| wa krisis ekonomi, atau ketidakmampuan bersaing, dan atau mis- |
| manajemen, semuanya disebabkan karena perilaku yang keliru dari |
| para pelaku bisnis (karyawan dan pengusaha) atau negara. |
| Namun agar tidak menyimpang dari konteks, kita tidak mem- |
| bahas masalah negara atau ekonomi makro agar pembedahan |
| masalah dapat kita fokuskan kepada bisnis dan profesi. |
| Mengapa bisnis rugi atau bangkut? Karena tidak mendapatkan |
| penjualan dan profit yang memadai! Mengapa demikian? Karena |
| produk/jasa tidak mampu bersaing! Mengapa demikian? Karena |
| manfaat produk/jasa lebih kecil daripada nilai uang pembeli dan |
| juga dari manfaat yang diberikan oleh pesaing/kompetitor! Mengapa |
| demikian? Karena tidak adanya strategi dan program yang me- |
| madai! Mengapa demikian? Karena tidak mempunyai sumber daya |
| manusia yang memadai! Mengapa demikian? Karena |
| mis-mana- |
| gement! |
| Mengapa demikian? Karena perilaku pemain bisnis (kar- |
| yawan dan pengusaha) yang keliru, atau tidak kondusif terhadap |
| sukses! |
| Perilaku, sekali lagi, perilaku. Perilaku kitalah yang menentukan |
| sukses atau gagal. Bukan faktor makro atau nasib, melainkan |
| perilaku internal, individu maupun organisasi bisnis, yang membuat |
| bisnis untung atau rugi, dan membuat anda naik karier atau |
| bahkan dipecat. |
| Lihatlah di sekitar anda, selama krisis multi dimensional yang |
| melanda Indonesia, sekalipun banyak perusahaan besar yang gulung |
| tikar, masuk BPPN, diambil alih kepemilikannya oleh kreditor |
| dalam dan luar negeri, namun juga banyak pengusaha kecil yang |
| naik peringkat menjadi skala menengah, dan pengusaha menengah |
| menjadi pengusaha besar, karena mereka panen raya dapat menjual |
| PROLOG |
| xvn |
| produk/jasa mereka secara menguntungkan dan menghebohkan, |
| untuk keperluan domestik maupun ekspor. |
| Tidak ada diskriminasi nasib baik/buruk dalam hal ini, |
| karena kita semua mengalami jenis krisis yang sama. Yang ber- |
| beda ialah masalah perilaku pemain bisnisnya. Yang gagal ialah |
| bisnis yang mengandalkan pasar domestik, proyek pemerintah, |
| utang dolar pendapatan rupiah, dan bisnis yang boros dan |
| tambun ('lemak' inefisiensi dan non-meritokrasi), sehingga ketika |
| nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terdepresiasi hebat, |
| utang dolarnya telah menguburnya hidup-hidup, dan tidak ada |
| harapan mendapatkan penghasilan dari dalam negeri, karena |
| daya beli masyarakat maupun proyek pemerintah merosot drastis. |
| Sedangkan yang sukses adalah mereka yang berpikir strategis |
| dan yang mengandalkan kompetensi serta sumber dayanya sendiri |
| dalam berbisnis, sehingga mereka memilih produk yang berorientasi |
| ekspor dan atau yang mampu bersaing di pasar domestik, mendanai |
| pertumbuhan bisnis dari laba ditahan dan bukan dari utang, serta |
| berperilaku hemat agar bisnisnya beroperasi dengan biaya rendah. |
| Mereka berperilaku, |
| "Low profile, high profit!" |
| Apa pun yang menjadi harapan atau kebutuhan anda dalam |
| membaca buku ini, apakah untuk sukses karier maupun bisnis, |
| kami telah menyediakan jawabannya serta beberapa contohnya, |
| sehingga anda bisa mengikuti proses pencapaian hasilnya. Minimal, |
| bisa menjadi inspirasi bagi anda. |
| Buku ini adalah buku panduan untuk mencapai sukses karier |
| dan bisnis, mengandalkan perilaku sukses, yang ditulis oleh orang |
| Indonesia, dengan contoh-contoh atau kesaksian hidup orang-orang |
| Indonesia yang telah dan sedang mencapai sukses karier dan |
| bisnisnya. |
| Mengapa saya memilih narasumber orang Indonesia? Dan menga- |
| pa mereka kombinasi dari kalangan profesional dan pengusaha |
| dari berbagai jenis industri? Dan mengapa bukan semuanya dengan |
| posisi |
| Top Management? |
| Jawabannya adalah saya ialah agar pembaca buku ini, yang |
| adalah orang Indonesia, yang mempunyai latar belakang serta |
| xviii |
| STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| harapan yang bervariasi, bisa belajar dari saudaranya sendiri, dan |
| bisa yakin bahwa, kalau saudaranya sebangsa dan setanah air bisa |
| menerapkan STRATEGI SUKSES untuk karier dan bisnisnya, |
| berarti anda pun bisa! |
| Buku ini terbagi menjadi tiga bagian besar: |
| Bab satu adalah tulisan saya hasil pembelajaran, pengalaman |
| pribadi, dan pengalaman banyak orang tentang STRATEGI SUK- |
| SES yang bersifat universal. |
| Bab dua saya peruntukkan bagi kisah-kisah para narasumber |
| dalam menyaksikan perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses |
| karier dan atau bisnisnya. |
| Bab tiga adalah "Bedah Bisnis" yang ditulis oleh Bapak Dar- |
| mawan Tas'an, yang menjabarkan cara mentransformasi bisnis yang |
| semula tanpa visi dan nyaris bangkrut menjadi perusahaan solid |
| bervisi global. Ini adalah karya yang cerdas, pragmatis, dan jujur. |
| Jarang sekali ada penulis yang memiliki ketiga karakteristik itu. |
| Biasanya, jika penulis cerdas, ia tidak pragmatis, sehingga ter- |
| kesan teoritis dan utopis. Dan jika ia penulis cerdas yang prag- |
| matis, ia bisa tidak jujur dalam mengemukakan fakta atau sejarah, |
| dengan cara menyembunyikan kesalahan atau kegagalan atau |
| kelemahannya, sehingga ibaratnya ia menunjukkan satu sisi sebuah |
| koin dan tidak menunjukkan sisi lainnya, sehingga kita tidak bisa |
| belajar dengan sempurna. Berbeda dengan karya Pak Darmawan |
| yang membeberkan realita dirinya dan karyanya secara utuh, se- |
| hingga kita bisa belajar dari segala sisi. Kisahnya patut disimak |
| bukan saja oleh mereka yang berkecimpung dalam pemain BUMN, |
| melainkan juga siapa saja yang ingin melakukan transformasi |
| bisnis! |
| Bagi anda yang mempelajari dan mengikuti STRATEGI SUK- |
| SES yang kami jabarkan dalam buku ini, maka cepat atau lambat, |
| anda pasti sukses dan bertambah sukses. Tidak ada hal apa pun |
| yang bisa menghalangi langkah anda untuk sukses. Kalau belum, |
| "It's just a matter of time!", |
| percayalah! |
| Dan kapan saja anda mempunyai kendala, atau pertanyaan, atau |
| PROLOG |
| xix |
| kritikan, atau hendak berbagi pengalarnan, kirim e-mail ke alamat |
| say a: |
| johaneslim@profitboosterindonesia. |
| com. |
| Pasti saya balas. |
| Salam sukses, |
| Jakarta, Agustus 2002 |
| Penulis |
| Johanes Lim, Ph.D, CPC |
| BAG iAN I |
| PERSPEKTIF DAN KIAT |
| SUKSES YANG BENAR |
| 1 |
| KEGAGALAN, |
| PENDERITAAN, |
| DAN SUKSES |
| K |
| alau kita membaca buku-buku tentang sukses, mengikuti |
| seminar, atau mendengar riwayat hidup orang sukses, biasanya |
| mereka hanya mengajarkan cara-cara dan manfaat menjadi sukses, |
| yang secara sederhana berbunyi: |
| "Dulii say a |
| miskin, |
| dan sekarang |
| kaya. Dulu saya orang yang gaga/, sekarang sukses. Dnlu saya |
| nobody |
| sekarang |
| somebody." |
| Jika kita kejar agar mereka memberitahu cara mereka mencapai |
| sukses, maka mereka akan mengungkapkan |
| baste principle |
| yang |
| umum, |
| "Untuk sukses, kita harm puny a visi, berani kerja keras, per- |
| caya kepada Tuhan, dan persisten. |
| ", bahkan ada guru manajemen bis- |
| nis yang mengatakan bahwa, |
| "Kita bisa sukses bisnis sekalipun tanpa |
| modal uang! " |
| Terdengar sangat indah dan puitis, bukan? Sangat utopis dan |
| heroik. Dan kita kagum kepada orang yang telah sukses itu, ka- |
| rena telah memberitahu kiat suksesnya dan termotivasi untuk |
| mengikuti jejaknya... dan berakhir frustrasi! |
| Berapa banyak buku serta seminar motivasi tentang berpikir |
| dan berperilaku positif, kiat hidup sukses dan berbahagia, kuasa |
| kepercayaan untuk menciptakan sukses, dan Iain-lain, dan seba- |
| gainya, yang mengutip kisah sukses dan strategi beberapa orang |
| besar di beberapa zaman; namun ketika kita mencoba untuk me- |
| nerapkan apa yang diajarkan, hasilnya NOL BESAR, bahkan mem- |
| buat kita skeptis dan marah terhadap pengajaran sejenis, karena |
| merasa dibohongi. |
| Mengapa kita tidak bisa mendapatkan hasil dari pengajaran |
| j ipara guru itu? Benarkah mereka membohongi publik? |
| S\ 03 |
| 4 |
| STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| Sebenarnya tidak. Mereka berkata jujur dan berniat baik untuk |
| menolong kita, namun dengan cara yang keliru. Pertama, mereka |
| menganggap bahwa karena ada beberapa orang yang sukses meng- |
| gunakan metode tertentu, maka mereka menganggapnya sebagai |
| resep mujarab dan kebenaran universal yang aplikatif bagi semua |
| orang untuk juga bisa sukses. Padahal, di dunia ini ada lebih dari |
| 6 miliar manusia, yang terdiri atas berbagai macam latar belakang |
| yang kompleks. Bagaimana mungkin, dan apakah patut atau me- |
| madai jika mengambil sampel atau responden atas kesaksian hidup |
| beberapa orang (satu, dua, atau belasan, atau paling hebat puluhan |
| orang) yang sukses dengan metode tertentu, untuk diajarkan dan |
| minta diterapkan oleh umat manusia secara umum agar bisa sukses. |
| Ibaratnya seperti memberikan resep kepada orang yang ingin |
| sukses membuat kue bolu, dengan mengatakan, |
| "Telur ay am 10 |
| butir, kocok, tambahkan tepung terigu dan gula secukupnya, kemudian |
| panggang, selesai!" |
| Jika anda mengikuti resep itu, apakah yang akan terjadi dengan |
| kue bolu anda? Mengembangkah? Maniskah? Enakkah? Layak |
| makankah? Atau bahkan, apakah jadi kue bolu, kue batu, atau |
| kue hangus? |
| Saya bisa memastikan, jika anda memang belum pernah mem- |
| buat kue bolu, maka jika mengikuti resep itu, maka hasil olahan |
| anda akan menjadi bukan kue bolu, alias |
| gatot |
| (gagal total), kecuali |
| jika anda bernasib sangat baik, sehingga kebetulan mengolahnya |
| secara tepat! |
| Seharusnya anda perlu mencari tahu atau diberitahu dengan |
| jelas dan detail, yang dimaksud dengan sepuluh butir telur ayam |
| itu, pertama, ayam kampung atau ayam negeri, ukuran besar atau |
| kecil, kuningnya saja atau berikut putih telurnya? Kedua, yang |
| dimaksud dengan mengocok itu menggunakan apa, |
| blender |
| atau |
| kocokan biasa, berapa lama dan sampai menjadi seperti apa ben- |
| tuknya? Ketiga, yang dimaksud dengan menambahkan tepung |
| dan gula secukupnya itu adalah berapa banyak, dan terigu merek |
| apa atau terigu dengan kadar air berapa? Keempat, yang dimaksud |
| dengan dipanggang itu menggunakan oven listrik atau gas, berapa |
| 5 |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
| lama dan sampai menjadi bentuk apa atau beraroma wangi seperti |
| apa? |
| Itu adalah pertanyaan teknis yang memerlukan jawaban serta |
| eksperimen untuk bisa membuat kue bolu secara layak. Belum |
| lagi mencari jawaban atau solusi jika mendapatkan kue bolunya |
| tidak mengembang atau bantat. |
| Hanya membuat kue bolu saja kita akan menghadapi banyak |
| kesulitan teknis, kegagalan, dan rasa frustrasi—jika tidak mendapat |
| masukan dan bimbingan yang jujur serta memadai—apalagi jika |
| ingin mencapai sukses karier atau bisnis, bagaimana mungkin kita |
| tidak frustrasi jika mengandalkan resep umum? |
| Saya bukan sedang ingin memojokkan para pakar dan pengajar |
| kiat sukses, karena saya merupakan salah satu di antaranya, me- |
| lainkan memberikan pencerahan dan kebijakan kepada anda untuk |
| memahami duduk persoalan dengan benar, sehingga mempunyai |
| perspektif yang benar, tentang sukses dan tentang pengajaran |
| sukses. |
| Sangat jarang ada orang yang mengajar dan atau membeberkan |
| rahasia hidupnya dalam upaya meraih sukses secara rinci dan jujur, |
| tentang bagaimana seluk-beluk dan suka-duka mereka ketika me- |
| rajut kesuksesan setahap demi setahap. |
| Kita perlu diberitahu, bagaimana cara memulai dan membesar- |
| kan bisnis jika tanpa modal sepeser pun? Dengan apa ia mem- |
| biayai operasional bisnis, apakah dengan berutang atau diberi |
| hibah oleh seseorang, atau bahkan menipu uang teman? Jika ber- |
| utang, kepada siapa, dengan bunga atau tidak, serta dengan agun- |
| an atau tidak, mengapa demikian? Jika mendapat hibah, dari |
| siapa, berapa banyak, dan mengapa? Jika menipu uang teman un- |
| tuk mendapat modal, bagaimana cara menipunya, dan mengapa |
| teman itu tertipu, apa reaksinya setelah tertipu, dan bagaimana |
| cara ia mengatasi akibat penipuan itu, dan apakah ia berani meng- |
| ungkapkan kebenaran itu dalam. kisah suksesnya? Bagaimana cara |
| ia menjalankan bisnisnya berkenaan dengan perkenalan dan pen- |
| jualan produknya? Bagaimana dan berapa lama ia mendapat order |
| penjualan yang pertama, dan bagaimana cara ia memenuhi pesanan |
| 6 |
| STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| itu? Bagaimana cara ia mendapatkan pesanan kedua dan selanjutnya? |
| Apakah ia memulai dengan bekerja sendiri, dibantu istri atau |
| anak atau teman? Apakah ia menggaji dirinya sendiri dan orang |
| yang membantunya, berapa dan mengapa? Kapankah dan bagai- |
| manakah cara ia mengembangkan bisnisnya? Apa sajakah kesulitan |
| dan hambatan yang terjadi, dan bagaimanakah cara ia meng- |
| atasinya? Bagaimanakah cara ia mengelola kehidupan pribadinya, |
| keluarganya dan bisnisnya sehari-hari, serta apa saja kendala dan |
| solusinya? Pernahkah ia mengalami kegagalan dan kekecewaan ke- |
| tika menjalankan bisnisnya, dalam bentuk apa, seberapa sering, se- |
| berapa parah, dan apa yang dilakukannya pada saat seperti itu? |
| Kapan dan apakah yang dilakukannya untuk membesarkan bisnis- |
| nya, dengan modal sendiri, |
| partnership |
| (kemitraan), atau meminjam |
| uang bank? Jika dengan modal sendiri, berapa banyak dan apa |
| alasannya? Jika |
| partnership, |
| dengan siapa, bagaimana cara ia mene- |
| mukan patner tersebut, bagaimana pembagian saham dan penu- |
| gasannya, serta mengapa demikian? Jika meminjam uang di bank, |
| berapa banyak, dengan kolateral apa, dan dari mana ia dapatkan |
| agunan tersebut, dengan persyaratan apa dan bagaimana cara ia |
| memenuhinya, dengan tingkat suku bunga berapa dan berapa |
| lama, serta apakah berkolusi dengan pejabat bank atau tidak untuk |
| menggelembungkan nilai usahanya agar mendapat pinjaman besar? |
| Apa yang terjadi kemudian setelah bisnisnya menjadi besar, |
| bagaimana cara ia menangani kewajiban finansial terhadap pemasok, |
| kreditor, dan karyawan, apakah lancar saja ataukah ada gejolak, |
| apa dan mengapa serta bagaimana cara ia mengatasinya? Ketika |
| bisnisnya menjadi besar, hal apa sajakah yang berubah dari dirinya, |
| kehidupan pribadinya, keluarganya dan jaring sosialnya? Apakah |
| ia menjadi pribadi yang lebih baik, dengan kondisi kesehatan |
| lebih prima, atau sebaliknya? Apakah keluarganya semakin harmo- |
| nis, atau menjadi berantakan? Dan seterusnya. |
| Jika anda diberitahu dengan jujur dan mendetail tentang kisah |
| hidup seseorang dalam meraih sukses dengan kekuatan sendiri, |
| anda baru tahu bahwa kesusahan dan penderitaan yang sekarang |
| anda alami adalah persoalan kecil dan belum ada apa-apanya di- |
| 7 |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
| bandingkan dengan kesusahan dan penderitaan orang itu. Ke- |
| ringat, air mata, atau bahkan darah anda belum tercurah sebanyak |
| orang itu, sehingga jika anda harus mengeluarkan keringat, air |
| mata, atau bahkan darah yang lebih banyak dari sekarang, adalah |
| wajar dan perlu. |
| Bahkan bisa saja ada sisi gelap riwayat hidup orang sukses yang |
| tersembunyi dan atau disembunyikan dari publik, seperti misalnya |
| cara-cara tidak etis atau haram yang mungkin dilakukannya se- |
| lama berbisnis. Namun, dalam masyarakat yang materialistis dan |
| hedonis seperti sekarang ini, yang memberikan penghormatan dan |
| kekaguman tinggi kepada orang kaya dan sukses, maka cara se- |
| seorang mencapai kesuksesan dan kekayaan akan dilupakan atau |
| diabaikan orang. Bahkan orang yang dulu mencaci atau meng- |
| hinanya, akan berbalik memuji dan menjadi temannya jika ia |
| sudah sukses. |
| Sekalipun saya berharap kita sekalian bisa meraih sukses karier |
| dan bisnis secara etis dan halal, namun jangan dilupakan bahwa |
| ada orang yang tidak mengindahkan norma itu, sehingga anda |
| perlu memilih dan menentukan strategi yang sesuai dengan had |
| nurani anda sendiri, ingat, hukum |
| "You reap what you sow" |
| tetap |
| valid. |
| Agar realistis, saya perlu memberitahu bahwa perjalanan men- |
| capai sukses karier atau bisnis dengan hanya bermodalkan semangat |
| dan ide, sukarnya minta ampun, melelahkan tubuh-jiwa-roh, meng- |
| giriskan hati, dan sering membuat frustrasi bahkan rasa putus asa. |
| Kita sering hampir berhenti dan keluar dari arena permainan; |
| apalagi jika mengalami kegagalan dan jalan buntu yang sedemikian |
| menekan, bagaimanapun kuatnya dan siapnya kita, tetap akan |
| membuat optimisme kita berubah menjadi pesimisme, karena kita |
| tidak lagi bisa melihat adanya jalan keluar atau secercah harapan. |
| Jika tidak percaya, cobalah alami atau rasakan sensasinya jika |
| anda harus menjalankan bisnis tanpa modal memadai, tanpa du- |
| kungan siapa pun, dan tanpa sumber daya apa pun, kecuali diri |
| anda, mimpi anda, produk/jasa yang prospektif, serta strategi bisnis |
| yang inovatif. Apa yang terjadi ketika aktivitas penjualan anda |
| 8 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| belum juga mendapatkan pesanan padahal kewajiban untuk mem- |
| bayar biaya kehidupan dan bisnis anda terus berjalan? Apa yang |
| anda lakukan jika optimisme dan ketekunan anda tidak juga |
| membuahkan hasil yang memadai setelah mencoba selama bertahun- |
| tahun? Bagaimana setelah anda merasa lelah, kecewa, dan khawatir |
| terhadap masa depan bisnis anda, ditambah dengan problema |
| rumah tangga yang terus memburuk keadaannya karena pasangan |
| hidup dan anak-anak anda merasa tidak puas atas perlakuan anda |
| kepada mereka, yaitu tidak memberikan materi dan kualitas hu- |
| bungan yang memadai akibat sumber daya dan energi anda habis |
| dicurahkan untuk membangun bisnis yang tidak kunjung sukses? |
| Apakah yang akan terus anda lakukan jika anda hanya mempunyai |
| harapan, semangat, dan kerja keras bahwa suatu hari anda akan |
| sukses, padahal di satu sisi, istri dan anak-anak anda tidak mem- |
| percayai mimpi dan upaya anda, karena telah bosan menunggu |
| dan dijanjikan pepesan kosong yang tidak pernah terwujud? Ba- |
| gaimana jika diperparah dengan istri anda merongrong minta |
| cerai, dan bank akan segera menyita rumah atau mobil anda |
| karena tidak mampu lagi membayar angsuran kredit? |
| Apakah anda tetap mempunyai kemampuan dan kemauan untuk |
| bertahan dan terus berjuang, ataukah anda akan berhenti? Apakah |
| anda akan stess dan mencari pelarian diri semu melalui narkoba |
| atau kesenangan sesaat lainnya, atau anda tetap tegar menghadapi |
| semua kesulitan dan berupaya mati-matian untuk mengatasinya? |
| Saya tidak tahu apa yang akan anda jawab atau lakukan jika |
| kejadian itu menimpa diri anda, namun satu hal yang ingin saya |
| tekankan: Itulah kira-kira hal atau kejadian yang berkemungkinan |
| besar menimpa kehidupan anda jika hendak meraih sukses besar |
| dalam karier—apalagi bisnis, dengan modal yang minim, dan |
| tanpa dukungan siapa pun. |
| Saya memberitahu hal pahit namun faktual yang biasa terjadi |
| dalam kehidupan pejuang sukses, yang ceritanya mungkin tidak |
| diungkapkannya kepada anda, entah karena malu, entah karena |
| mereka tidak mau membuat anda takut. Persis seperti ibu yang |
| memberitahu anaknya yang sedang hamil dan takut terhadap proses |
| 9 |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
| melahirkan, |
| "Ah, enggak usah takut, melahirkan itu cuma seperti orang |
| mau kentut, perut sedikit mules, dan prul tiba-tiba anak kita lahir!" |
| Anda boleh percaya boleh tidak terhadap cerita ibu itu, namun |
| saya perlu sampaikan hal-hal umum dan buruk yang sering terjadi, |
| bahwa hidup itu tidak seindah puisi. Sama seperti proses persalinan, |
| perjalanan meraih sukses karier dan bisnis kira-kira seperti itu, |
| namun yang dimaksud dengan |
| 'perut sedikit mules dan prul tiba-tiba |
| anak kita lahir' |
| itu bisa memakan waktu yang terasa sangat lama, |
| membuat keringat dan gigi anda gemeretak menahan sakit, dan |
| jika tidak tahan anda bisa pingsan atau koma, bahkan yang lebih |
| buruk, anda bisa mati, dan bayi anda bisa mati, dan bahkan kalian |
| bisa mati! |
| Nah, pertanyaan saya: Apakah anda tetap mau melanjutkan |
| membaca buku ini? Apakah anda sanggup membayar harga ke- |
| suksesan anda itu? |
| Jika jawaban anda ialah |
| "Ya", |
| bagus. |
| Saya memberitahukan hal yang buruk agar anda siap secara |
| mental, dan menyadari bahwa |
| "Kota Roma tidak dibangun dalam |
| sehari". |
| Dan jika saya juga memberitahukan hal yang baik, serta |
| cara lebih mudah untuk anda mencapai sukses, hal itu tidak |
| membuat anda lengah atau takabur. |
| Faktor kedua yang sering dikatakan orang sebagai kunci sukses |
| ialah iman dan pertolongan Tuhan dalam mencapai sukses. Dika- |
| takannya bahwa Tuhan telah memberkati hidupnya sehingga segala |
| sesuatu berjalan lancar dan segala keinginannya tercapai dengan |
| mudah dan nyaris seperti mukjizat. |
| Juga diajarkan bahwa jika mengalami kesulitan atau penderitaan |
| atau jalan buntu, janganlah putus asa, melainkan serahkanlah diri |
| anda kepada Tuhan, maka la akan bertindak dan membuka jalan. |
| Pengalaman hidup dan realita yang terjadi secara umum se- |
| sungguhnya tidaklah seperti yang dikhotbahkan orang, yang di- |
| saksikan bahwa Tuhan secara aktif dan nyata membantu seseorang |
| untuk sukses dan mengatasi persoalan. Bukannya saya tidak per- |
| caya bahwa hal itu tidak pernah terjadi, atau bahwa Tuhan tidak |
| bisa membantu kita atau hal sejenisnya. Saya percaya bahwa hal |
| 10 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| itu bisa saja terjadi. Namun itu bukanlah suatu kejadian umum |
| dan wajar atau yang bisa kita ikuti jalannya agar juga terjadi |
| dalam kehidupan kita, itu adalah kekecualian. |
| Menurut saya, Tuhan dan keberadaan atau aktivitas-Nya bersifat |
| rohani, yaitu berkenaan dengan pengembangan pribadi dan urusan |
| spiritual serta akhirat, bersifat subjektif dan immaterial, sehingga |
| tidak bisa dibuktikan karena tidak terstruktur. Jadi jika seseorang |
| mengatakan bahwa Tuhan telah menolongnya dalam mengatasi |
| kesulitan hidup dan memberikannya kesuksesan karier atau bisnis, |
| hal itu artinya bukan Tuhan secara spesifik dan nyata benar- |
| benar memberikan pertolongan kepada orang itu, namun ke- |
| percayaan orang itu kepada Tuhan telah membuatnya merasa |
| lebih yakin dan lebih kuat dalam mengatasi kesulitan hidup |
| serta mencapai sukses. Atau dengan kata lain, Tuhan telah mem- |
| berikan ide tentang jalan keluar dan telah memberikan ide akan |
| kekuatan dan pertolonganNya dalam kehidupan orang yang per- |
| caya, sehingga sebagai akibatnya apa yang dipercayai orang itu |
| menjadi kenyataan. |
| Bagi orang beriman, penjelasan saya itu diartikan sebagai per- |
| tolongan Tuhan, sedangkan bagi orang yang memahami potensi |
| kemanusiaan, hal itu adalah |
| 'self fulfilling prophecy' |
| yang diakibatkan |
| oleh kekuatan pikiran bawah sadar seseorang terhadap potensi |
| suksesnya. |
| Saya mengatakan ini berdasarkan pengalaman dan pengamatan |
| serta akal sehat, bahwa urusan karier dan bisnis harus ditangani |
| secara |
| business-like |
| dan kompetensi, sedangkan urusan Tuhan adalah |
| berkenaan dengan kerohanian, moral, dan akhirat. Karenanya, jika |
| kita salah kaprah dalam menangani persoalan, atau mencampur- |
| adukkan hal agama, ketuhanan dengan bisnis, maka hasilnya akan |
| kusut. |
| Dengan menyampaikan hal ini saya tidak bermaksud untuk |
| meragukan kebenaran pengajaran beberapa orang yang telah sukses |
| karena faktor agama atau Tuhan, melainkan mengingatkan anda |
| bahwa hal itu memerlukan interpretasi khusus, dan belum tentu |
| anda pun bisa mendapat hasil yang sama. |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 11 |
| Menurut saya, profit bisnis tidak akan naik dengan hanya |
| didoakan dan bahkan dipuasakan, melainkan perlu di manajemeni |
| secara meritokratis, agar bisnis anda beroperasi dengan biaya rendah, |
| dan mampu memberikan produk/jasa yang manfaatnya lebih besar |
| daripada nilai uang pembeli dan dari kompetisi secara meyakinkan. |
| Saya perlu membahas hal ini karena telah banyak saya lihat |
| rekan pengusaha dan profesional yang bisnis dan kariernya bantut |
| bahkan ambruk karena terlalu banyak menghabiskan waktu untuk |
| aktivitas kerohanian, dibandingkan dengan berpikir dan bekerja. |
| Mereka berkepercayaan bahwa jika mereka |
| take-care |
| terhadap urusan |
| ketuhanan, maka Tuhan akan |
| take-care |
| terhadap urusan bisnis dan |
| karier mereka. Namun, begitu hasil akhirnya tidak seperti yang |
| mereka harapkan—bahkan ada yang menjadi sangat buruk—mereka |
| berbalik kecewa dan membenci Tuhan, karena dituduh ingkar |
| janji atau tidak ingat budi. |
| Saya geli mendengarnya karena menurut saya yang salah bukan |
| Tuhan atau agama, melainkan manusia yang mengajarkan dan |
| menerapkan metode yang tidak logis. |
| Jika semua persoalan bisa selesai hanya dengan doa dan puasa |
| atau iman, maka bumi ini telah menjadi Firdaus. Tidak ada lagi |
| penyakit, kemalangan, penderitaan, kemiskinan, kecelakaan, ke- |
| jahatan, atau kebangkrutan bisnis, bukankah demikian? |
| Menurut saya, relevansi peranan agama dan Tuhan terhadap |
| sukses karier dan bisnis adalah karena |
| 'applied faith', |
| yaitu orang |
| yang bukan hanya mengaku percaya kepada Tuhan, melainkan |
| sungguh hidup dan berperilaku sebagaimana ajaran agamanya. |
| Karena |
| 'applied faith' |
| akan membentuk moral dan karakter orang |
| yang positif, yang baik, yang jujur, yang tabah dan yang penuh |
| pengharapan akan hasil positif. Karakter dan perilaku positif itulah |
| yang akan memudahkannya mencapai kesuksesan dalam karier |
| maupun bisnis. |
| Dengan kata lain, jika ada orang yang sanggup memiliki perilaku |
| dan karakter yang seperti itu, sekalipun tanpa agama, mereka juga |
| bisa sukses; sebaliknya, sekalipun orang mengaku beragama dan |
| bertuhan, namun jika perilakunya tidak kondusif terhadap sukses, |
| 12 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| maka pengakuannya itu tidak berarti dan tidak akan menghasilkan |
| kesuksesan. Itulah salah satu jawaban mengapa banyak |
| 'Free Thinker |
| (orang yang tidak mau terikat kepada ajaran agama), Komunis |
| atau bahkan Atheis, yang tetap bisa sukses dan hidup berbahagia, |
| mengapa? Karena |
| "Success follows attitude!" |
| Camkanlah bahwa segala sesuatu di atas muka bumi ini ada |
| aturan main dan hukumnya masing-masing. Alam mempunyai |
| hukumnya sendiri, seperti misalnya hukum gravitasi; ia tidak |
| peduli apakah anda percaya kepada hukum itu atau tidak, jika |
| anda melompat dari gedung berlantai tiga, maka anda akan jatuh |
| ke bawah karena daya tarik bumi dengan akibat tulang anda |
| patah, atau bahkan kepala anda pecah! |
| Agama dan ketuhanan mempunyai hukum rohani, yang berhu- |
| bungan dengan interrelasi sesama manusia dengan Tuhan, kehi- |
| dupan sekarang dan akhirat, yang jika dilanggar, akan mendapat |
| hukuman moril, seperti hati nurani yang merasa bersalah. Demikian |
| juga bisnis mempunyai hukumnya sendiri seperti pepatah, |
| "Busi- |
| ness is business", |
| sehingga jika produk/jasa anda tidak kompetitif, |
| mahal dan buruk dibandingkan kompetitor, maka tidak peduli |
| seberapa saleh anda menjalankan hukum agama, bisnis anda tidak |
| akan tertolong, karena telah melanggar hukum bisnis. |
| Maaf saja, saya pribadi agak malas bahkan sedikit curiga jika |
| berurusan dengan profesional atau pengusaha yang terlalu rohani, |
| sehingga di hampir setiap beberapa kata diselingi dengan ucapan |
| seperti, |
| "Ya, jika Tuhan menghendaki", |
| atau |
| "Semua karena kebaikan |
| Tuhan, bukan karena kemampuan saya", |
| atau |
| "Saya tidak berani |
| memastikan, agar tidak mendahului kehendak Tuhan", |
| atau, |
| "Semua |
| keberhasilan saya karena doa", |
| atau |
| "Saya tidak mau mengandalkan |
| pikiran dan kemampuan saya sendiri", |
| atau |
| "Saya tidak bisa menjawab |
| sekarang, karena perlu saya doakan dulu dan menunggu jawaban Tuhan", |
| dan sejenisnya. |
| Saya malas berhubungan dengan orang seperti itu karena tidak |
| bisa mendapatkan kepastian dan jawaban yang logis pragmatis |
| serta manusiawi. Mereka lihai. Dengan melemparkan semua urusan |
| kepada Tuhan, maka jika terjadi suatu kesalahan atau kegagalan, |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 13 |
| mereka pun bisa melemparkan tanggung jawab ke langit! Dan |
| saya sedikit curiga kepada mereka karena jangan-jangan mereka |
| benar bahwa apa yang mereka peroleh selama ini bukanlah hasil |
| pikiran dan kerja keras mereka sendiri, melainkan karena faktor |
| X, sehingga tidak bisa disebut sebagai bukti kompetensi dan |
| track-record, |
| karena siapa tahu, jika mereka tidak mendapat ilham |
| lagi, maka kinerjanya akan payah. |
| Lebih parah lagi jika kata-kata manis mereka hanyalah suatu |
| manipulasi citra untuk menyelubungi sesuatu yang entah apa, se- |
| perti kata pepatah, |
| "When it sounds too good to be true, possibly it is!" |
| Saudaraku, hendaknya jangan salah paham terhadap saya. Bu- |
| kanlah maksud saya hendak melecehkan perilaku orang ataupun |
| agama, melainkan sedang menjabarkan fakta yang selama ini dise- |
| lubungi misteri kemunafikan dan kenaifan. Saya ingin kita sekalian |
| berpikiran dan berhati nurani jernih, agar kita bisa melihat dan |
| mendengar suara kebenaran dengan benar. |
| Saya ingin menekankan bahwa kita sangat memerlukan agama |
| dan Tuhan, bukan hanya untuk urusan karier atau bisnis, melainkan |
| juga untuk semua aspek kehidupan; namun yang saya maksud |
| bukanlah agama atau kepercayaan KTP (kartu tanda penduduk) |
| yang besar di mulut kecil di teladan, yang menjadikan agama se- |
| bagai sumber konflik dan keonaran, atau 'kendaraan politik' untuk |
| mencapai tujuan materialistik dan hedonistik; melainkan aclalah |
| 'applied faith'. |
| Seperti ada tertulis, bahwa |
| "Iman tanpa perbuatan adalah mati!", |
| maka yang saya kritik adalah orang yang mengaku beriman, namun |
| yang perbuatannya tidak sesuai dengan substansi kepercayaannya. |
| Logikanya, bagi orang yang percaya kepada Tuhan, harusnya |
| akan bisa lebih sukses dibandingkan dengan orang yang tidak |
| percaya, mengapa? Jika seseorang dapat sukses dengan mengan- |
| dalkan kekuatannya sendiri yang relatif kecil dan terbatas, apalagi |
| bagi kita yang mengandalkan Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha |
| Besar? Bukankah seyogianya kita harus bisa melakukan perkara- |
| perkara yang luar biasa besar dan meraih sukses spektakuler? |
| Bukankah kita percaya bahwa Allah Yang Maha Hadir dan Maha |
| 14 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| Pengasih akan menyertai kita senantiasa? Bukankah Bagi Allah, |
| dan bagi orang yang percaya kepadaNYA, |
| "Tidak ada barang sesuatu |
| yang mustahil!?" |
| Berarti saudaraku, hendaknya anda mengerti bahwa saya percaya |
| dan mengajarkan anda untuk percaya, bahwa |
| 'applied faith' |
| adalah |
| mutlak perlu dan berguna. Saya tidak layak dan tidak mau menjadi |
| manusia yang arogan, apalagi menadirkan kuasa Tuhan, karena |
| saya paham betul bahwa kita memerlukan Tuhan; namun yang |
| saya sedang ajarkan ialah agar kita tidak salah kaprah, menganggap |
| beragama identik dengan bertuhan, dan memanajemeni bisnis sama |
| seperti kita memanajemeni organisasi agama. |
| 2 |
| PIKIRAN, KARAKTER, |
| DAN SUKSES |
| alam setiap interrelasi saya dengan banyak orang selama |
| menjadi penulis dan pelatih program pengembangan sukses |
| pribadi maupun bisnis, saya menemukan bahwa faktor vital dan |
| dominan yang menentukan kualitas hidup seseorang maupun bisnis |
| adalah masalah sikap mental dan karakter manusia. |
| Dalam skala mikro, itu menunjuk kepada karakter perseorangan, |
| yang jika dalam bisnis berarti adalah para pemain bisnisnya (kar- |
| yawan dan pengusaha), dan dalam skala makro adalah karakter |
| masyarakat atau bangsa. |
| Sekalipun dipercayai oleh banyak orang bahwa karakter individu |
| ataupun suatu bangsa ditentukan oleh 'langit' atau nasib, sehingga |
| kita tidak bisa memilih dan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap |
| kondisi yang |
| predetermined (given) |
| seperti itu, namun kalau kita |
| berani introspeksi dan menelaah esensi, maka akan kita temukan |
| bahwa bukan itu masalahnya. Nasib hanyalah 'kambing hitam' |
| atau bahkan 'berhala' yang diciptakan oleh orang untuk mentolerir |
| ketidakmampuan dan ketidakmauannya untuk mengubah kualitas |
| kehidupannya dengan perjuangan dan pengorbanan. Dengan me- |
| lontarkan alasan 'nasib' maka ia/mereka bisa merasa tenang dan |
| tanpa perasaan bersalah menjalani kehidupan yang ala kadarnya, |
| jauh dari berkualitas, apalagi berguna. |
| Banyak orang hidup seperti layaknya tumbuh-tumbuhan atau |
| (maaf) hewan. Mereka lahir, dibesarkan, bersekolah, bekerja, me- |
| nikah, beranak, bercucu, tua, dan mati. |
| Semua itu berjalan secara otomatis dan naluriah, tanpa banyak |
| menggunakan pemikiran, apalagi strategi. Jika mampu bersekolah, |
| bagus, karena anak lain pun bersekolah. Jika tidak mampu berse- |
| 16 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| kolah, ya sudah, karena anak lain pun tidak bersekolah. Mereka |
| tidak tahu untuk apa bersekolah, sehingga tidak belajar dan diajar |
| secara serius agar menjadi pelajar berprestasi di sekolahnya. Bagi |
| mereka, yang penting bersekolah. Jika diperlukan tawuran pada |
| waktu bersekolah, ya ikut meramaikan. Jika |
| di-drop-out |
| karena |
| kenakalannya atau kebodohannya, ya sudah. |
| Jika mampu bekerja, bagus, karena orang lain pun bekerja. Jika |
| tidak mendapat pekerjaan, ya sudah, orang lain pun banyak yang |
| menganggur. Jika bisa menikah bagus, karena orang lain pun |
| menikah, demikian seterusnya, sampai ajal menjemput. |
| Dan karena alasan itu dipercayai dan diterapkan oleh banyak |
| orang, maka hal itu telah menjadi mitos dan budaya, yang dalam |
| skala makro dinamakan budaya bangsa. |
| Akibat dari budaya dan mitos itu, maka generasi masyarakat |
| selanjutnya tanpa disadari dan tanpa pemikiran kritis telah me- |
| nerima didikan dan kepercayaan yang serupa, dan menganggapnya |
| sebagai kebenaran, sehingga tidaklah mengherankan jika di mana |
| pun kita berada atau pergi, selama masih di lingkungan makro |
| yang sama, kita akan menemukan |
| belief systems |
| dan karakter yang |
| seragam atau nyaris sama dari masyarakatnya. |
| "As a man thinketh in his heart, so is he" |
| bukanlah sekadar kata |
| mutiara, melainkan sungguh mempengaruhi seluruh kehidupan |
| manusia, karena kita memang hanya akan menjadi sebagaimana |
| yang bisa kita pikirkan. Karena pikiran akan mempengaruhi dan |
| membentuk karakter. Dan karakter akan mempengaruhi dan |
| membentuk kehidupan kita. |
| Ibarat sebuah pohon yang tumbuh karena adanya benih, demi- |
| kian juga setiap perbuatan manusia timbul akibat 'benih tersem- |
| bunyi' yang adalah pikiran, dan tidak mungkin ada perilaku tanpa |
| berasal dari pikiran, apakah itu adalah perbuatan yang mengaki- |
| batkan kegembiraan atau penderitaan, kesuksesan atau kegagalan, |
| semua itu adalah buah yang harus dituai orang karena bentuk |
| pikirannya. |
| Jadi kehidupan seseorang dibentuk oleh dirinya sendiri, yaitu |
| oleh bentuk dan kualitas pikirannya. Jika pikirannya benar dan |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 17 |
| mulia, maka manusia akan mempunyai kualitas hidup yang ilahi. |
| Sebaliknya jika pikirannya salah dan rendah, maka manusia akan |
| turun derajatnya sampai ke tabiat hewani. |
| Di antara kedua ekstrem itulah biasanya karakter seseorang |
| berada, dan kita adalah pembuat sekaligus majikan atas pikiran, |
| pembentuk karakter, lingkungan, dan nasib kita sendiri. |
| Jadi, sekalipun dalam keadaan yang lemah dan buruk, kita |
| adalah tetap sebagai tuan atas kehidupan kita sendiri, namun |
| sebagai tuan yang bodoh, yang tidak bisa mengatur 'rumah tangga' |
| kehidupan sendiri. |
| Hanya dengan menyadari hukum pikiran, menganalisis diri |
| sendiri secara saksama, dan mau memperjuangkan nasibnya sendiri |
| secara aktif, dengan sabar dan tekun, maka seseorang bisa menjadi |
| pribacli yang berkarakter sukses. |
| Pikiran manusia ibaratnya seperti sebuah taman, yang bisa dikelola |
| secara cerdas dengan menaburkan benih tanaman yang berguna dan |
| sesuai harapan, atau dibiarkan liar tidak terurus. Apa pun pilihan |
| kita, apakah mengurus atau menelantarkan, semuanya akan |
| membuahkan hasil, apakah tanaman berguna, ataukah huma ilalang. |
| Jika anda ingin mengelolanya dengan baik, maka anda harus |
| melakukan dua hal penting yaitu pertama, menanam benih yang |
| baik serta menjaganya agar tumbuh subur dan terhindar dari |
| serangan hama penyakit; hal kedua, anda harus terus-menerus |
| memantau dan menghalau ilalang atau huma yang tumbuh di area |
| taman anda, agar mereka tidak menghabiskan unsur hara yang |
| diperlukan oleh tanaman yang anda inginkan. |
| Jadi, karena pikiran dan karakter itu satu hal yang mempenga- |
| ruhi hasil, maka kita boleh dan logis jika menilai kualitas pikiran |
| seseorang dari karakter dan kualitas hidupnya. Seseorang yang |
| sukses, seyogianya mempunyai karakter dan pikiran yang juga |
| sukses, sedangkan orang yang gagal, seyogjanya mempunyai ka- |
| rakter dan pikiran yang gagal dikelola. Ini adalah persoalan penge- |
| tahuan dan pengalaman serta perbuatan manusia itu sendiri, dan |
| bukan urusan nasib, langit, Tuhan, setan, lingkungan atau manu- |
| sia lain. |
| 18 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| Dengan premis ini, kita bisa berlanjut bahwa manusia tidak |
| menarik sesuatu hal yang mereka inginkan, melainkan apa yang |
| serupa dengan mereka, maksudnya, kita tidak akan bisa menarik |
| kesuksesan dan kekayaan hanya karena kita menginginkan hal itu, |
| apabila kita bukanlah orang yang tepat untuk kesuksesan dan |
| kekayaan, sama seperti bunga mawar tidak akan tumbuh pada |
| batang ilalang liar. |
| Demikian pula sebaliknya, adalah logis jika kita merasa yakin |
| bahwa tanaman mawar kita akan menghasilkan bunga mawar pada |
| waktunya, dan bukan ilalang atau onak duri. |
| Itulah alasan mengapa banyak ajaran |
| Positive Thinking |
| dan |
| Suc- |
| cess Strategy |
| atau doa puasa kepada Allah sepertinya bantut dan |
| tidak membuahkan hasil jika dilakukan oleh orang yang tidak |
| kondusif terhadap sukses. |
| Mudahnya: bukan doanya, dan bukan kepada siapa berdoanya, |
| melainkan siapa yang berdoa, dan apa yang didoakan, itulah yang |
| akan menentukan hasilnya. |
| Sebagai contoh, jika anda adalah karyawan yang ingin mem- |
| punyai taraf kehidupan yang lebih baik, seperti mempunyai rumah, |
| mobil, dan gengsi yang baik, yang anda ketahui hanya bisa terjadi |
| jika anda mempunyai posisi karier dan gaji yang lebih tinggi dari |
| sekarang; anda sangat menginginkan promosi karier dan pening- |
| katan gaji itu agar impian anda terwujud, namun anda tidak |
| bersedia memberikan manfaat dan produktivitas yang lebih besar |
| kepada majikan atau perusahaan anda—apakah karena anda tidak |
| kompeten, ataukah karena anda tidak bersedia memberi terlebih |
| dahulu sebelum menerima—maka seberapa besar pun keinginan |
| anda, hal itu secara logis seperti yang kita bahas tentang hukum |
| pikiran, hanyalah |
| 'wishful thinking. |
| Atau contoh lainnya, jika anda adalah pengusaha atau pimpinan |
| perusahaan yang menginginkan agar semua karyawan anda mem- |
| berikan kontribusi dan partisipasi manfaat yang lebih besar dan |
| lebih baik kepada perusahaan, agar kinerja bisnis anda meningkat, |
| lebih mampulaba dan mamputumbuh; namun anda tidak bersedia |
| memberikan pelatihan kepada karyawan agar kemampuan dan |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
| 19 |
| motivasinya meningkat. Juga anda tidak bersedia merancang sistem |
| kompensasi meritokratis yang memberikan penghargaan lebih ke- |
| pada karyawan yang berprestasi, malahan anda melakukan upaya- |
| upaya pemotongan penghasilan karyawan melalui pembuatan per- |
| aturan yang tidak adil, sehingga menimbulkan suasana kerja yang |
| demotivatif. Apakah anda akan berhasil? |
| No way\ |
| Saya memberikan ilustrasi di atas untuk meyakinkan anda bahwa |
| kita adalah penyebab dari peristiwa atau kondisi lingkungan (se- |
| kalipun banyak di antaranya yang terjadi tanpa disadari terlebih |
| dahulu), agar kita mempunyai persamaan |
| mindset, |
| dan memudahkan |
| saya dalam membantu anda meraih kesuksesan karier atau bisnis |
| seperti yang anda inginkan, secara benar, memuaskan, dan ber- |
| manfaat bagi banyak orang. |
| Pikiran dan perbuatan yang baik tidak pernah akan menghasilkan |
| hal buruk. Kerajinan, inisiatif, kejujuran, kompetensi, produktivitas, |
| akan menghasilkan prestasi dan promosi karier atau kesuksesan |
| bisnis; dan pikiran serta perbuatan yang buruk tidak pernah akan |
| menghasilkan hal baik. Kemalasan, egois, kepicikan, kecurangan, |
| kebodohan, iktikad jahat, hanya akan membuahkan kegagalan |
| karier atau bisnis. Sehingga bagi orang munafik atau degil, yang |
| berupaya menuai bunga mawar dari ilalang, ibaratnya seperti |
| mendandani pusara dan memugarnya sedemikian rupa agar tampak |
| indah, dan melupakan esensi bahwa kuburan ialah kuburan, tidak |
| peduli bagaimanapun tampak luarnya, isinya tetap sama, mayat |
| atau tulang belulang orang mati! |
| Apakah Anda Berpotensi Sukses? |
| Di dalam diri anda tersedia |
| power |
| untuk mencapai apa saja yang |
| anda inginkan, tapi hal itu tidak akan terjadi jika anda tidak mem- |
| punyai hasrat yang kuat terhadap suatu tujuan. Janganlah bodohi |
| diri anda sendiri dengan berkompromi untuk mencapai sesuatu ku- |
| rang dari 100% pencapaian hasil, yakni kesediaan untuk memulai |
| tapi tidak berani untuk mengakhirinya sampai tuntas, percuma! |
| Semua orang memerlukan umpan balik atas setiap kinerjanya. |
| Lagi pula, apa enaknya dan apa bangganya, jika anda mencapai |
| 20 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
| sesuatu yang tidak ada seorang pun peduli, sehingga adalah perlu |
| untuk menetapkan dan mencapai tujuan yang cukup berharga |
| sehingga memberi kesempatan kepada orang lain untuk memuji |
| keberhasilan anda dan turut senang menikmati hasilnya bersama |
| anda, dan nikmatilah sensasi kemenangan itu. |
| Tetapkanlah tujuan yang cukup besar namun tetap dapat anda |
| capai. Pilahlah tujuan itu menjadi beberapa bagian yang dapat |
| anda kerjakan dan capai hasilnya setiap hari, setiap bulan dan |
| setiap tahun. Tetapkan tujuan untuk sukses, yakni sukses-sukses |
| kecil dan juga sukses yang lebih besar. Dan nikmatilah sensasi |
| kepuasannya dalam setiap peristiwa, untuk membuat anda tetap |
| bersemangat dan percaya diri. |
| Yang terpenting ialah agar anda bisa menetapkan target yang |
| bisa segera anda mulai sejak sekarang, dan pikirkanlah diri anda |
| meraih sukses-sukses itu dalam setiap perjalanan hidup anda, yang |
| pasti akan terwujud selama anda konsisten melaksanakan pen- |
| capaiannya tanpa kompromi dan tanpa pasang-surut semangat. |
| Jadi, bisakah anda melihat bagaimana akan jadinya diri dan |
| kehidupan anda setahun dari sekarang? Dapatkah anda membuat |
| keputusan dan komitmen untuk menjadi pribadi yang sukses |
| seperti yang anda idam-idamkan? |
| Jika ya, berarti anda memang sungguh mempunyai potensi dan |
| kuasa untuk mencapai apa saja yang anda inginkan. |
| Kekuatan Citra Diri |
| Memvisualisasikan diri anda sedang dalam keadaan sukses mencapai |
| tujuan hidup anda adalah semacam tambahan energi untuk |
| mencapai keinginan anda. Sebab jika anda telah bisa membayangkan |
| diri anda sudah dalam keadaan sukses, anda dapat menjadikannya |
| kenyataan, karena hal itu akan memberi kemampuan dan dorongan |
| semangat ketika menghadapi berbagai rintangan. |
| Maafkanlah diri anda sendiri, sebagaimana yang anda ingin |
| orang lain juga memaafkannya atas berbagai kesalahan yang anda |
| lakukan selama memperjuangkan sukses. Yakinkan diri anda bahwa |
| PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 21 |
| kesalahan adalah suatu proses belajar untuk menjadi lebih baik, |
| dan bahwa kegagalan hanyalah sukses yang tertunda. Biarkanlah |
| segala perasaan cemas dan ketakutan pergi dari pikiran anda. Dan |
| jangan terpaku kepada hari kemarin. Angkatlah wajah anda dan |
| tataplah ke arah depan. |
| Sekalipun saran saya ini lebih |
| mudah |
| cliucapkan daripada |
| dilakukan, namun anda memang harus mampu menyiasati ke- |
| adaan negatif dan mengubahnya menjadi hal positif, jika anda |
| tidak mau benar-benar merasa gagal dan berhenti berjuang. |
| Apakah anda takut kepada kemiskinan, atau kegagalan mencapai |
| tujuan, atau tidak mampu membeli mobil atau rumah idaman |
| anda, atau menjadi bangkrut jika berhenti bekerja? Maka ubahlah |
| ketakutan itu menjadi tujuan positif untuk mendapatkan keamanan |
| finansial. |
| Apakah orang-orang membuat anda cemas, dan membuat anda |
| merasa rendah diri, karena tidak sebagus orang lain? Maka ubahlah |
| kecemasan itu menjadi tujuan positif. Jangan khawatir, setiap |
| orang pasti mempunyai kelemahan dan perasaan inferior pada |
| intensitas tertentu. Jika anda merasa diri anda tidak menank, |
| janganlah terpana oleh persepsi itu, karena jika clibiarkan, maka |
| pikiran anda akan mewujudkannya menjadi realita. Ubahlah cara |
| berpikir anda, maka hal itu akan mengubah perilaku anda. Dalam |
| banyak kasus, pikiran negatiflah yang menjadi kendala utama |
| terhadap pencapaian sukses karena memaku seseorang pada kehi- |
| dupan yang buruk dan gagal. |
| Teruslah bergerak maju. Beranilah mengambil risiko. Jika untuk |
| sukses diperlukan kepindahan ke kota lain atau ke bidang pekerjaan |
| lain, lakukanlah. Jadilah pribadi yang pro-aktif dan partisipatif, |
| maka segera anda bertumbuh menjadi orang yang mempunyai |
| citra sukses. |
