STRATEGI SUKSES
1/18/2009 03:03:00 AM Edit This 0 Comments » Faktor apakah yang membuat seseorang bisa sukses |
dalam karier dan atau bisnis? Mengapakah ada orang yang |
telah bekerja berbelas bahkan berpuluh tahun tanpa mendapatkan |
peningkatan karier dan penghasilan yang berarti, sedangkan ada |
orang yang hanya dalam beberapa tahun saja telah mendapatkan |
posisi karier dan penghasilan yang tinggi? |
Itulah pertanyaan yang jawabannya sudah saya coba carikan ja- |
wabannya selama bertahun-tahun dan yang hasilnya serta contoh- |
nya akan saya jabarkan dalam buku ini. |
"Success follows attitude", |
adalah kesimpulan yang bisa saya |
tarik setelah berinteraksi interrelasi dengan sedemikian banyak |
orang selama saya menjadi konsultan dan pelatih manajemen bisnis. |
Kesimpulan itu saya ambil setelah saya bertemu dan bertukar |
pikiran dengan banyak orang dari segala level dan strata, mulai |
dari kaum orang miskin sampai orang kaya, dari buruh sampai |
manajemen puncak, dari pengusaha kecil dan koperasi sampai |
pengusaha besar. |
Jika seseorang ingin sukses dengan kemampuan dan fasilitasnya |
sendiri |
(self-made person), |
maka faktor paling dominan yang diper- |
lukannya untuk mendorong mepengaruhi sukses adalah perilaku |
atau karakternya. |
Faktor kedua ialah pergaulan yang luas dan kondusif, sehingga |
hal itu bisa menciptakan peluang bisnis yang memudahkan dirinya |
mencapai sukses. |
Seperti yang saya temukan, dalam banyak kisah sukses, keber- |
hasilan seseorang tidak terjadi di ruang vakum. Hampir semuanya |
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
X |
melibatkan pihak ketiga, yaitu kenalan, teman atau bahkan |
'malaikat penolong' atau 'Kui Jin' menurut istilah orang Hokian. |
Bahkan kalau kita amati lebih dekat, para pengusaha besar atau |
eksekutif perusahaan besar mendapatkan proyek atau peluang bisnis |
bukanlah dari strategi pemasaran atau proposal bisnis formal, me- |
lainkan dari |
lobbying |
sambil bermain golf atau aktivitas non-bisnis |
(head-hunter |
atau |
executive-search |
paham betul apa yang saya maksud, |
bahwa jika ada eksekutif puncak yang digaji miliaran rupiah |
setahun, bukanlah semata-mata karena gelar akademis atau kom- |
petensi teknisnya, melainkan karena mereka mempunyai akses |
atau |
networking |
ke banyak VIP di negara ini untuk memudahkannya |
mendapat proyek kakapj. |
Bahkan di suatu kompleks perumahan mewah di area Jakarta |
Utara, para warga yang mayoritas adalah pengusaha atau eksekutif |
puncak perusahaan, mendapatkan order bisnis dari sesama me- |
reka. Sambil berkaraoke atau |
barbeque |
bersama, mereka telah meng- |
ikat komitmen untuk saling membantu bisnis masing-masing |
dengan membeli dari sesama anggota kelompok selama memung- |
kinkan. |
Itulah dua faktor vital yang berguna untuk kesuksesan dalam |
karier maupun bisnis: Karakter Positif dan Pergaulan yang Kon- |
dusif. |
Namun sayang, bagi orang yang hanya bermodalkan karakter |
namun dan tidak mempunyai modal uang atau fasilitas, memang |
mempunyai kendala untuk bergaul dengan kalangan yang kondusif |
terhadap sukses, yaitu kepada orang-orang yang telah sukses atau |
setidaknya yang bisa membantunya menuju sukses, mengapa? |
Karena orang-orang dengan kriteria seperti itu tentunya berada di |
lingkungan tertentu yang eksklusif, seperti di lapangan golf, di |
klub kebugaran mewah, di Merchantile Club, di Rotary Club, di |
Lion's Club, dan tempat-tempat bergengsi lainnya, yang untuk |
memasukinya bukan hanya memerlukan karakter positif, melainkan |
juga reputasi dan uang! |
Seperti kata pepatah, |
"Success breeds success", |
saya juga bisa |
mengatakan bahwa |
"Money breeds money!", |
bahwa kalau kita s,udah |
PROLOG |
xi |
sukses, maka untuk menjadi lebih sukses adalah pekerjaan mudah |
serta alamiah. Demikian juga, jika kita telah mempunyai banyak |
uang, maka untuk mendapatkan lebih banyak uang lagi adalah |
pekerjaan mudah karena lebih banyak alternatif investasi menjadi |
lebih banyak. Sebaliknya, jika kita masih miskin atau masih menjadi |
'nobody', |
maka segala hal tampaknya tertutup dan sukar. Orang |
kaya hanya mau bergaul dengan orang kaya. Orang besar hanya |
mau bergaul dengan orang besar. Sehingga konsekuensi logisnya |
ialah orang kaya akan menjadi semakin kaya. Sedangkan orang |
miskin atau orang kecil—karena hanya berani dan bisa bergaul |
dengan orang kecil dan atau orang miskin juga yang mungkin |
saja saling menyusahkan (minta pertolongan)—akan tetap miskin |
atau kecil, bahkan bisa saja menjadi bertambah miskin. |
Memang ironis dan nampak tidak adil, namun demikianlah |
hu-kum hidup. Seperti satu ayat yang pernah saya baca dalam |
Matius 25:29, yang berbunyi, |
"Karena setiap orang yang mempunyai, |
kepadanya akan diberi, sebingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang |
tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari |
padanya." |
HUH! |
Tentu saja dalam segala hal bisa terjadi pengecualian. Bisa saja |
seseorang yang tidak mempunyai pergaulan sukses, serta tidak |
mempunyai karakter sukses, namun entah bagaimana caranya ia |
bisa juga mencapai sukses. |
Atau bisa saja seseorang telah mempunyai karakter sukses serta |
pergaulan yang kondusif, namun entah bagaimana tetap saja ia |
tidak bisa mendapat peluang dan atau tidak bisa mengelola ke- |
sempatan yang ada menjadi sukses. |
Atau bisa saja seseorang yang telah mencapai sukses seperti |
yang diidamkan mendadak menjadi gagal total karena satu sebab |
tertentu. |
Semua hal itu adalah kekecualian, yang mungkin menyangkut |
satu faktor yang dinamakan nasib. |
Namun inti pelajaran kita kali ini ialah bahwa bagaimana kita |
bisa mencapai sukses karier dan atau bisnis dengan modal dasar |
xii STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
karakter atau perilaku positif kita, serta menciptakan peluang agar |
kita bisa mencapai sukses seperti yang kita inginkan. |
Saya teringat, pada suatu hari, ketika sedang pergi menuju |
perusahaan |
client |
di Surabaya, saya berbincang-bincang dengan |
pengemudi yang menjemput saya dari bandara. la menceritakan |
bahwa ia dan direktur utama perusahaan |
client |
saya itu awalnya |
adalah setingkat. la melamar dan bekerja sebagai pengemudi, dan |
rekannya itu melamar dan bekerja sebagai teknisi. Mereka sama- |
sama mempunyai pendidikan yang setara, hanya saja ia dari sekolah |
menengah atas (SMA), sedangkan rekannya itu berasal dari sekolah |
teknik menengah atas (STMA). Sampai hari ini, mereka telah |
bekerja di perusahaan |
client |
saya tersebut selama lebih dari 15 |
tahun. Bedanya, ia sampai sekarang masih menjadi pengemudi |
senior, sedangkan rekannya itu telah menjadi direktur utama. |
Saya sangat tertarik mendengarkan ceritanya, dan menggalinya |
lebih dalam dengan bertanya, |
"Mengapa bisa demikian? Apakah |
yang membuat perbedaan hasil sedemikian mencolok, padahal kalian |
memulai dengan modal yang hampir samaP" |
la menjawab, |
"Ya, itu masalah nasib, Pak. Darah kami berbeda. |
Beliau berdarah orang besar sehingga bernasib baik, sedangkan saya |
berdarah orang kecil", |
saya menyahut setengah bergurau, |
"Ah, mana |
ada hal seperti itu? Darah kita kan sama-sama merah. Tuhan men- |
ciptakan kita dengan potensi yang sama, masa ada darah orang besar |
dan darah orang kecil?" |
la tampak serius, |
"Sungguh, Pak, itulah |
ajaran orang tua saya, bahwa kami ini memang berdarah orang kecil. |
Dari kakek saya, ayah dan saudara-saudara saya memang hanya |
menjadi orang kecil sejak dahulu kala. Sehingga kami diajar agar tidak |
berkeinginan macam-macam supaya tidak stress, melainkan harus bersyukur |
jika telah mempunyai penghasilan yang lumayan!" |
Sebagai penulis dan |
public motivator, |
saya sangat tidak puas dan |
prihatin dengan jawaban pengemudi itu. Sehingga saya terketuk |
untuk memberi nasihat guna meluruskan pengajaran atau filosofi |
hidup yang saya anggap salah itu. Namun sayangnya, sampai |
kami tiba di tempat tujuan, ia tetap bersikukuh terhadap |
pendiriannya dengan mengatakan, |
"Saya puas dengan keadaan saya |
PROLOG |
xiu |
sekarang, Sekalipun hanya sebagai sopir, kami mempunyai kehidupan |
yang tenteram, cukup makan cukup pakaian. Setiap hari bisa santai |
ngobrol atau main catur bersama tetangga." |
Sebenarnya saya ingin membantah pendapatnya, namun saya |
sadar bahwa itu bukanlah wewenang atau hak saya. Namun de- |
mikian, selama saya berada di perusahaan |
client, |
saya mencari tahu |
tentang latar belakang karier direktur utama perusahaan itu, apakah |
benar seperti yang diceritakan pengemudi yang menjemput saya. |
Apakah benar bahwa ia memulai karier dari level bawah sampai |
'bernasib baik' bisa menjadi pimpinan tertinggi perusahaan besar |
menggantikan anggota keluarga yang sebelumnya menjabat? |
Tahukah saudaraku, apa yang saya temukan tentang pribadi |
atau karakter orang itu? |
Ternyata memang benar bahwa ia memulai karier dari posisi |
teknisi. Namun karena ia sangat kompeten, teliti, rajin, mau |
belajar hal-hal baru, ringan tangan membantu teman-temannya |
dari bidang pekerjaan yang lain, serta mempunyai inisiatif dan |
ide-ide untuk memperbaiki peralatan atau cara kerja agar menjadi |
lebih berguna, maka kariernya cepat menanjak. Sampai suatu |
hari, ketika pimpinan perusahaan yang lama harus menangani |
perusahaan lain yang lebih besar dan butuh memerlukan |
penggantinya, ia yang dipilih, dengan alasan bahwa ialah orang |
yang paling tahu dan paling menguasai operasional perusahaan |
ini secara detail. la tidak hanya kompeten dan |
all-round performer, |
karakternya juga bagus, sehingga disukai dan didukung oleh |
banyak orang. |
Nah, pertanyaan saya: Apakah jabatan direktur utama itu di- |
peroleh karena faktor nasib baik, faktor darah orang besar, ataukah |
karena faktor perilaku yang kondusif terhadap sukses? |
Saya mengerti bahwa agak sulit bagi anda untuk memutuskan |
apakah contoh sukses di atas berkenaan dengan faktor perilaku, |
atau nasib baik, atau kombinasi keduanya, karena dalam realitas |
memang jarang kita temui ekstrem hitam-putih nasib-perilaku, |
melainkan sering kali kombinasi dari keduanya atau bahkan ada |
faktor tambahan lain. |
xiv STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
Sekalipun misalnya nasib baik itu memang ada, dan turut |
menentukan kesuksesan hidup seseorang, tetap saja nasib baik |
memerlukan media atau orang yang tepat untuk mewujudkan |
dirinya. Hal ini yang juga akan kita bahas dalam sub-topik |
"BAGAIMANA CARA MENGUNDANG 'NASIB BAIK' UNTUK SUKSES". |
Oleh karena itu, hanya jika anda setuju dengan premis saya |
bahwa, |
"Success follows attitude", |
maka buku ini memang |
untuk anda, sebagai seorang kandidat sukses. Namun jika anda |
tidak sepakat, maka sebaiknya anda berhenti membaca buku ini |
karena apa yang akan saya jabarkan serta apa yang akan disaksikan |
oleh para narasumber buku ini tentang sukses, tidak ada gunanya |
lagi. |
Motivasi saya dan kesebelas kontributor untuk isi di dalam |
menulis buku "STRATEGI SUKSES" ini adalah murni berlandaskan |
goodwill |
untuk turut berpartisipasi di dalam proses pembangunan |
masyarakat, dan bangsa, dan masyarakat kita, sekalipun dalam |
lingkup yang sempit, yaitu melalui buku. |
Saat penulisan buku ini, saya pribadi sangat prihatin terhadap |
keadaan pebisnis dan karyawan di negara kita, karena banyak |
sekali perusahaan yang sedang dilelang oleh BPPN (Badan |
Penyehatan Perbankan Nasional) dan mengajukan permohonan |
pailit ke Depnakertrans (Departemen Tenaga Kerja dan |
Transmigrasi). |
Akibatnya jelas: akan terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja) |
massal, yang sesungguhnya merugikan, dan tidak diinginkan oleh |
semua pihak. Namun, semua itu telah dan harus terjadi! |
Saya mendengar keluhan dan rintihan putus asa banyak karyawan |
yang harus keluar dari mess yang telah ditempatinya selama pu- |
luhan tahun, karena pabriknya bangkrut, dengan hanya mendapat- |
kan uang pesangon yang tidak seberapa. Padahal mereka masih |
mempunyai banyak hal yang harus ditanggung hidupnya, misalnya |
anak-anak yang masih bersekolah. Jika uang pesangon di- |
pergunakan untuk mengontrak rumah, akankah sisa uang yang |
tersisa dapat bertahan sampai mendapatkan pekerjaan baru? |
Dapatkah mereka bersaing dengan lebih dari 50 juta penganggur |
yang juga berebut mencari kerja? |
PROLOG |
xv |
Saya juga mendengar penderitaan pengusaha bersifat baik, yang |
telah berusaha mempertahankan eksistensi bisnisnya dengan me- |
nambah modal kerja terus-menerus untuk mernbayar biaya opera- |
sional, khususnya gaji karyawan, bahkan dengan mencari pinjaman |
dan atau menjual harta pribadi; namun pada akhirnya bisnis mereka |
tetap saja terpaksa ditutup. |
Itu adalah kisah yang biasa terjadi. Masih ada kisah lain yang |
lebih buruk seperti misalnya karyawan yang diperlakukan se- |
wenang-wenang, yakni dipecat tanpa mendapatkan imbal balas |
yang patut, bahkan ada yang tidak mendapatkan pesangon sedikit |
pun, karena pimpinan perusahaannya minggat entah ke mana |
meninggalkan perusahaan dan pabrik yang telah diagunkan ke |
bank. |
Juga ada pengusaha baik yang sebelum menutup pabriknya |
tetap memberikan uang imbal balas yang patut kepada semua |
karyawannya, namun yang didapatkan bukannya ucapan terima |
kasih, melainkan caci-maki dan tindakan anarki karyawan yang |
tidak kenal budi yang membakar beberapa aset miliknya. |
Pertanyaan saya, jika semua keburukan, kerugian, dan pende- |
ritaan itu adalah akibat, lantas apakah penyebabnya? Apakah yang |
menyebabkan perusahaan rugi atau bangkrut, atau diambil alih |
kepemilikan sahamnya oleh investor baru? Apakah yang menye- |
babkan karyawan—dari level pelaksana sampai manajemen—dipecat |
dari pekerjaaannya, akibat kebangkrutan usaha, dan atau proses |
down-sizing |
(pengurangan karyawan untuk efisiensi)? |
Ada orang yang menjawab, |
"Krisis ekonomi". |
Ada pula yang |
menjawab, |
"Persaingan yang semakin ketat," |
serta ada yang menjawab, |
"Mismanagement". |
Itu adalah jawaban pintar. Secara makro dan umum, saya setuju |
dengan jawaban itu. Namun jika saya meminta anda menguraikan |
lebih rinci sampai ke akarnya tentang, |
"Apakah yang menyebabkan |
terjadinya krisis ekonomi, ketidakmampuan bersaing, dan atau mis- |
management". |
Apakah jawaban anda? |
Jika anda menjawab, |
"Masalah perilaku individu dan kolektif |
yang keliru atau tidak kondusif terhadap sukses karier dan bisnis!", |
xvi STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
maka anda bukan sekeadar pintar, melainkan juga cerdas, dan bi- |
jaksana. |
Saudaraku, ingat premis yang saya nyatakan di atas, bahwa |
"Success follows attitude?". |
Bukankah jika sukses mengikuti perilaku, |
bisa diartikan pula bahwa |
"Failure follows attitude, too?", |
bahwa |
kegagalan itu mengikuti perilaku juga! |
Jika anda setuju, berarti dapat kita tarik kesimpulan logis, bah- |
wa krisis ekonomi, atau ketidakmampuan bersaing, dan atau mis- |
manajemen, semuanya disebabkan karena perilaku yang keliru dari |
para pelaku bisnis (karyawan dan pengusaha) atau negara. |
Namun agar tidak menyimpang dari konteks, kita tidak mem- |
bahas masalah negara atau ekonomi makro agar pembedahan |
masalah dapat kita fokuskan kepada bisnis dan profesi. |
Mengapa bisnis rugi atau bangkut? Karena tidak mendapatkan |
penjualan dan profit yang memadai! Mengapa demikian? Karena |
produk/jasa tidak mampu bersaing! Mengapa demikian? Karena |
manfaat produk/jasa lebih kecil daripada nilai uang pembeli dan |
juga dari manfaat yang diberikan oleh pesaing/kompetitor! Mengapa |
demikian? Karena tidak adanya strategi dan program yang me- |
madai! Mengapa demikian? Karena tidak mempunyai sumber daya |
manusia yang memadai! Mengapa demikian? Karena |
mis-mana- |
gement! |
Mengapa demikian? Karena perilaku pemain bisnis (kar- |
yawan dan pengusaha) yang keliru, atau tidak kondusif terhadap |
sukses! |
Perilaku, sekali lagi, perilaku. Perilaku kitalah yang menentukan |
sukses atau gagal. Bukan faktor makro atau nasib, melainkan |
perilaku internal, individu maupun organisasi bisnis, yang membuat |
bisnis untung atau rugi, dan membuat anda naik karier atau |
bahkan dipecat. |
Lihatlah di sekitar anda, selama krisis multi dimensional yang |
melanda Indonesia, sekalipun banyak perusahaan besar yang gulung |
tikar, masuk BPPN, diambil alih kepemilikannya oleh kreditor |
dalam dan luar negeri, namun juga banyak pengusaha kecil yang |
naik peringkat menjadi skala menengah, dan pengusaha menengah |
menjadi pengusaha besar, karena mereka panen raya dapat menjual |
PROLOG |
xvn |
produk/jasa mereka secara menguntungkan dan menghebohkan, |
untuk keperluan domestik maupun ekspor. |
Tidak ada diskriminasi nasib baik/buruk dalam hal ini, |
karena kita semua mengalami jenis krisis yang sama. Yang ber- |
beda ialah masalah perilaku pemain bisnisnya. Yang gagal ialah |
bisnis yang mengandalkan pasar domestik, proyek pemerintah, |
utang dolar pendapatan rupiah, dan bisnis yang boros dan |
tambun ('lemak' inefisiensi dan non-meritokrasi), sehingga ketika |
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika terdepresiasi hebat, |
utang dolarnya telah menguburnya hidup-hidup, dan tidak ada |
harapan mendapatkan penghasilan dari dalam negeri, karena |
daya beli masyarakat maupun proyek pemerintah merosot drastis. |
Sedangkan yang sukses adalah mereka yang berpikir strategis |
dan yang mengandalkan kompetensi serta sumber dayanya sendiri |
dalam berbisnis, sehingga mereka memilih produk yang berorientasi |
ekspor dan atau yang mampu bersaing di pasar domestik, mendanai |
pertumbuhan bisnis dari laba ditahan dan bukan dari utang, serta |
berperilaku hemat agar bisnisnya beroperasi dengan biaya rendah. |
Mereka berperilaku, |
"Low profile, high profit!" |
Apa pun yang menjadi harapan atau kebutuhan anda dalam |
membaca buku ini, apakah untuk sukses karier maupun bisnis, |
kami telah menyediakan jawabannya serta beberapa contohnya, |
sehingga anda bisa mengikuti proses pencapaian hasilnya. Minimal, |
bisa menjadi inspirasi bagi anda. |
Buku ini adalah buku panduan untuk mencapai sukses karier |
dan bisnis, mengandalkan perilaku sukses, yang ditulis oleh orang |
Indonesia, dengan contoh-contoh atau kesaksian hidup orang-orang |
Indonesia yang telah dan sedang mencapai sukses karier dan |
bisnisnya. |
Mengapa saya memilih narasumber orang Indonesia? Dan menga- |
pa mereka kombinasi dari kalangan profesional dan pengusaha |
dari berbagai jenis industri? Dan mengapa bukan semuanya dengan |
posisi |
Top Management? |
Jawabannya adalah saya ialah agar pembaca buku ini, yang |
adalah orang Indonesia, yang mempunyai latar belakang serta |
xviii |
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
harapan yang bervariasi, bisa belajar dari saudaranya sendiri, dan |
bisa yakin bahwa, kalau saudaranya sebangsa dan setanah air bisa |
menerapkan STRATEGI SUKSES untuk karier dan bisnisnya, |
berarti anda pun bisa! |
Buku ini terbagi menjadi tiga bagian besar: |
Bab satu adalah tulisan saya hasil pembelajaran, pengalaman |
pribadi, dan pengalaman banyak orang tentang STRATEGI SUK- |
SES yang bersifat universal. |
Bab dua saya peruntukkan bagi kisah-kisah para narasumber |
dalam menyaksikan perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses |
karier dan atau bisnisnya. |
Bab tiga adalah "Bedah Bisnis" yang ditulis oleh Bapak Dar- |
mawan Tas'an, yang menjabarkan cara mentransformasi bisnis yang |
semula tanpa visi dan nyaris bangkrut menjadi perusahaan solid |
bervisi global. Ini adalah karya yang cerdas, pragmatis, dan jujur. |
Jarang sekali ada penulis yang memiliki ketiga karakteristik itu. |
Biasanya, jika penulis cerdas, ia tidak pragmatis, sehingga ter- |
kesan teoritis dan utopis. Dan jika ia penulis cerdas yang prag- |
matis, ia bisa tidak jujur dalam mengemukakan fakta atau sejarah, |
dengan cara menyembunyikan kesalahan atau kegagalan atau |
kelemahannya, sehingga ibaratnya ia menunjukkan satu sisi sebuah |
koin dan tidak menunjukkan sisi lainnya, sehingga kita tidak bisa |
belajar dengan sempurna. Berbeda dengan karya Pak Darmawan |
yang membeberkan realita dirinya dan karyanya secara utuh, se- |
hingga kita bisa belajar dari segala sisi. Kisahnya patut disimak |
bukan saja oleh mereka yang berkecimpung dalam pemain BUMN, |
melainkan juga siapa saja yang ingin melakukan transformasi |
bisnis! |
Bagi anda yang mempelajari dan mengikuti STRATEGI SUK- |
SES yang kami jabarkan dalam buku ini, maka cepat atau lambat, |
anda pasti sukses dan bertambah sukses. Tidak ada hal apa pun |
yang bisa menghalangi langkah anda untuk sukses. Kalau belum, |
"It's just a matter of time!", |
percayalah! |
Dan kapan saja anda mempunyai kendala, atau pertanyaan, atau |
PROLOG |
xix |
kritikan, atau hendak berbagi pengalarnan, kirim e-mail ke alamat |
say a: |
johaneslim@profitboosterindonesia. |
com. |
Pasti saya balas. |
Salam sukses, |
Jakarta, Agustus 2002 |
Penulis |
Johanes Lim, Ph.D, CPC |
BAG iAN I |
PERSPEKTIF DAN KIAT |
SUKSES YANG BENAR |
1 |
KEGAGALAN, |
PENDERITAAN, |
DAN SUKSES |
K |
alau kita membaca buku-buku tentang sukses, mengikuti |
seminar, atau mendengar riwayat hidup orang sukses, biasanya |
mereka hanya mengajarkan cara-cara dan manfaat menjadi sukses, |
yang secara sederhana berbunyi: |
"Dulii say a |
miskin, |
dan sekarang |
kaya. Dulu saya orang yang gaga/, sekarang sukses. Dnlu saya |
nobody |
sekarang |
somebody." |
Jika kita kejar agar mereka memberitahu cara mereka mencapai |
sukses, maka mereka akan mengungkapkan |
baste principle |
yang |
umum, |
"Untuk sukses, kita harm puny a visi, berani kerja keras, per- |
caya kepada Tuhan, dan persisten. |
", bahkan ada guru manajemen bis- |
nis yang mengatakan bahwa, |
"Kita bisa sukses bisnis sekalipun tanpa |
modal uang! " |
Terdengar sangat indah dan puitis, bukan? Sangat utopis dan |
heroik. Dan kita kagum kepada orang yang telah sukses itu, ka- |
rena telah memberitahu kiat suksesnya dan termotivasi untuk |
mengikuti jejaknya... dan berakhir frustrasi! |
Berapa banyak buku serta seminar motivasi tentang berpikir |
dan berperilaku positif, kiat hidup sukses dan berbahagia, kuasa |
kepercayaan untuk menciptakan sukses, dan Iain-lain, dan seba- |
gainya, yang mengutip kisah sukses dan strategi beberapa orang |
besar di beberapa zaman; namun ketika kita mencoba untuk me- |
nerapkan apa yang diajarkan, hasilnya NOL BESAR, bahkan mem- |
buat kita skeptis dan marah terhadap pengajaran sejenis, karena |
merasa dibohongi. |
Mengapa kita tidak bisa mendapatkan hasil dari pengajaran |
j ipara guru itu? Benarkah mereka membohongi publik? |
S\ 03 |
4 |
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
Sebenarnya tidak. Mereka berkata jujur dan berniat baik untuk |
menolong kita, namun dengan cara yang keliru. Pertama, mereka |
menganggap bahwa karena ada beberapa orang yang sukses meng- |
gunakan metode tertentu, maka mereka menganggapnya sebagai |
resep mujarab dan kebenaran universal yang aplikatif bagi semua |
orang untuk juga bisa sukses. Padahal, di dunia ini ada lebih dari |
6 miliar manusia, yang terdiri atas berbagai macam latar belakang |
yang kompleks. Bagaimana mungkin, dan apakah patut atau me- |
madai jika mengambil sampel atau responden atas kesaksian hidup |
beberapa orang (satu, dua, atau belasan, atau paling hebat puluhan |
orang) yang sukses dengan metode tertentu, untuk diajarkan dan |
minta diterapkan oleh umat manusia secara umum agar bisa sukses. |
Ibaratnya seperti memberikan resep kepada orang yang ingin |
sukses membuat kue bolu, dengan mengatakan, |
"Telur ay am 10 |
butir, kocok, tambahkan tepung terigu dan gula secukupnya, kemudian |
panggang, selesai!" |
Jika anda mengikuti resep itu, apakah yang akan terjadi dengan |
kue bolu anda? Mengembangkah? Maniskah? Enakkah? Layak |
makankah? Atau bahkan, apakah jadi kue bolu, kue batu, atau |
kue hangus? |
Saya bisa memastikan, jika anda memang belum pernah mem- |
buat kue bolu, maka jika mengikuti resep itu, maka hasil olahan |
anda akan menjadi bukan kue bolu, alias |
gatot |
(gagal total), kecuali |
jika anda bernasib sangat baik, sehingga kebetulan mengolahnya |
secara tepat! |
Seharusnya anda perlu mencari tahu atau diberitahu dengan |
jelas dan detail, yang dimaksud dengan sepuluh butir telur ayam |
itu, pertama, ayam kampung atau ayam negeri, ukuran besar atau |
kecil, kuningnya saja atau berikut putih telurnya? Kedua, yang |
dimaksud dengan mengocok itu menggunakan apa, |
blender |
atau |
kocokan biasa, berapa lama dan sampai menjadi seperti apa ben- |
tuknya? Ketiga, yang dimaksud dengan menambahkan tepung |
dan gula secukupnya itu adalah berapa banyak, dan terigu merek |
apa atau terigu dengan kadar air berapa? Keempat, yang dimaksud |
dengan dipanggang itu menggunakan oven listrik atau gas, berapa |
5 |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
lama dan sampai menjadi bentuk apa atau beraroma wangi seperti |
apa? |
Itu adalah pertanyaan teknis yang memerlukan jawaban serta |
eksperimen untuk bisa membuat kue bolu secara layak. Belum |
lagi mencari jawaban atau solusi jika mendapatkan kue bolunya |
tidak mengembang atau bantat. |
Hanya membuat kue bolu saja kita akan menghadapi banyak |
kesulitan teknis, kegagalan, dan rasa frustrasi—jika tidak mendapat |
masukan dan bimbingan yang jujur serta memadai—apalagi jika |
ingin mencapai sukses karier atau bisnis, bagaimana mungkin kita |
tidak frustrasi jika mengandalkan resep umum? |
Saya bukan sedang ingin memojokkan para pakar dan pengajar |
kiat sukses, karena saya merupakan salah satu di antaranya, me- |
lainkan memberikan pencerahan dan kebijakan kepada anda untuk |
memahami duduk persoalan dengan benar, sehingga mempunyai |
perspektif yang benar, tentang sukses dan tentang pengajaran |
sukses. |
Sangat jarang ada orang yang mengajar dan atau membeberkan |
rahasia hidupnya dalam upaya meraih sukses secara rinci dan jujur, |
tentang bagaimana seluk-beluk dan suka-duka mereka ketika me- |
rajut kesuksesan setahap demi setahap. |
Kita perlu diberitahu, bagaimana cara memulai dan membesar- |
kan bisnis jika tanpa modal sepeser pun? Dengan apa ia mem- |
biayai operasional bisnis, apakah dengan berutang atau diberi |
hibah oleh seseorang, atau bahkan menipu uang teman? Jika ber- |
utang, kepada siapa, dengan bunga atau tidak, serta dengan agun- |
an atau tidak, mengapa demikian? Jika mendapat hibah, dari |
siapa, berapa banyak, dan mengapa? Jika menipu uang teman un- |
tuk mendapat modal, bagaimana cara menipunya, dan mengapa |
teman itu tertipu, apa reaksinya setelah tertipu, dan bagaimana |
cara ia mengatasi akibat penipuan itu, dan apakah ia berani meng- |
ungkapkan kebenaran itu dalam. kisah suksesnya? Bagaimana cara |
ia menjalankan bisnisnya berkenaan dengan perkenalan dan pen- |
jualan produknya? Bagaimana dan berapa lama ia mendapat order |
penjualan yang pertama, dan bagaimana cara ia memenuhi pesanan |
6 |
STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
itu? Bagaimana cara ia mendapatkan pesanan kedua dan selanjutnya? |
Apakah ia memulai dengan bekerja sendiri, dibantu istri atau |
anak atau teman? Apakah ia menggaji dirinya sendiri dan orang |
yang membantunya, berapa dan mengapa? Kapankah dan bagai- |
manakah cara ia mengembangkan bisnisnya? Apa sajakah kesulitan |
dan hambatan yang terjadi, dan bagaimanakah cara ia meng- |
atasinya? Bagaimanakah cara ia mengelola kehidupan pribadinya, |
keluarganya dan bisnisnya sehari-hari, serta apa saja kendala dan |
solusinya? Pernahkah ia mengalami kegagalan dan kekecewaan ke- |
tika menjalankan bisnisnya, dalam bentuk apa, seberapa sering, se- |
berapa parah, dan apa yang dilakukannya pada saat seperti itu? |
Kapan dan apakah yang dilakukannya untuk membesarkan bisnis- |
nya, dengan modal sendiri, |
partnership |
(kemitraan), atau meminjam |
uang bank? Jika dengan modal sendiri, berapa banyak dan apa |
alasannya? Jika |
partnership, |
dengan siapa, bagaimana cara ia mene- |
mukan patner tersebut, bagaimana pembagian saham dan penu- |
gasannya, serta mengapa demikian? Jika meminjam uang di bank, |
berapa banyak, dengan kolateral apa, dan dari mana ia dapatkan |
agunan tersebut, dengan persyaratan apa dan bagaimana cara ia |
memenuhinya, dengan tingkat suku bunga berapa dan berapa |
lama, serta apakah berkolusi dengan pejabat bank atau tidak untuk |
menggelembungkan nilai usahanya agar mendapat pinjaman besar? |
Apa yang terjadi kemudian setelah bisnisnya menjadi besar, |
bagaimana cara ia menangani kewajiban finansial terhadap pemasok, |
kreditor, dan karyawan, apakah lancar saja ataukah ada gejolak, |
apa dan mengapa serta bagaimana cara ia mengatasinya? Ketika |
bisnisnya menjadi besar, hal apa sajakah yang berubah dari dirinya, |
kehidupan pribadinya, keluarganya dan jaring sosialnya? Apakah |
ia menjadi pribadi yang lebih baik, dengan kondisi kesehatan |
lebih prima, atau sebaliknya? Apakah keluarganya semakin harmo- |
nis, atau menjadi berantakan? Dan seterusnya. |
Jika anda diberitahu dengan jujur dan mendetail tentang kisah |
hidup seseorang dalam meraih sukses dengan kekuatan sendiri, |
anda baru tahu bahwa kesusahan dan penderitaan yang sekarang |
anda alami adalah persoalan kecil dan belum ada apa-apanya di- |
7 |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
bandingkan dengan kesusahan dan penderitaan orang itu. Ke- |
ringat, air mata, atau bahkan darah anda belum tercurah sebanyak |
orang itu, sehingga jika anda harus mengeluarkan keringat, air |
mata, atau bahkan darah yang lebih banyak dari sekarang, adalah |
wajar dan perlu. |
Bahkan bisa saja ada sisi gelap riwayat hidup orang sukses yang |
tersembunyi dan atau disembunyikan dari publik, seperti misalnya |
cara-cara tidak etis atau haram yang mungkin dilakukannya se- |
lama berbisnis. Namun, dalam masyarakat yang materialistis dan |
hedonis seperti sekarang ini, yang memberikan penghormatan dan |
kekaguman tinggi kepada orang kaya dan sukses, maka cara se- |
seorang mencapai kesuksesan dan kekayaan akan dilupakan atau |
diabaikan orang. Bahkan orang yang dulu mencaci atau meng- |
hinanya, akan berbalik memuji dan menjadi temannya jika ia |
sudah sukses. |
Sekalipun saya berharap kita sekalian bisa meraih sukses karier |
dan bisnis secara etis dan halal, namun jangan dilupakan bahwa |
ada orang yang tidak mengindahkan norma itu, sehingga anda |
perlu memilih dan menentukan strategi yang sesuai dengan had |
nurani anda sendiri, ingat, hukum |
"You reap what you sow" |
tetap |
valid. |
Agar realistis, saya perlu memberitahu bahwa perjalanan men- |
capai sukses karier atau bisnis dengan hanya bermodalkan semangat |
dan ide, sukarnya minta ampun, melelahkan tubuh-jiwa-roh, meng- |
giriskan hati, dan sering membuat frustrasi bahkan rasa putus asa. |
Kita sering hampir berhenti dan keluar dari arena permainan; |
apalagi jika mengalami kegagalan dan jalan buntu yang sedemikian |
menekan, bagaimanapun kuatnya dan siapnya kita, tetap akan |
membuat optimisme kita berubah menjadi pesimisme, karena kita |
tidak lagi bisa melihat adanya jalan keluar atau secercah harapan. |
Jika tidak percaya, cobalah alami atau rasakan sensasinya jika |
anda harus menjalankan bisnis tanpa modal memadai, tanpa du- |
kungan siapa pun, dan tanpa sumber daya apa pun, kecuali diri |
anda, mimpi anda, produk/jasa yang prospektif, serta strategi bisnis |
yang inovatif. Apa yang terjadi ketika aktivitas penjualan anda |
8 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
belum juga mendapatkan pesanan padahal kewajiban untuk mem- |
bayar biaya kehidupan dan bisnis anda terus berjalan? Apa yang |
anda lakukan jika optimisme dan ketekunan anda tidak juga |
membuahkan hasil yang memadai setelah mencoba selama bertahun- |
tahun? Bagaimana setelah anda merasa lelah, kecewa, dan khawatir |
terhadap masa depan bisnis anda, ditambah dengan problema |
rumah tangga yang terus memburuk keadaannya karena pasangan |
hidup dan anak-anak anda merasa tidak puas atas perlakuan anda |
kepada mereka, yaitu tidak memberikan materi dan kualitas hu- |
bungan yang memadai akibat sumber daya dan energi anda habis |
dicurahkan untuk membangun bisnis yang tidak kunjung sukses? |
Apakah yang akan terus anda lakukan jika anda hanya mempunyai |
harapan, semangat, dan kerja keras bahwa suatu hari anda akan |
sukses, padahal di satu sisi, istri dan anak-anak anda tidak mem- |
percayai mimpi dan upaya anda, karena telah bosan menunggu |
dan dijanjikan pepesan kosong yang tidak pernah terwujud? Ba- |
gaimana jika diperparah dengan istri anda merongrong minta |
cerai, dan bank akan segera menyita rumah atau mobil anda |
karena tidak mampu lagi membayar angsuran kredit? |
Apakah anda tetap mempunyai kemampuan dan kemauan untuk |
bertahan dan terus berjuang, ataukah anda akan berhenti? Apakah |
anda akan stess dan mencari pelarian diri semu melalui narkoba |
atau kesenangan sesaat lainnya, atau anda tetap tegar menghadapi |
semua kesulitan dan berupaya mati-matian untuk mengatasinya? |
Saya tidak tahu apa yang akan anda jawab atau lakukan jika |
kejadian itu menimpa diri anda, namun satu hal yang ingin saya |
tekankan: Itulah kira-kira hal atau kejadian yang berkemungkinan |
besar menimpa kehidupan anda jika hendak meraih sukses besar |
dalam karier—apalagi bisnis, dengan modal yang minim, dan |
tanpa dukungan siapa pun. |
Saya memberitahu hal pahit namun faktual yang biasa terjadi |
dalam kehidupan pejuang sukses, yang ceritanya mungkin tidak |
diungkapkannya kepada anda, entah karena malu, entah karena |
mereka tidak mau membuat anda takut. Persis seperti ibu yang |
memberitahu anaknya yang sedang hamil dan takut terhadap proses |
9 |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
melahirkan, |
"Ah, enggak usah takut, melahirkan itu cuma seperti orang |
mau kentut, perut sedikit mules, dan prul tiba-tiba anak kita lahir!" |
Anda boleh percaya boleh tidak terhadap cerita ibu itu, namun |
saya perlu sampaikan hal-hal umum dan buruk yang sering terjadi, |
bahwa hidup itu tidak seindah puisi. Sama seperti proses persalinan, |
perjalanan meraih sukses karier dan bisnis kira-kira seperti itu, |
namun yang dimaksud dengan |
'perut sedikit mules dan prul tiba-tiba |
anak kita lahir' |
itu bisa memakan waktu yang terasa sangat lama, |
membuat keringat dan gigi anda gemeretak menahan sakit, dan |
jika tidak tahan anda bisa pingsan atau koma, bahkan yang lebih |
buruk, anda bisa mati, dan bayi anda bisa mati, dan bahkan kalian |
bisa mati! |
Nah, pertanyaan saya: Apakah anda tetap mau melanjutkan |
membaca buku ini? Apakah anda sanggup membayar harga ke- |
suksesan anda itu? |
Jika jawaban anda ialah |
"Ya", |
bagus. |
Saya memberitahukan hal yang buruk agar anda siap secara |
mental, dan menyadari bahwa |
"Kota Roma tidak dibangun dalam |
sehari". |
Dan jika saya juga memberitahukan hal yang baik, serta |
cara lebih mudah untuk anda mencapai sukses, hal itu tidak |
membuat anda lengah atau takabur. |
Faktor kedua yang sering dikatakan orang sebagai kunci sukses |
ialah iman dan pertolongan Tuhan dalam mencapai sukses. Dika- |
takannya bahwa Tuhan telah memberkati hidupnya sehingga segala |
sesuatu berjalan lancar dan segala keinginannya tercapai dengan |
mudah dan nyaris seperti mukjizat. |
Juga diajarkan bahwa jika mengalami kesulitan atau penderitaan |
atau jalan buntu, janganlah putus asa, melainkan serahkanlah diri |
anda kepada Tuhan, maka la akan bertindak dan membuka jalan. |
Pengalaman hidup dan realita yang terjadi secara umum se- |
sungguhnya tidaklah seperti yang dikhotbahkan orang, yang di- |
saksikan bahwa Tuhan secara aktif dan nyata membantu seseorang |
untuk sukses dan mengatasi persoalan. Bukannya saya tidak per- |
caya bahwa hal itu tidak pernah terjadi, atau bahwa Tuhan tidak |
bisa membantu kita atau hal sejenisnya. Saya percaya bahwa hal |
10 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
itu bisa saja terjadi. Namun itu bukanlah suatu kejadian umum |
dan wajar atau yang bisa kita ikuti jalannya agar juga terjadi |
dalam kehidupan kita, itu adalah kekecualian. |
Menurut saya, Tuhan dan keberadaan atau aktivitas-Nya bersifat |
rohani, yaitu berkenaan dengan pengembangan pribadi dan urusan |
spiritual serta akhirat, bersifat subjektif dan immaterial, sehingga |
tidak bisa dibuktikan karena tidak terstruktur. Jadi jika seseorang |
mengatakan bahwa Tuhan telah menolongnya dalam mengatasi |
kesulitan hidup dan memberikannya kesuksesan karier atau bisnis, |
hal itu artinya bukan Tuhan secara spesifik dan nyata benar- |
benar memberikan pertolongan kepada orang itu, namun ke- |
percayaan orang itu kepada Tuhan telah membuatnya merasa |
lebih yakin dan lebih kuat dalam mengatasi kesulitan hidup |
serta mencapai sukses. Atau dengan kata lain, Tuhan telah mem- |
berikan ide tentang jalan keluar dan telah memberikan ide akan |
kekuatan dan pertolonganNya dalam kehidupan orang yang per- |
caya, sehingga sebagai akibatnya apa yang dipercayai orang itu |
menjadi kenyataan. |
Bagi orang beriman, penjelasan saya itu diartikan sebagai per- |
tolongan Tuhan, sedangkan bagi orang yang memahami potensi |
kemanusiaan, hal itu adalah |
'self fulfilling prophecy' |
yang diakibatkan |
oleh kekuatan pikiran bawah sadar seseorang terhadap potensi |
suksesnya. |
Saya mengatakan ini berdasarkan pengalaman dan pengamatan |
serta akal sehat, bahwa urusan karier dan bisnis harus ditangani |
secara |
business-like |
dan kompetensi, sedangkan urusan Tuhan adalah |
berkenaan dengan kerohanian, moral, dan akhirat. Karenanya, jika |
kita salah kaprah dalam menangani persoalan, atau mencampur- |
adukkan hal agama, ketuhanan dengan bisnis, maka hasilnya akan |
kusut. |
Dengan menyampaikan hal ini saya tidak bermaksud untuk |
meragukan kebenaran pengajaran beberapa orang yang telah sukses |
karena faktor agama atau Tuhan, melainkan mengingatkan anda |
bahwa hal itu memerlukan interpretasi khusus, dan belum tentu |
anda pun bisa mendapat hasil yang sama. |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 11 |
Menurut saya, profit bisnis tidak akan naik dengan hanya |
didoakan dan bahkan dipuasakan, melainkan perlu di manajemeni |
secara meritokratis, agar bisnis anda beroperasi dengan biaya rendah, |
dan mampu memberikan produk/jasa yang manfaatnya lebih besar |
daripada nilai uang pembeli dan dari kompetisi secara meyakinkan. |
Saya perlu membahas hal ini karena telah banyak saya lihat |
rekan pengusaha dan profesional yang bisnis dan kariernya bantut |
bahkan ambruk karena terlalu banyak menghabiskan waktu untuk |
aktivitas kerohanian, dibandingkan dengan berpikir dan bekerja. |
Mereka berkepercayaan bahwa jika mereka |
take-care |
terhadap urusan |
ketuhanan, maka Tuhan akan |
take-care |
terhadap urusan bisnis dan |
karier mereka. Namun, begitu hasil akhirnya tidak seperti yang |
mereka harapkan—bahkan ada yang menjadi sangat buruk—mereka |
berbalik kecewa dan membenci Tuhan, karena dituduh ingkar |
janji atau tidak ingat budi. |
Saya geli mendengarnya karena menurut saya yang salah bukan |
Tuhan atau agama, melainkan manusia yang mengajarkan dan |
menerapkan metode yang tidak logis. |
Jika semua persoalan bisa selesai hanya dengan doa dan puasa |
atau iman, maka bumi ini telah menjadi Firdaus. Tidak ada lagi |
penyakit, kemalangan, penderitaan, kemiskinan, kecelakaan, ke- |
jahatan, atau kebangkrutan bisnis, bukankah demikian? |
Menurut saya, relevansi peranan agama dan Tuhan terhadap |
sukses karier dan bisnis adalah karena |
'applied faith', |
yaitu orang |
yang bukan hanya mengaku percaya kepada Tuhan, melainkan |
sungguh hidup dan berperilaku sebagaimana ajaran agamanya. |
Karena |
'applied faith' |
akan membentuk moral dan karakter orang |
yang positif, yang baik, yang jujur, yang tabah dan yang penuh |
pengharapan akan hasil positif. Karakter dan perilaku positif itulah |
yang akan memudahkannya mencapai kesuksesan dalam karier |
maupun bisnis. |
Dengan kata lain, jika ada orang yang sanggup memiliki perilaku |
dan karakter yang seperti itu, sekalipun tanpa agama, mereka juga |
bisa sukses; sebaliknya, sekalipun orang mengaku beragama dan |
bertuhan, namun jika perilakunya tidak kondusif terhadap sukses, |
12 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
maka pengakuannya itu tidak berarti dan tidak akan menghasilkan |
kesuksesan. Itulah salah satu jawaban mengapa banyak |
'Free Thinker |
(orang yang tidak mau terikat kepada ajaran agama), Komunis |
atau bahkan Atheis, yang tetap bisa sukses dan hidup berbahagia, |
mengapa? Karena |
"Success follows attitude!" |
Camkanlah bahwa segala sesuatu di atas muka bumi ini ada |
aturan main dan hukumnya masing-masing. Alam mempunyai |
hukumnya sendiri, seperti misalnya hukum gravitasi; ia tidak |
peduli apakah anda percaya kepada hukum itu atau tidak, jika |
anda melompat dari gedung berlantai tiga, maka anda akan jatuh |
ke bawah karena daya tarik bumi dengan akibat tulang anda |
patah, atau bahkan kepala anda pecah! |
Agama dan ketuhanan mempunyai hukum rohani, yang berhu- |
bungan dengan interrelasi sesama manusia dengan Tuhan, kehi- |
dupan sekarang dan akhirat, yang jika dilanggar, akan mendapat |
hukuman moril, seperti hati nurani yang merasa bersalah. Demikian |
juga bisnis mempunyai hukumnya sendiri seperti pepatah, |
"Busi- |
ness is business", |
sehingga jika produk/jasa anda tidak kompetitif, |
mahal dan buruk dibandingkan kompetitor, maka tidak peduli |
seberapa saleh anda menjalankan hukum agama, bisnis anda tidak |
akan tertolong, karena telah melanggar hukum bisnis. |
Maaf saja, saya pribadi agak malas bahkan sedikit curiga jika |
berurusan dengan profesional atau pengusaha yang terlalu rohani, |
sehingga di hampir setiap beberapa kata diselingi dengan ucapan |
seperti, |
"Ya, jika Tuhan menghendaki", |
atau |
"Semua karena kebaikan |
Tuhan, bukan karena kemampuan saya", |
atau |
"Saya tidak berani |
memastikan, agar tidak mendahului kehendak Tuhan", |
atau, |
"Semua |
keberhasilan saya karena doa", |
atau |
"Saya tidak mau mengandalkan |
pikiran dan kemampuan saya sendiri", |
atau |
"Saya tidak bisa menjawab |
sekarang, karena perlu saya doakan dulu dan menunggu jawaban Tuhan", |
dan sejenisnya. |
Saya malas berhubungan dengan orang seperti itu karena tidak |
bisa mendapatkan kepastian dan jawaban yang logis pragmatis |
serta manusiawi. Mereka lihai. Dengan melemparkan semua urusan |
kepada Tuhan, maka jika terjadi suatu kesalahan atau kegagalan, |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 13 |
mereka pun bisa melemparkan tanggung jawab ke langit! Dan |
saya sedikit curiga kepada mereka karena jangan-jangan mereka |
benar bahwa apa yang mereka peroleh selama ini bukanlah hasil |
pikiran dan kerja keras mereka sendiri, melainkan karena faktor |
X, sehingga tidak bisa disebut sebagai bukti kompetensi dan |
track-record, |
karena siapa tahu, jika mereka tidak mendapat ilham |
lagi, maka kinerjanya akan payah. |
Lebih parah lagi jika kata-kata manis mereka hanyalah suatu |
manipulasi citra untuk menyelubungi sesuatu yang entah apa, se- |
perti kata pepatah, |
"When it sounds too good to be true, possibly it is!" |
Saudaraku, hendaknya jangan salah paham terhadap saya. Bu- |
kanlah maksud saya hendak melecehkan perilaku orang ataupun |
agama, melainkan sedang menjabarkan fakta yang selama ini dise- |
lubungi misteri kemunafikan dan kenaifan. Saya ingin kita sekalian |
berpikiran dan berhati nurani jernih, agar kita bisa melihat dan |
mendengar suara kebenaran dengan benar. |
Saya ingin menekankan bahwa kita sangat memerlukan agama |
dan Tuhan, bukan hanya untuk urusan karier atau bisnis, melainkan |
juga untuk semua aspek kehidupan; namun yang saya maksud |
bukanlah agama atau kepercayaan KTP (kartu tanda penduduk) |
yang besar di mulut kecil di teladan, yang menjadikan agama se- |
bagai sumber konflik dan keonaran, atau 'kendaraan politik' untuk |
mencapai tujuan materialistik dan hedonistik; melainkan aclalah |
'applied faith'. |
Seperti ada tertulis, bahwa |
"Iman tanpa perbuatan adalah mati!", |
maka yang saya kritik adalah orang yang mengaku beriman, namun |
yang perbuatannya tidak sesuai dengan substansi kepercayaannya. |
Logikanya, bagi orang yang percaya kepada Tuhan, harusnya |
akan bisa lebih sukses dibandingkan dengan orang yang tidak |
percaya, mengapa? Jika seseorang dapat sukses dengan mengan- |
dalkan kekuatannya sendiri yang relatif kecil dan terbatas, apalagi |
bagi kita yang mengandalkan Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha |
Besar? Bukankah seyogianya kita harus bisa melakukan perkara- |
perkara yang luar biasa besar dan meraih sukses spektakuler? |
Bukankah kita percaya bahwa Allah Yang Maha Hadir dan Maha |
14 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
Pengasih akan menyertai kita senantiasa? Bukankah Bagi Allah, |
dan bagi orang yang percaya kepadaNYA, |
"Tidak ada barang sesuatu |
yang mustahil!?" |
Berarti saudaraku, hendaknya anda mengerti bahwa saya percaya |
dan mengajarkan anda untuk percaya, bahwa |
'applied faith' |
adalah |
mutlak perlu dan berguna. Saya tidak layak dan tidak mau menjadi |
manusia yang arogan, apalagi menadirkan kuasa Tuhan, karena |
saya paham betul bahwa kita memerlukan Tuhan; namun yang |
saya sedang ajarkan ialah agar kita tidak salah kaprah, menganggap |
beragama identik dengan bertuhan, dan memanajemeni bisnis sama |
seperti kita memanajemeni organisasi agama. |
2 |
PIKIRAN, KARAKTER, |
DAN SUKSES |
alam setiap interrelasi saya dengan banyak orang selama |
menjadi penulis dan pelatih program pengembangan sukses |
pribadi maupun bisnis, saya menemukan bahwa faktor vital dan |
dominan yang menentukan kualitas hidup seseorang maupun bisnis |
adalah masalah sikap mental dan karakter manusia. |
Dalam skala mikro, itu menunjuk kepada karakter perseorangan, |
yang jika dalam bisnis berarti adalah para pemain bisnisnya (kar- |
yawan dan pengusaha), dan dalam skala makro adalah karakter |
masyarakat atau bangsa. |
Sekalipun dipercayai oleh banyak orang bahwa karakter individu |
ataupun suatu bangsa ditentukan oleh 'langit' atau nasib, sehingga |
kita tidak bisa memilih dan tidak bisa berbuat apa-apa terhadap |
kondisi yang |
predetermined (given) |
seperti itu, namun kalau kita |
berani introspeksi dan menelaah esensi, maka akan kita temukan |
bahwa bukan itu masalahnya. Nasib hanyalah 'kambing hitam' |
atau bahkan 'berhala' yang diciptakan oleh orang untuk mentolerir |
ketidakmampuan dan ketidakmauannya untuk mengubah kualitas |
kehidupannya dengan perjuangan dan pengorbanan. Dengan me- |
lontarkan alasan 'nasib' maka ia/mereka bisa merasa tenang dan |
tanpa perasaan bersalah menjalani kehidupan yang ala kadarnya, |
jauh dari berkualitas, apalagi berguna. |
Banyak orang hidup seperti layaknya tumbuh-tumbuhan atau |
(maaf) hewan. Mereka lahir, dibesarkan, bersekolah, bekerja, me- |
nikah, beranak, bercucu, tua, dan mati. |
Semua itu berjalan secara otomatis dan naluriah, tanpa banyak |
menggunakan pemikiran, apalagi strategi. Jika mampu bersekolah, |
bagus, karena anak lain pun bersekolah. Jika tidak mampu berse- |
16 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
kolah, ya sudah, karena anak lain pun tidak bersekolah. Mereka |
tidak tahu untuk apa bersekolah, sehingga tidak belajar dan diajar |
secara serius agar menjadi pelajar berprestasi di sekolahnya. Bagi |
mereka, yang penting bersekolah. Jika diperlukan tawuran pada |
waktu bersekolah, ya ikut meramaikan. Jika |
di-drop-out |
karena |
kenakalannya atau kebodohannya, ya sudah. |
Jika mampu bekerja, bagus, karena orang lain pun bekerja. Jika |
tidak mendapat pekerjaan, ya sudah, orang lain pun banyak yang |
menganggur. Jika bisa menikah bagus, karena orang lain pun |
menikah, demikian seterusnya, sampai ajal menjemput. |
Dan karena alasan itu dipercayai dan diterapkan oleh banyak |
orang, maka hal itu telah menjadi mitos dan budaya, yang dalam |
skala makro dinamakan budaya bangsa. |
Akibat dari budaya dan mitos itu, maka generasi masyarakat |
selanjutnya tanpa disadari dan tanpa pemikiran kritis telah me- |
nerima didikan dan kepercayaan yang serupa, dan menganggapnya |
sebagai kebenaran, sehingga tidaklah mengherankan jika di mana |
pun kita berada atau pergi, selama masih di lingkungan makro |
yang sama, kita akan menemukan |
belief systems |
dan karakter yang |
seragam atau nyaris sama dari masyarakatnya. |
"As a man thinketh in his heart, so is he" |
bukanlah sekadar kata |
mutiara, melainkan sungguh mempengaruhi seluruh kehidupan |
manusia, karena kita memang hanya akan menjadi sebagaimana |
yang bisa kita pikirkan. Karena pikiran akan mempengaruhi dan |
membentuk karakter. Dan karakter akan mempengaruhi dan |
membentuk kehidupan kita. |
Ibarat sebuah pohon yang tumbuh karena adanya benih, demi- |
kian juga setiap perbuatan manusia timbul akibat 'benih tersem- |
bunyi' yang adalah pikiran, dan tidak mungkin ada perilaku tanpa |
berasal dari pikiran, apakah itu adalah perbuatan yang mengaki- |
batkan kegembiraan atau penderitaan, kesuksesan atau kegagalan, |
semua itu adalah buah yang harus dituai orang karena bentuk |
pikirannya. |
Jadi kehidupan seseorang dibentuk oleh dirinya sendiri, yaitu |
oleh bentuk dan kualitas pikirannya. Jika pikirannya benar dan |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 17 |
mulia, maka manusia akan mempunyai kualitas hidup yang ilahi. |
Sebaliknya jika pikirannya salah dan rendah, maka manusia akan |
turun derajatnya sampai ke tabiat hewani. |
Di antara kedua ekstrem itulah biasanya karakter seseorang |
berada, dan kita adalah pembuat sekaligus majikan atas pikiran, |
pembentuk karakter, lingkungan, dan nasib kita sendiri. |
Jadi, sekalipun dalam keadaan yang lemah dan buruk, kita |
adalah tetap sebagai tuan atas kehidupan kita sendiri, namun |
sebagai tuan yang bodoh, yang tidak bisa mengatur 'rumah tangga' |
kehidupan sendiri. |
Hanya dengan menyadari hukum pikiran, menganalisis diri |
sendiri secara saksama, dan mau memperjuangkan nasibnya sendiri |
secara aktif, dengan sabar dan tekun, maka seseorang bisa menjadi |
pribacli yang berkarakter sukses. |
Pikiran manusia ibaratnya seperti sebuah taman, yang bisa dikelola |
secara cerdas dengan menaburkan benih tanaman yang berguna dan |
sesuai harapan, atau dibiarkan liar tidak terurus. Apa pun pilihan |
kita, apakah mengurus atau menelantarkan, semuanya akan |
membuahkan hasil, apakah tanaman berguna, ataukah huma ilalang. |
Jika anda ingin mengelolanya dengan baik, maka anda harus |
melakukan dua hal penting yaitu pertama, menanam benih yang |
baik serta menjaganya agar tumbuh subur dan terhindar dari |
serangan hama penyakit; hal kedua, anda harus terus-menerus |
memantau dan menghalau ilalang atau huma yang tumbuh di area |
taman anda, agar mereka tidak menghabiskan unsur hara yang |
diperlukan oleh tanaman yang anda inginkan. |
Jadi, karena pikiran dan karakter itu satu hal yang mempenga- |
ruhi hasil, maka kita boleh dan logis jika menilai kualitas pikiran |
seseorang dari karakter dan kualitas hidupnya. Seseorang yang |
sukses, seyogianya mempunyai karakter dan pikiran yang juga |
sukses, sedangkan orang yang gagal, seyogjanya mempunyai ka- |
rakter dan pikiran yang gagal dikelola. Ini adalah persoalan penge- |
tahuan dan pengalaman serta perbuatan manusia itu sendiri, dan |
bukan urusan nasib, langit, Tuhan, setan, lingkungan atau manu- |
sia lain. |
18 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
Dengan premis ini, kita bisa berlanjut bahwa manusia tidak |
menarik sesuatu hal yang mereka inginkan, melainkan apa yang |
serupa dengan mereka, maksudnya, kita tidak akan bisa menarik |
kesuksesan dan kekayaan hanya karena kita menginginkan hal itu, |
apabila kita bukanlah orang yang tepat untuk kesuksesan dan |
kekayaan, sama seperti bunga mawar tidak akan tumbuh pada |
batang ilalang liar. |
Demikian pula sebaliknya, adalah logis jika kita merasa yakin |
bahwa tanaman mawar kita akan menghasilkan bunga mawar pada |
waktunya, dan bukan ilalang atau onak duri. |
Itulah alasan mengapa banyak ajaran |
Positive Thinking |
dan |
Suc- |
cess Strategy |
atau doa puasa kepada Allah sepertinya bantut dan |
tidak membuahkan hasil jika dilakukan oleh orang yang tidak |
kondusif terhadap sukses. |
Mudahnya: bukan doanya, dan bukan kepada siapa berdoanya, |
melainkan siapa yang berdoa, dan apa yang didoakan, itulah yang |
akan menentukan hasilnya. |
Sebagai contoh, jika anda adalah karyawan yang ingin mem- |
punyai taraf kehidupan yang lebih baik, seperti mempunyai rumah, |
mobil, dan gengsi yang baik, yang anda ketahui hanya bisa terjadi |
jika anda mempunyai posisi karier dan gaji yang lebih tinggi dari |
sekarang; anda sangat menginginkan promosi karier dan pening- |
katan gaji itu agar impian anda terwujud, namun anda tidak |
bersedia memberikan manfaat dan produktivitas yang lebih besar |
kepada majikan atau perusahaan anda—apakah karena anda tidak |
kompeten, ataukah karena anda tidak bersedia memberi terlebih |
dahulu sebelum menerima—maka seberapa besar pun keinginan |
anda, hal itu secara logis seperti yang kita bahas tentang hukum |
pikiran, hanyalah |
'wishful thinking. |
Atau contoh lainnya, jika anda adalah pengusaha atau pimpinan |
perusahaan yang menginginkan agar semua karyawan anda mem- |
berikan kontribusi dan partisipasi manfaat yang lebih besar dan |
lebih baik kepada perusahaan, agar kinerja bisnis anda meningkat, |
lebih mampulaba dan mamputumbuh; namun anda tidak bersedia |
memberikan pelatihan kepada karyawan agar kemampuan dan |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR |
19 |
motivasinya meningkat. Juga anda tidak bersedia merancang sistem |
kompensasi meritokratis yang memberikan penghargaan lebih ke- |
pada karyawan yang berprestasi, malahan anda melakukan upaya- |
upaya pemotongan penghasilan karyawan melalui pembuatan per- |
aturan yang tidak adil, sehingga menimbulkan suasana kerja yang |
demotivatif. Apakah anda akan berhasil? |
No way\ |
Saya memberikan ilustrasi di atas untuk meyakinkan anda bahwa |
kita adalah penyebab dari peristiwa atau kondisi lingkungan (se- |
kalipun banyak di antaranya yang terjadi tanpa disadari terlebih |
dahulu), agar kita mempunyai persamaan |
mindset, |
dan memudahkan |
saya dalam membantu anda meraih kesuksesan karier atau bisnis |
seperti yang anda inginkan, secara benar, memuaskan, dan ber- |
manfaat bagi banyak orang. |
Pikiran dan perbuatan yang baik tidak pernah akan menghasilkan |
hal buruk. Kerajinan, inisiatif, kejujuran, kompetensi, produktivitas, |
akan menghasilkan prestasi dan promosi karier atau kesuksesan |
bisnis; dan pikiran serta perbuatan yang buruk tidak pernah akan |
menghasilkan hal baik. Kemalasan, egois, kepicikan, kecurangan, |
kebodohan, iktikad jahat, hanya akan membuahkan kegagalan |
karier atau bisnis. Sehingga bagi orang munafik atau degil, yang |
berupaya menuai bunga mawar dari ilalang, ibaratnya seperti |
mendandani pusara dan memugarnya sedemikian rupa agar tampak |
indah, dan melupakan esensi bahwa kuburan ialah kuburan, tidak |
peduli bagaimanapun tampak luarnya, isinya tetap sama, mayat |
atau tulang belulang orang mati! |
Apakah Anda Berpotensi Sukses? |
Di dalam diri anda tersedia |
power |
untuk mencapai apa saja yang |
anda inginkan, tapi hal itu tidak akan terjadi jika anda tidak mem- |
punyai hasrat yang kuat terhadap suatu tujuan. Janganlah bodohi |
diri anda sendiri dengan berkompromi untuk mencapai sesuatu ku- |
rang dari 100% pencapaian hasil, yakni kesediaan untuk memulai |
tapi tidak berani untuk mengakhirinya sampai tuntas, percuma! |
Semua orang memerlukan umpan balik atas setiap kinerjanya. |
Lagi pula, apa enaknya dan apa bangganya, jika anda mencapai |
20 STRATEGI SUKSES MENGELOLA KARIER DAN BISNIS |
sesuatu yang tidak ada seorang pun peduli, sehingga adalah perlu |
untuk menetapkan dan mencapai tujuan yang cukup berharga |
sehingga memberi kesempatan kepada orang lain untuk memuji |
keberhasilan anda dan turut senang menikmati hasilnya bersama |
anda, dan nikmatilah sensasi kemenangan itu. |
Tetapkanlah tujuan yang cukup besar namun tetap dapat anda |
capai. Pilahlah tujuan itu menjadi beberapa bagian yang dapat |
anda kerjakan dan capai hasilnya setiap hari, setiap bulan dan |
setiap tahun. Tetapkan tujuan untuk sukses, yakni sukses-sukses |
kecil dan juga sukses yang lebih besar. Dan nikmatilah sensasi |
kepuasannya dalam setiap peristiwa, untuk membuat anda tetap |
bersemangat dan percaya diri. |
Yang terpenting ialah agar anda bisa menetapkan target yang |
bisa segera anda mulai sejak sekarang, dan pikirkanlah diri anda |
meraih sukses-sukses itu dalam setiap perjalanan hidup anda, yang |
pasti akan terwujud selama anda konsisten melaksanakan pen- |
capaiannya tanpa kompromi dan tanpa pasang-surut semangat. |
Jadi, bisakah anda melihat bagaimana akan jadinya diri dan |
kehidupan anda setahun dari sekarang? Dapatkah anda membuat |
keputusan dan komitmen untuk menjadi pribadi yang sukses |
seperti yang anda idam-idamkan? |
Jika ya, berarti anda memang sungguh mempunyai potensi dan |
kuasa untuk mencapai apa saja yang anda inginkan. |
Kekuatan Citra Diri |
Memvisualisasikan diri anda sedang dalam keadaan sukses mencapai |
tujuan hidup anda adalah semacam tambahan energi untuk |
mencapai keinginan anda. Sebab jika anda telah bisa membayangkan |
diri anda sudah dalam keadaan sukses, anda dapat menjadikannya |
kenyataan, karena hal itu akan memberi kemampuan dan dorongan |
semangat ketika menghadapi berbagai rintangan. |
Maafkanlah diri anda sendiri, sebagaimana yang anda ingin |
orang lain juga memaafkannya atas berbagai kesalahan yang anda |
lakukan selama memperjuangkan sukses. Yakinkan diri anda bahwa |
PERSPEKTIF DAN KIAT SUKSES YANG BENAR 21 |
kesalahan adalah suatu proses belajar untuk menjadi lebih baik, |
dan bahwa kegagalan hanyalah sukses yang tertunda. Biarkanlah |
segala perasaan cemas dan ketakutan pergi dari pikiran anda. Dan |
jangan terpaku kepada hari kemarin. Angkatlah wajah anda dan |
tataplah ke arah depan. |
Sekalipun saran saya ini lebih |
mudah |
cliucapkan daripada |
dilakukan, namun anda memang harus mampu menyiasati ke- |
adaan negatif dan mengubahnya menjadi hal positif, jika anda |
tidak mau benar-benar merasa gagal dan berhenti berjuang. |
Apakah anda takut kepada kemiskinan, atau kegagalan mencapai |
tujuan, atau tidak mampu membeli mobil atau rumah idaman |
anda, atau menjadi bangkrut jika berhenti bekerja? Maka ubahlah |
ketakutan itu menjadi tujuan positif untuk mendapatkan keamanan |
finansial. |
Apakah orang-orang membuat anda cemas, dan membuat anda |
merasa rendah diri, karena tidak sebagus orang lain? Maka ubahlah |
kecemasan itu menjadi tujuan positif. Jangan khawatir, setiap |
orang pasti mempunyai kelemahan dan perasaan inferior pada |
intensitas tertentu. Jika anda merasa diri anda tidak menank, |
janganlah terpana oleh persepsi itu, karena jika clibiarkan, maka |
pikiran anda akan mewujudkannya menjadi realita. Ubahlah cara |
berpikir anda, maka hal itu akan mengubah perilaku anda. Dalam |
banyak kasus, pikiran negatiflah yang menjadi kendala utama |
terhadap pencapaian sukses karena memaku seseorang pada kehi- |
dupan yang buruk dan gagal. |
Teruslah bergerak maju. Beranilah mengambil risiko. Jika untuk |
sukses diperlukan kepindahan ke kota lain atau ke bidang pekerjaan |
lain, lakukanlah. Jadilah pribadi yang pro-aktif dan partisipatif, |
maka segera anda bertumbuh menjadi orang yang mempunyai |
citra sukses. |